Ranjau Cinta |31| |The Deja vu|

12.1K 1K 53
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Dengan perlahan, Olivia melangkah dari kamar mandi ke kamar yang masih terekam jelas di kepalanya meskipun tujuh tahun sudah berlalu. Kamar Gabriel di vila yang pria itu sewa tujuh tahun lalu.

Mata Olivia terpejam sejenak. Baiklah, ia mengakuinya, kamar ini adalah kamar di mana Rafael terbentuk.

Wajah wanita yang sudah mengganti pakaiannya menjadi kaus lengan panjang dan celana pendek itu memerah. Ia merasa deja vu.

Karena masalah hari ini Olivia tidak mau kabur ke mana pun, dan hasilnya Gabriel mengajaknya kemari. Olivia belum bertanya terlalu banyak— termasuk bagaimana pria itu sudah memiliki kunci vila ini, kenapa Gabriel tidak tinggal di sini daripada di Thuis Hotel, dan lain sebagainya—karena Olivia memilih menyegarkan dirinya terlebih dahulu sementara Gabriel menemani Rafael yang sudah terbangun.

Mata Olivia terbuka mengingat Gabriel yang menyuruhnya ke kamar ini untuk membersihkan diri karena hanya kamar ini yang siap digunakan. Tapi, kenapa hanya kamar ini?

Olivia menghela napas lantas menggeleng pelan. Ia memilih melangkah keluar dan mencari Rafael serta Gabriel.

Tanpa suara, kaki Olivia menuruni tangga. Dari beberapa anak terakhir, ia mendapati dua orang pria berbeda generasi yang sedang bermain play station.

"Tidak. Tidak. Tidak," ucap Gabriel sembari menggerakkan play station-nya.

Beberapa saat kemudian, tepat ketika Olivia tiba di lantai bawah, Rafael berdiri dan bersorak. "Daddy kalah! Daddy kalah!"

Bahu Gabriel melesak lemas. Pria itu menghela napas pelan dan memasang wajah lesu yang membuat sudut mulut Olivia terangkat.

"El," panggil Olivia lembut yang membuat Rafael dan Gabriel berbalik bersamaan.

Rafael berlari ke Olivia dengan riang. "Mommy! Aku mengalahkan daddy!"

Gabriel ikut berdiri lalu mendekat. Ia mengusap kepala Rafael, sekaligus memeluk pinggang Olivia. "Daddy akan sering bermain dengan Rafael. Suatu saat, daddy pasti akan menang," ucapnya sembari menatap Rafael.

"Alright, Dad!" sahut Rafael.

"Baiklah, Mommy mau membuat makan siang dulu." Dengan perlahan, Olivia melepas tangan Rafael.

Rafael memiringkan kepalanya. "Aku bisa bantu apa, Mom?"

Olivia menunduk, menjajarkan tingginya dengan Rafael. "Rafael bisa duduk dan menjadi anak baik, itu sudah cukup." Ia mengusap bahu Rafael. "Oke?"

Rafael mengangguk cepat. "Aku akan menelepon bibi Diana agar tidak lupa memberikan Gabe makan."

"Sure!"

Beberapa saat kemudian, Olivia sudah melangkah ke dapur diikuti Gabriel.

Begitu sudah di dapur, Olivia memutar tubuhnya menghadap Gabriel. "Kenapa kamu mengikutiku?" tanyanya sambil bersedekap.

Gabriel tersenyum misterius. Ia berjalan melewati Olivia lalu membuka kulkas yang kosong melompong. "Tidak ada apapun di sini, Olivia."

Mata Olivia melebar. Dengan cepat, ia menghampiri Gabriel. Matanya menyusuri kulkas yang kosong itu dengan tidak percaya. "Yang benar saja. Sama sekali tidak ada apa-apa? Bahkan telur sekalipun?"

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang