Ranjau Cinta |39| |The Photography Exhibition|

13.5K 904 57
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Gabriel Wagner's Photography Exhibition - Du bist mein Ein und Alles

Ketika membaca tulisan yang sangat indah itu, Olivia mengernyit. Du bist mein Ein und Alles? Bagaimana cara membacanya? Apa artinya?

Rasa penasaran memenuhi diri wanita yang menggenakan gaun merah itu. Gabriel sama sekali tidak bilang apapun terkait pameran fotografinya ini, selain meminta Olivia dan Rafael untuk hadir, tanpa Gabriel. Ya, Gabriel datang terpisah. Sungguh menambah keheranan Olivia.

"Bentar, El," ucap Olivia sebelum melepas gandingan putranya yang semakin tampan dalam balutan setelan jas.

Olivia mengambil ponselnya dari tas tangannya. Ia hendak mencari arti judul pameran tunggal Gabriel ini. Namun urung karena sebuah tangan menahannya.

Annie Wagner berdiri di sebelah Olivia. "Tahan rasa penasaranmu, Schatz," ucapnya sambil tersenyum manis.

Olivia menurunkan ponselnya. Ia menunduk sekilas dengan sopan. "Selamat malam, Aunty, Uncle," sapanya pada Annie, sekaligus John yang berada di sebelah Annie.

"Rafael!" Gloria berlari dari belakang John dan Annie lalu berjongkok di depan Rafael.

Gloria mendongak, melemparkan senyuman pada Olivia. "Hai, Sist. Sebenarnya kami tahu apa arti judulnya, tapi lebih baik Gabe yang memberitahumu sendiri."

John tersenyum penuh arti. "Sabarlah, Olivia."

Sebuah senyum tercipta di wajah Olivia. "Baiklah," sahutnya sembari memasukkan ponselnya kembali.

Dengan tangan menggandeng Rafael, Gloria berdiri. "Kami akan mengajak Rafael berkeliling, Olivia."

Masih dengan senyum di wajahnya, Annie mengusap punggung Olivia. "Nikmati pameran ini perlahan, Schatz."

Olivia tersenyum dan melambaikan tangannya saat Rafael dan keluarga Gabriel menjauh.

Sebelum melangkah, John menepuk bahu Olivia. "Hope you love and enjoy this, Daughter in law."

Daughter in law? Olivia merinding. Gabriel dan dirinya memang sudah merencanakan pernikahan, bahkan segala yang terkandung di dalamnya. Tapi, mendengar panggilan itu dari ayah Gabriel masih sukses membuat Olivia menegang tidak percaya.

Kaki yang dibalut high heels dua belas sentimeter itu melangkah. Wanita dengan rambut yang ditata ke atas itu menunjukkan undangan yang entah kenapa membuat staf di situ sedikit terkejut.

Emang ada yang berbeda dengan undanganku? Atau pakaianku?

Secara spontan, Olivia menyusuri dirinya. Gaun merah press body dengan panjang hingga menyapu lantai yang membalut dirinya tidak terlalu ketat, terbuka, maupun tertutup. Tidak terlalu sederhana atau terlalu ramai juga. High heels hitam, clutch hitam, sebuah gelang sederhana, dan kalung yang dipasangkan Gabriel di lehernya juga tidak berlebihan.

Make up dan rambutku juga tidak berlebihan maupun kekurangan.

"Anda sangat cantik, Miss. Silakan."

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang