Ranjau Cinta |19| |The Bomb of Love|

16.2K 1.2K 26
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Ferrari hitam Gabriel berhenti tepat di depan lobi Thuis Hotel. Sambil menatap Olivia sekilas, Gabriel melepas seatbelt-nya lalu keluar.

"Sir." Stefan melangkah maju, hendak membantu Gabriel membawa Olivia. Begitu pula dengan beberapa pegawai hotel.

Gabriel mengangkat tangannya sejenak, memberi isyarat bahwa ia tidak perlu bantuan orang lain untuk mengangkat Olivia. "Kamu sudah menelepon dokter?"

"Sudah, Sir," sahut Stefan sembari membuka pintu mobil Gabriel.

"Thank you." Gabriel membungkuk, menelusupkan tangannya di punggung dan lipatan lutut Olivia, lantas mengangkat wanita itu dengan mudah.

Tanpa peduli kata orang nantinya, Gabriel berjalan masuk dengan santai. Kali ini, ia tidak sempat membalas senyuman atau sapaan para pegawai hotel, terlebih sebagian besar dari mereka malah tercengang begitu mendapati Olivia.

Beberapa menit kemudian, Gabriel membaringkan Olivia di tempat tidurnya dengan lembut. Ia merapikan rambut Olivia dan menyelimuti wanita yang lebih muda tiga tahun darinya itu sebatas dada.

Lalu Gabriel melangkah ke kamar mandi dan menyiapkan kompres untuk Olivia. Dengan lembut dan hati-hati, Gabriel mengompres pipi Olivia yang memerah, sudah jelas wanita itu juga mendapat tamparan.

Mata biru Gabriel menatap Olivia sendu. Karena perbuatan Gabriel dan sebuah jebakan, Olivia menjadi seperti ini. Olivia banyak menangis karena dirinya. Bahkan, Olivia terluka karenanya, seperti ini.

Jika Brenda adalah ranjau dalam kehidupan cinta Gabriel, maka Gabriel sendiri adalah ranjau dalam kehidupan cinta Olivia.

"Maafkan aku, Olivia," lirih Gabriel sembari menyampirkan anak rambut Olivia di belakang telinga.

"Sir. Dokter sudah ada di sini," ucap Stefan beberapa saat kemudian yang membuat Gabriel mengalihkan tatapannya dari Olivia dan sedikit menjauh, memberikan ruang bagi dokter untuk memeriksa Olivia.

Tidak sampai lima belas menit kemudian, dokter berjenis kelamin pria itu membereskan peralatannya setelah selesai melakukan pekerjaannya. "Ms. Veenhuis pingsan karena kelelahan dan banyak pikiran, Sir. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya akan memberikan resep."

Gabriel mengangguk. "Baiklah. Terima kasih, Dok. Anda bisa memberikan resepnya kepada asisten saya." Ia menoleh, menatap Stefan. "Tolong belikan obat untuk Olivia dan antar dokter keluar."

"Baik, Sir."

"Ah, ya." Ucapan Gabriel otomatis membuat langkah Stefan berhenti.

"Apa asisten Olivia masih ada di sini?"

Stefan mengangguk bingung. "Sepertinya, Sir. Karena jam kerja baru selesai."

"Baguslah. Panggilkan dia."

***

Setelah memastikan keadaan Olivia dan meminta tolong Rita untuk menjaga Olivia, sekaligus memberinya uang lembur tentu saja, maka di sinilah Gabriel. Di depan rumah Olivia. Gabriel harus mencari Rafael dan membawanya ke Olivia.

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang