Ranjau Cinta |33| |The Last Time|

11.9K 948 31
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Olivia melangkah menuruni tangga, dengan kepala yang menyusuri segala sudut vila Gabriel. "Gabriel?" panggilnya. Pasalnya, saat dirinya bangun beberapa saat lalu Gabriel sudah tidak ada. Padahal, pria itu juga tidur dini hari setelah meeting.

"Olivia."

Bukan, suara itu bukan suara Gabriel. Olivia terlalu mengenal suara Gabriel dan suara barusan.

Olivia menoleh, ia mendapati Leo dan Stefan yang sedang menata makanan di meja.

"Selamat pagi, Ms. Veenhuis."

Seulas senyum dipaksakan oleh Olivia. "Di mana Gabriel?" 

"Rafael belum bangun?" tanya Leo.

Satu alis Olivia terangkat. Sembari melangkah mendekati Leo, matanya melemparkan tatapan tajam dan penuh selidik. "Sejak kapan kamu suka mengubah topik pembicaraan, Singa? Bukankah itu bagianku?"

Leo meringis. Ia mengusap tengkuknya seraya berusaha menghindari tatapan Olivia. "Begitu kah?"

"Di mana Gabriel?" ulang Olivia semakin penuh penekanan.

Olivia berjalan ke sebelah Leo, lalu menggenggam pergelangan tangan pria itu. "Leo, lebih baik aku mendengar dari mulutmu sendiri daripada orang lain."

Mata Leo terpejam. Ia menghela napas frustrasi. "Sial, kenapa kalian melakukan ini padaku?"

"Melakukan apa?" desak Olivia.

"Orang di tengah-tengah kalian, yang tahu sesuatu tapi tidak boleh mengatakan." Sedetik kemudian, begitu menyadari kata-katanya, Leo membuka matanya. Ia berdecak ketika Stefan menatapnya dengan mata melebar.

"Apa sesuatu itu?" Olivia mengguncang tubuh Leo. "Katakan, Leonardo Kangean."

Leo memutar tubuhnya menghadap Olivia. "Gabriel mengira bahwa Brenda adalah orang yang menyebarkan rahasiamu. Jadi—"

"Dia menemui Brenda?" sela Olivia, sementara jantungnya berdetak kencang.

Leo mengangguk pasrah. "Apalagi Brenda sempat menghubungi bahwa dia ingin bertemu Gabriel untuk terakhir kalinya."

Dahi Olivia berkerut. Ia menatap Leo tidak percaya. "Dan tanpa berpikir, Gabriel mengiyakan?"

Leo menunduk. "Sebenarnya, aku lebih senang kalau kamu salah paham dan memilihku," gumamnya yang hanya bisa ia dengar sendiri.

"Apa?" tanya Olivia memastikan karena tidak bisa mendengar kata-kata Leo dengan jelas.

Sekali lagi, Leo menghela napas berat untuk memantapkan diri. Lalu ia mengarahkan matanya kepada Olivia dengan yakin. "Jangan salah paham. Menurut Gabriel, Brenda tidak akan berhenti mengganggu kalian. Jadi, dia ingin menegaskan agar Brenda berhenti."

Sedetik kemudian, Olivia mengulurkan tangannya. "Pinjamkan aku mobilmu dan beritahu aku di mana mereka."

Leo meletakkan kunci mobilnya di telapak tangan Olivia. "Thuis Hotel, kamar 2632. Brenda menggunakan nama orang lain."

Setelah Olivia menerima kunci mobilnya, Leo mengusap puncak kepala Olivia. "Hati-hati. Aku akan menjaga Rafael."

Seulas senyum penuh haru tercipta di wajah Olivia. Ia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Leo. "Terima kasih, Leo."

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang