Ranjau Cinta |07| |The Friendship|

17.9K 1.4K 37
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Olivia menghela napas lega begitu ia keluar dari kamar Gabriel. Kakinya melangkah menuju lift dengan cepat.

Sambil menunggu lift, Olivia mengambil ponselnya yang bergetar dari saku blazernya. 

Singa is calling...

Olivia menghela napas. Satu baru selesai, Olivia harus kembali menghadapi orang lain tentang masalah yang mungkin sama. Tentang Gabriel.

Olivia mengangkat panggilan tersebut. "Halo," ucapnya dengan suara yang ia usahakan terdengar biasa saja.

"Kalau kamu sudah bisa mengangkat panggilanku, artinya pembicaraanmu dan Gabriel sudah selesai. Jadi, aku menunggumu di ruanganku, Olivia. Sekarang."

Klik.

Mata Olivia terpejam sejenak. Bahkan suara Leo terdengar tegas dan serius layaknya bos pada umumnya. Tidak hanya itu, pria itu memanggil Olivia dengan nama Olivia yang sebenarnya.

Ting!

Lift terbuka. Tanpa menunggu lama, Olivia masuk ke lift dan menekan lantai di mana ruangan Leo berada.

Tangan Olivia mencengkram ponselnya. Ia menggigit bibirnya. Ia takut Leo ingat sesuatu, yaitu alergi Rafael. Tidak hanya itu, sikap Olivia memperjelas semuanya.

Olivia merutuki dirinya sendiri. Kenapa kamu tidak bisa bersikap biasa saja terhadap sesuatu yang berhubungan dengan Gabriel Wagner, Olivia Veenhuis?! Kenapa?! Kamu memperkeruh semuanya! Jika Gabriel bertemu dengan Rafael, kamu pasti habis! Gabriel akan menyadari semuanya, menyadari bahwa Rafael adalah darah dagingnya.

Mata Olivia memanas. Ia menunduk ketika air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia lelah. Menyembunyikan semuanya seperti ini cukup membuat Olivia lelah. Ia lelah khawatir, ia lelah berbohong. Tetapi Olivia lebih takut jika semua fakta ini tidak bisa ia sembunyikan. Olivia takut semuanya semakin runyam. Bukan karena dirinya malu atas keberadaan Rafael. Ia tidak mau Rafael dipandang sebelah mata dan ia tidak mau Gabriel tahu tentang Rafael.

Beberapa saat kemudian, ketika lift berdenting dan terbuka, Olivia segera menghapus air matanya dengan kasar.

Olivia menghembuskan napas lantas menegakkan tubuh dan berjalan penuh percaya diri seperti biasa. Sesekali Olivia memejamkan matanya agar tidak terlihat sehabis menangis.

Tangan Olivia terangkat mengetuk pintu ruangan Leo setelah sebelumnya memasukkan ponsel dan merapikan rambut.

"Masuk." Suara tegas Leo mengudara.

Olivia mengatur ekspresinya seperti biasa kemudian melangkah ke dalam ruangan Leo. Mata hazelnya langsung mendapati Leo yang sedang mengalihkan tatapan dari kaca besar di ruangannya sembari memasukkan tangan di saku celana.

"Kamu terlihat seperti CEO di novel-novel saat seperti ini, Singa." Olivia tertawa hambar, mencoba mencairkan suasana dan menghindari pembahasan Leo.

Masih dengan tangan di saku celana, Leo menghampiri Olivia.

"Kamu tahu bahwa aku tidak akan menanggapi candaanmu dalam kondisi seperti ini, Liv," ucap Leo lembut namun tegas, seraya menatap Olivia lembut. Ia setengah duduk di meja kerjanya, tepat di hadapan Olivia.

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang