Ranjau Cinta |28| |The Weakness|

14.2K 1K 35
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Gabriel mengalihkan tatapannya sejenak. "Ada. Kesedihan karena Mario dan Brenda ada."

Olivia sedikit menegang. Usapannya di rahang Gabriel berhenti.

Netra Gabriel kembali menatap Olivia yang hanya berjarak tidak sampai sepuluh sentimeter. "Tapi, ada yang lebih membuatku sedih dan itu berkaitan dengan kesedihanku tentang Mario dan Brenda."

Satu tangan Gabriel yang memegang handuk bergerak ke tengkuk Olivia. Sedangkan tangannya yang lain ke sisi wajah Olivia. "Kamu, Olivia. Kamu hanya korban dari keegoisan Brenda. Kamu adalah korban karena Brenda ingin menyingkirkanku dan mendapatkan Mario."

Olivia menggeleng. Ia menggenggam tangan Gabriel yang berada di wajahnya. "Kamu, aku, dan Mario adalah korban, Gabriel. Tidak hanya aku."

Dengan lembut, Gabriel mengusap dan mendorong tengkuk Olivia. "Kalau saja aku tidak ada, kalau saja kamu tidak mengenalku, hidupmu tidak akan menjadi seperti ini, Olivia."

Olivia kembali menggeleng. Matanya mulai memanas. "Tidak, Gabriel. Aku tidak masalah. Aku sudah belajar dan bisa menerima semuanya, Gabriel." Olivia terus mengusap rahang dan tangan Gabriel. "Jangan menyalahkan dirimu."

"Apa ini alasanmu tidak memberitahuku siapa yang menjebak kita, Gabriel? Kamu menyalahkan dirimu?" lanjut Olivia dengan lembut.

Dahi Gabriel berkerut sedih. Matanya menatap Olivia sendu. "Aku hanya takut kamu membenciku dan semakin menjauhiku, Olivia. Bagaimana pun, ini semua tidak seharusnya menimpa dirimu, Olivia."

"Hei." Olivia menangkup rahang Gabriel. "Berhenti menyalahkan dirimu, Gabriel. Berhenti memandang rendah dirimu."

Tatapan sangat lembut terpancar dari kedua mata hazel Olivia, tidak kalah lembut dari suaranya. "Aku bersyukur atas apa yang terjadi, Gabriel. Mungkin ini memang jalan hidupku. Aku bersyukur mengenalmu, mencintaimu, dan memiliki anak denganmu."

"Kalau aku diberi pilihan, aku akan tetap memilih jalan hidupku yang sekarang, Gabriel. Bertemu denganmu, mengenal apa itu cinta, dan memiliki Rafael. Aku tidak pernah menyesal mengenalmu, Gabriel."

Mata Gabriel berkaca-kaca. "Terima kasih, Olivia."

Dengan tangan tetap mengusap rahang serta tangan Gabriel, Olivia menggeleng pelan. "My pleasure, Gabriel."

"Aku sungguh berterima kasih, Olivia." Gabriel menatap Olivia dengan sangat lembut, menyelami mata wanita itu hingga melihat bayangan dirinya sendiri. "Aku tidak bisa membayangkan kalau kamu memilih tidak melahirkan Rafael."

Gabriel mengangguk. "Mungkin aku bisa mengerti. Tapi, aku akan sangat sedih dan lebih hancur daripada Mario."

Gabriel mendekat. "Terima kasih, Olivia. Sungguh terima kasih. Aku sangat bersyukur karena kamu adalah wanita yang dijebak bersamaku. Aku tidak tahu apa yang terjadi kalau wanita seperti Brenda yang dijebak denganku."

Olivia tersenyum penuh haru. Air mata mulai mengalir dari pelupuk matanya. "Tapi, jangan bertanggung jawab atau menjadi pasanganku hanya karena rasa terima kasih, Gabriel. Jangan salah artikan perasaanmu. Terkadang, rasa terima kasih, ingin balas budi, serta cinta hanya berbeda tipis, Gabriel."

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang