Hey, I'm Back

5.9K 240 18
                                    

Sepertinya tidak usah diceritakan lebih gamblang lagi, momentum dimana aku hampir menghabiskan seluruh pasokan air susu di tubuhku karena tak henti hentinya disedot mereka bertiga. Beberapa kali aku harus meminum air, jeda sejenak selagi bercinta demi bisa menjaga pasokan air susuku dan juga ... tentunya memuaskan mereka semua. Selain aku pastinya merasa puas juga sih, karena puting dan seluruh tubuhku disentuh dan dimainkan. Membuat berkali kali tubuhku bergelinjang dan jua mendesah hebat demi merasakan sensasi yang ditimbulkan dari setiap sentuhan dan permainan mereka. Pokoknya ini momen terasyik banget bagi aku, ngerasain momen ena ena berempat gini sama cowok cowok yang emang pilihanku.

Aku udah di stasiun, ya.

Aku kabari dia --dan ah, aku kayaknya belum kenalin siapa namanya ke kalian. Tapi biarkan jadi misteri dulu, deh. Nanti kalian jatuh cinta lagi, kalau udah denger namanya. Jangan dulu pokoknya! Selebgram satu ini masih pengen aku kelonin dan nenenin.

Dia membalas setelah aku masuk kereta yang kutumpangi menuju ke Malang. Dia minta aku screenshoot tiket yang aku beli. Mau lihat jam kedatanganku. Dia bilang bakalan datang persis jam segitu, menunggu di stasiun Malang sana.

Aku mengatakan oke, lalu tenggelam dalam musik di telingaku yang disalurkan melalui earphone. Mungkin aku terlalu kelelahan juga menghadapi tiga lelaki semalam suntuk, lama lama aku mulai merasa mengantuk. Kini waktunya aku beristirahat dan menyetel alarm-ku lima belas menit sebelum tiba. Kuaktifkan mode getar juga. Salah satu cara pencegahan biar aku gak bablas ketiduran. Bisa gawat.

Aku tidur dengan damai, tidak bermimpi yang aneh aneh (biasanya aku mimpi di gangbang seratus orang) selain senyum Mr.C yang tiba tiba terselip kembali. Hadir mengisi relung impian selama perjalananku naik kereta.

Meski tak menyadari sepenuhnya, sepertinya aku terus tersenyum dalam mimpiku.

Aku terbangun saat HP-ku bergetar di saku. Sesuai dugaanku, alarmku berhasil menyelamatkanku dari keteledoran. Terbiasa hidup mandiri membuatku selalu memikirkan langkah pencegahan dalam banyak hal.

Lima menit kemudian setelah aku benar benar kembali sadar, HP-ku kembali bergetar. Ternyata di menelepon.

"Kenapa?"

"Takut kamu ketiduran aja. Jadi aku telepon. Aku tahu kok bentar lagi kamu nyampe, jadi ga usah nanya basa basi kamu dimana."

"Oh iya iya."

Aku cuma ngomong gitu, karena ya ... memang aku setuju banget sama perkataannya. Mungkin begini memang cara dia memperlakukan seseorang.

"Ya udah, siap siap gih. Perhatiin lagi barang barang kamu sebelum turun. Jangan sampe ada yang ketinggalan karena bakalan repot banget."

"Okay ..."

Abis itu dia tutup teleponnya dan aku langsung menyisir orang orang di sekitarku. Aku gak bawa banyak barang. Sebagian besar kutinggal di apartemen dia. Dia juga meminjamkanku tas gendong kecil yang sekarang kupakai. Benar benar memperhitungkan segalanya. Pokoknya ... akhir dari perjalanan ini pasti bakal balik lagi ke dia sih. Dari Jogja, baru balik lagi ke rumah.

Muncul suara pengingat kalau aku akan tiba di stasiun Malang. Sama beberapa tektek bengek mengingatkan penumpang agar hati hati dengan barang bawaannya. Juga pastikan kereta berhenti dulu, sebelum memutuskan turun.

Aku menunggu dengan santai saat orang orang sudah antre untuk turun. Untungnya tak terlalu banyak yang turun di stasiun ini. Jadi tak menunggu waktu lama, aku segera bangkit ... mengekor di paling belakang, setelah aku rasa semua orang di gerbongku sudah beranjak turun.

"Hey, ..." tak butuh waktu lama buat dia menemukanku. Aku tersenyum karena dia tersenyum dengan wajah yang ingin sekali rasanya segera kucium. Memang beda ya sensasinya saat kita melakukan seks bersama dengan orang yang sangat kita inginkan dan bisa dipilih sendiri, dibanding dengan orang yang melakukannya karena bisa membayar diri kita.

Tubuhku Hanyut dalam Rengkuhannya (BxB) (Badboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang