Ranjau Cinta |10| |The Way|

16.4K 1.2K 20
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Gabriel memarkir Ferrarinya dengan sempurna di parkiran basement Thuis Hotel yang cukup sepi.

Setelah Gabriel mematikan mobilnya, Olivia hendak membuka pintu mobil hitam tersebut.

"Wait," sela Gabriel sebelum melangkah turun.

Netra Olivia mengikuti pergerakan Gabriel. Pria itu mengitari mobil sportnya sebelum membuka pintu untuk Olivia.

Olivia berusaha menetralkan ekspresi serta detak jantungnya yang semakin meningkat. "Thank you," ucapnya sambil turun dari mobil Gabriel.

Olivia meneguk ludahnya sendiri karena ia dan Gabriel berdiri sangat dekat. Gabriel tidak melangkah mundur meskipun Olivia sudah berdiri menjulang tepat di hadapannya.

Sembari berusaha tidak mengalihkan tatapannya agar tidak terlihat gugup, Olivia menggigit bibir dalamnya. Bukannya semakin tenang, jantungnya malah semakin berdetak tidak karuan, terlebih mengingat ia dan Gabriel berpelukan cukup lama saat di pantai tadi.

Suasana yang menenangkan, angin yang berhembus, derai ombak, sekaligus Gabriel dan kata-katanya. Ditambah dekapan hangat Gabriel yang membuat Olivia merasa tenang dan lengkap. Shit, hentikan Olivia!

"Sampai kapan kamu mau menghalangi langkahku, Gabriel?" tanya Olivia dengan suara yang ia usahakan terdengar biasa. Namun, jujur, usahanya gagal, ada kegugupan di suaranya.

Bukannya menyingir, senyum Gabriel melebar. Mata birunya bergerak menatap kaki Olivia, lebih tepatnya alas kaki wanita itu. "Kamu mau memakai sandalku untuk bekerja?"

Mata Olivia sontak melebar. Ia mengikuti arah tatapan Gabriel. Seketika, Olivia meringis dan mengalihkan tatapan dengan gugup. Astaga Olivia, sadarlah! Di mana otakmu? Apa yang kamu pikirkan sampai dirimu mau memakai sandal Gabriel ke dalam hotel?!

Masih dengan senyum penuh arti di wajahnya, Gabriel hendak bergerak ke belakang Olivia. "Aku ambilkan high heelsmu."

Olivia menggeleng seraya menahan bahu lebar Gabriel. "Tidak, aku saja."

Pergerakan Gabriel terhenti. Ia menatap tangan Olivia yang berada di bahunya dan otomatis senyumnya kembali melebar.

Mengikuti arah tatapan Gabriel, Olivia langsung menarik tangannya. Ia berdeham pelan sebelum mengambil high heelsnya dan memakainya.

"Terima kasih untuk sandalmu," ucap Olivia seraya mengambil sandal jepit Gabriel dan memasukkannya ke dalam mobil.

Namun, saat hendak mengeluarkan sebagian dirinya dari mobil, kepala Olivia terbentur atap mobil sport Gabriel. Ringisan langsung lolos dari mulut wanita yang memakai blazer hitam tersebut.

"Olivia." Tanpa menunggu, Gabriel menarik Olivia dan mengusap puncak kepala Olivia. Ia berdecak. "Apa yang kubilang, seharusnya aku saja yang mengambil high heelsmu dan mengembalikan sandalku."

"Tidak bisakah kamu mendengarkanku?" Mata biru Gabriel menatap tepat di kedua mata Olivia dengan penuh kecemasan.

Olivia bungkam. Ia hanya bisa membalas tatapan Gabriel dan menyelami mata biru yang tidak terlalu terang tersebut. Jantungnya semakin menggila dan keringat dingin mulai menjalari tangannya, apalagi punggung tangannya bertemu dengan telapak tangan Gabriel di kepalanya.

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang