Ranjau Cinta |14| |The Assumption|

17.4K 1.3K 29
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Gabriel membuka pintu kamarnya untuk Stefan. Ia berjalan masuk diikuti tangan kanannya tersebut.

"Bagaimana?" tanya Gabriel tidak sabar bahkan sebelum ia duduk di sofa. Jantungnya semakin berdetak kencang, apalagi ia sudah menunggu fakta ini hampir dua puluh empat jam dengan tidak tenang. Berbagai pikiran aneh terus memenuhi kepala Gabriel.

Gabriel duduk di sofa dan Stefan langsung meletakkan beberapa dokumen di hadapan Gabriel. Tanpa menunggu lama, Gabriel mengambil dokumen-dokumen tersebut dan membukanya.

"Rafael Spencer, anak kandung Olivia Lynette Veenhuis yang berusia enam tahun. Namun, keberadaannya dirahasiakan. Bahkan Rafael menjalani homeschooling, bukan sekolah reguler, Sir," lapor Stefan dengan lancar.

Tubuh Gabriel menegang sepenuhnya. Tangannya, bahkan seluruh tubuhnya bergetar terlebih ketika ia membaca semua dokumen yang membuktikan kata-kata Stefan dan beberapa foto yang menyertai.

Di satu titik, ketika membaca dokumen kelahiran Rafael, Gabriel semakin membeku. Ia menatap Stefan tidak percaya. Bibirnya kelu. "Daddy-nya—"

Meskipun atasannya tidak bisa menyelesaikan kata-katanya. Stefan paham dan mengangguk. "Iya, Sir. Ayah kandung Rafael Spencer tidak diketahui."

"Terima kasih, Stefan. Kamu boleh pergi," gumam Gabriel yang masih tampak syok.

Mata Gabriel memanas. Perlahan, ia menatap foto saat Rafael masih bayi. Gabriel tidak tahu apa yang terjadi, tapi beberapa saat kemudian, setelah Stefan sudah undur diri, Gabriel menangis dalam diam sembari mengusap foto Rafael, yang bahkan terlihat mirip dengan dirinya.

"Olivia. Apa yang kamu—" Mata Gabriel terpejam dan tidak berhenti meneteskan air mata. Ia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

Perasaan Gabriel campur aduk, tidak jauh dengan pikirannya yang berusaha menyambungkan semua tali merah yang ada. Usia dan wajah Rafael, malam itu, kata-kata Olivia, sikap Olivia, ekspresi Olivia.

Alis Leo terangkat menggoda. "Lelah hati, fisik, atau psikis?"

"Semua. Jadi kita bisa pulang segera pulang, kan?"

"Apa kamu merasa lelah karena menghadapi semuanya seorang diri, Olivia?" gumam Gabriel frustrasi.

"Roti itu mengandung kacang, Gabriel! Kenapa kamu bisa tidak mengeceknya dan mau memakan makanan yang mengandung bahan makanan yang menimbulkan alergimu?!"

Gabriel menghembuskan napas sedih. "Apa kamu tahu alergiku karena Rafael memiliki alergi yang sama, Olivia?"

Gabriel meremas rambutnya. "Apa karena ini kamu marah saat tahu aku putus karena Brenda menggugurkan anak dalam kandungannya?"

"Aku hanya meminta agar kita melupakan malam itu. Bisakah kamu tidak membahasnya lagi?"

"Karena ini, kamu tidak ingin mengingat malam itu, Olivia?"

"Aku berusaha, Gabriel. Tapi aku tidak bisa."

"That night changes my life, Gabriel. Change my self."

Ranjau Cinta (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang