Ranjau Cinta |24| |The Little Family|

16.2K 1.2K 66
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Tanpa Gabriel dan Olivia sadari, seorang wanita paruh baya menghampiri petugas yang tadi dijumpai Gabriel. "Olivia Veenhuis. Bagaimana kabarnya?!"

"Apa itu wanita yang Anda sebutkan, Bu? Tadi ada pria bule yang mencarinya juga," jawab sang petugas sembari menunjuk Olivia yang masih berciuman dengan Gabriel.

Dengan mata terpaku pada pasangan yang sedang bermesraan itu, Rachel melangkah mendekat untuk melihat wajah sang wanita lebih jelas.

"Olivia?" lirih Rachel dengan perasaan campur aduk. Ia berharap wanita itu adalah Olivia. Rachel tidak sanggup memaafkan dirinya sendiri jika Olivia meninggal karena kecelakaan pesawat ketika hendak menuju Jakarta, untuk mencari dirinya.

Olivia tersentak. Matanya dan Gabriel terbuka, lalu keduanya memisahkan diri.

"Ma," celetuk Olivia terkejut. Yang benar saja, ditangkap basah orang tua saat berciuman dengan kekasih itu-

Saat Rachel maju, Gabriel spontan berdiri di depan Olivia sembari menggenggam tangan Olivia. "Olivia tidak salah apa-apa, Ma'am. Jangan memarahinya. Salahkan saya saja."

"Gabriel-" bisik Olivia seraya menggenggam tangan besar Gabriel.

Mata Rachel berkaca-kaca. "Aku hanya mau memeluk putriku. Aku hampir kehilangannya."

Gabriel dan Olivia tercengang.

Sedetik kemudian, ketika Rachel mendorongnya menyingkir, Gabriel hanya bisa menatap Olivia dan Rachel.

Air mata Olivia mengalir. "Mama. Maafkan Olivia."

Sembari mengusap seluruh wajah Olivia, Rachel menggeleng keras. "Tidak. Maafkan Mama, Olivia. Harusnya mama tidak menamparmu, harusnya mama mendengarkan penjelasanmu dulu. Maaf. Terima kasih untuk tetap hidup, Olivia. Mama tidak akan bisa hidup kalau kamu kenapa-kenapa karena menyusul mama."

Olivia menggeleng. "Tidak. Bukan salah mama. Kalau pun aku meninggal dalam kecelakaan pesawat kemarin, mungkin itu hukumanku karena berbohong kepada mama."

Rachel langsung merengkuh putrinya yang masih terisak itu. "Tidak. Jangan katakan itu, Liv."

***

Olivia menggenggam kedua tangan putranya yang setengah berbaring di tempat tidur. Mata hazelnya menatap lembut mata biru Rafael. "Rafael. Mommy pernah bilang kalau daddy tidak tahu keberadaan Rafael jadi Rafael tidak boleh menyalahkan daddy, bukan?"

Rafael mengangguk pelan.

Olivia mengeratkan genggamannya. "Lalu, kalau sekarang daddy sudah tahu dan ingin bertemu Rafael, bagaimana? Apa Rafael mau bertemu daddy?"

Selama beberapa saat, Rafael bungkam. Ia masih tampak berpikir seraya menatap Olivia.

"Rafael jangan takut, daddy adalah orang yang baik, sangat malah." Bibir Olivia membentuk senyuman lembut. "Bahkan daddy di sini karena Rafael."

Rafael mengernyit tidak percaya. "Daddy di sini?" lirihnya.

Olivia mengangguk. "Mau menemuinya bersama mommy?"

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang