Ranjau Cinta |01| |The Beginning|

36.5K 1.9K 30
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Budayakan follow juga ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Wanita yang memakai piama itu berjalan keluar dari kamar mandi. Sebuah senyum terbit di wajahnya ketika mata hazelnya menangkap seorang laki-laki di atas tempat tidur queensize.

Wanita bersurai cokelat tua itu, Olivia Lynette Veenhuis, mempercepat langkahnya. Beberapa detik kemudian, tangan Olivia sudah berhasil melingkari sebuah tubuh. "Bagaimana harimu, Son?"

Putra Olivia, Rafael Spencer, berbalik dan membalas pelukan Olivia tidak kalah erat. "Seperti biasa, menunggu wonderwomanku."

Mata biru Rafael menatap Olivia. "Yang tidak lain adalah Mommy." Bibirnya membentuk sebuah senyum menenangkan. "I miss you, Mom."

Senyum Olivia melebar, tangannya memeluk Rafael lebih erat. Meskipun bukan karena kenangan yang indah, tapi Olivia bersyukur memiliki putra yang sangat dewasa dan manis.

"Maafkan Mommy yang selalu membuatmu menunggu, El," ucap Olivia sembari menempelkan kepalanya dengan kepala sang putra.

Rafael menggeleng. "Berapa kali harus kubilang untuk tidak meminta maaf, Mom? Mommy bekerja untukku juga."

Rafael mengubah posisinya menjadi berlutut lantas memeluk tengkuk Olivia. Sedetik kemudian, ia mengusap punggung Olivia. "Mommy pasti lelah."

Sambil menggigit bibir dalamnya, Olivia menggeleng. "Lelah Mommy langsung hilang begitu ketemu anak Mommy yang manis ini."

Olivia mengeratkan pelukannya. Entah kenapa, perasaannya malam ini tidak enak dan campur aduk. "Jadi Rafael tidak boleh meninggalkan Mommy."

Rafael sedikit memundurkan tubuhnya. Ia menatap tepat di mata Olivia. "Aku tidak akan meninggalkan Mommy."

Olivia beralih menggenggam kedua tangan Rafael. "Maafkan Mommy yang memintamu homeschooling, Son. Karena Mommy, tidak banyak orang yang kamu kenal, El."

Rafael menggeleng. "Aku tahu itu untuk kebaikanku sendiri, Mom. Mommy tidak ingin orang lain memandangku sebelah mata karena tidak memiliki Daddy."

Mata Olivia memanas dan mulai berkaca-kaca. "Mommy minta—"

"Jangan menangis, Mom." Kedua ibu jari Rafael sudah berada di bawah mata Olivia, siap menghapus air mata sang ibu. "Aku sudah sangat puas dengan memiliki Mommy."

"Aku yang sangat berterima kasih karena Mommy sudah melahirkanku," ucap Rafael sambil menatap Olivia lembut dan tersenyum.

Olivia tersenyum penuh haru.

Senyum Rafael melebar, lebih berseri-seri. "Lagian aku memiliki Mommy, Mary Grandma, Aunty Sonia, Uncle Singa, Bibi Diana."

Rafael menunjuk seekor anjing Siberian Husky yang tidur di pojok kamar. "Dan juga Gabe!"

Deg. Jantung Olivia kembali berdetak kencang. Olivia tidak mengerti kenapa putranya memilih nama itu untuk anjing yang ia belikan sebagai hadiah ulang tahun Rafael yang keempat.

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang