Ranjau Cinta |16| |The Ex|

17K 1.1K 39
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

BMW Olivia meluncur masuk ke garasinya dengan mulus, sebelum mati beberapa saat kemudian.

Leo keluar dari Mercedes Benz-nya yang ia parkir di luar rumah Olivia. Ia menghampiri sang pemilik rumah yang baru keluar dari mobil putihnya itu dengan cepat.

"Olivia." Leo menahan tangan Olivia.

Olivia berdecak. Ia berusaha menarik tangannya dan menjauh dari Leo.

Leo menatap Olivia penuh permohonan. "Maafkan aku. Aku hanya ingin membantumu, Liv."

Olivia menoleh dengan tatapan tajam terpancar dari kedua matanya. "Tapi tidak perlu seperti itu, Leo," ucapnya dengan nada rendah dan penuh penekanan.

Olivia menggeleng. "Bukan. Bukan ciuman itu yang membuatku paling marah." Alis Olivia menyatu. "Tapi kata-katamu. Kamu tahu Leo, manusia harus mempertanggung jawabkan kata-katanya. Beruntung hari ini hanya aku, kamu, dan Gabriel yang mendengarnya."

Tatapan Olivia sedikit melembut. "Kalau tidak?" Olivia menggenggam lengan Leo. "Kamu harus mempertanggung jawabkan sesuatu yang bukan disebabkan dirimu, Leonardo Kangean. Bahkan tidak ada hubungannya sedikit pun denganmu."

Leo mengernyit sedih. Ia menatap Olivia sendu. "Apa? Kenapa aku tidak ada hubungannya? Kamu sudah seperti keluargaku sendiri, Olivia."

Leo mengangguk. "Baik. Aku salah karena berkata-kata seperti tadi apalagi menciummu. Tapi, apa aku harus diam saja?"

Selama beberapa saat, hanya hening yang melanda. Olivia dan Leo hanya saling menatap.

Olivia mengangguk. "Kamu menyadari kesalahanmu," ucapnya memecah keheningan.

Tangan Olivia terulur, menepuk bahu lebar Leo. "Itu cukup, Singa. Terima kasih."

Setelah mengatakan itu dan melemparkan senyuman tipis, Olivia kembali melangkah. Ia hendak membuka pintu rumahnya, tapi pintu putih tersebut terbuka lebih dahulu.

Sonia muncul. "Ada Leo?" tanyanya sambil menatap Leo yang masih berdiri di samping mobil putih Olivia.

Mata hazel Olivia menyusuri pakaian yang dikenakan kakaknya sekilas, wanita yang seumuran Leo di hadapannya itu sedang mengenakan pakaian untuk pergi. "Mau pergi ke suatu tempat, Son?"

Sonia tersenyum kecil lantas menggeleng. "Tidak, aku baru pulang dari minimarket dan belum sempat ganti baju."

"Ah." Olivia mengangguk. "Aku masuk dulu."

"Lalu Leo?"

"Kamu bisa temani dia, Son," sahut Olivia sebelum melangkah masuk ke rumahnya.

Tidak sampai satu jam kemudian, Olivia sudah berbaring di tempat tidur sembari mengusap rambut cokelat tua Rafael. Sesekali wanita yang mengenakan piama itu mengecup puncak kepala sang putra yang sudah terlelap.

Namun, pikiran Olivia berkecamuk, terutama memikirkan Gabriel. Apa yang dirinya harus lakukan?

Tiba-tiba, kamar Olivia terbuka dan Sonia melangkah masuk. "Rafael sudah tidur?"

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang