Komen kalau ada saltik atau typo dong. Atau gak enak dibaca. Aku belum sempat edit soalnya. Terima kasih atas bantuannya :))
***
Sejak mengatakan hal itu kepada Abbiyya, aku mulai semangat melakukan hal hal baik, tentunya yang lebih positif daripada sekadar menyerahkan tubuhku ke banyak lelaki asing. Liburan kemarin yang kuduga hanya akan merileksasi otak dan ototku yang jenuh dengan rutinitas, lalu bakal kembali melakukan hal hal biasa sekembalinya termasuk 'menjual' tubuhku lagi untuk memuaskan lelaki asing, ternyata ... malah menghasilkan begitu banyak pemikiran baru dan tak terduga, salah satunya dari lelaki asing bernama Lendra.
Seorang selebgram, seseorang yang begitu terkenal di dunia maya, seseorang yang bahkan aku gak begitu tahu awalnya karena aku gak begitu 'terikat' dengan satu sosok saat scrolling di media sosial, dengan sangat baik hati ... mengajariku tentang banyak hal.
Sama seperti janji yang kubilang kepadanya sebelum memutuskan pergi, yang kulakukan sekarang untuk mengisi banyak waktu luangku adalah mulai mencicil suntingan demi suntingan pada banyak foto yang aku ambil waktu jalan jalan bersama Lendra dan Mas Tram di sana.
Aku juga cicil satu demi satu untuk mengunggahnya ke akun instagram yang kupunya, sembari menyisipkan caption yang sesuai dengan suasana hatiku saat melihat foto yang sudah kusunting. Diantaranya ada kesyukuran dan rasa terima kasih yang besar, bercerita tentang pengalaman pertama kali, serta beberapa cerita tambahan di otakku yang berisikan pelajaran pelajaran hidup yang kuterima selama ini. Atau ... kalau aku pusing banget mikirin caption, ya ... aku tinggal searching aja quote yang berhubungan dengan apa yang kupikirin. Tinggal ketikkan sembarang di google dengan kata kunci "quote tentang ..." maka beragam pilihan akan muncul. Aku tinggal memutuskan satu saja yang sesuai dengan apa yang sedang kurasakan.
Di sini, aku sudah mulai terbiasa melakukan rutinitasku yang baru. Tidak lagi mencari lelaki yang ingin nete di putingku. Tidak lagi berusaha mencari uang dengan cara menyerahkan badanku kepada mereka --laki laki yang haus dalam artian sebenarnya, karena mereka sangat menginginkan air susuku untuk diminum oleh mereka.
Hal yang dulu pernah diinginkan oleh Mas Tram dariku, untuk bisa berhenti menyerahkan tubuhku kepada orang lain, mungkin saat ini adalah fase keterwujudannya. Meski permintaan untuk 'hanya menyerahkan diriku kepadanya dengan catatan dia sanggup membiayai hidupku' mungkin tak kan pernah bisa kukabulkan. Prinsipku masih tetap sama dan mungkin akan selalu sama. Aku ingin menjalani hidupku secara mandiri, tanpa menggantungkan hidupku pada sesiapa. Bukankah hidup seperti itu cukup indah untuk bisa dijalani?
Aku tenggelam dalam proses swasunting di setiap foto foto yang telah kuambil. Karena aku malas mengecek instagram secara berkala dan mengunggah postingan di setiap prime time, aku memutuskan untuk membuat postingan terjadwal saja. Jadi dalam satu hari itu, aku bisa membuat konten konten yang siap diunggah secara otomatis hingga satu minggu ke depan. Ini pekerjaan yang gak begitu sulit jika mau menekuninya dengan baik.
Dddrrt. Ddrrrt.
Aku gak sadar sudah berapa lama waktu berlalu, sampai suara getaran di HP-ku menginterupsi fokusku. Tubuhku rasanya pegal sekali karena sudah duduk dalam waktu yang cukup lama.
Rupanya Mas Tram menelepon.
"Hey ... lagi ngapain sekarang? Udah makan belum?"
"Hey Mas ... aku lagi editing aja nih. Beluman Mas ..."
"Udah jam berapa ini? Masa kamu gak inget makan?"
"Belum laper Mas."
"Mau Richeese Factory level 3 sama pink lava-nya? Mas bawain sekarang juga ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubuhku Hanyut dalam Rengkuhannya (BxB) (Badboy)
Teen FictionAku belajar ini semenjak umur belasan. Menjual tubuh kepada para lelaki yang menginginkan, ternyata lebih ada gunanya.