Perihal Pergi

15.1K 366 9
                                    

Persenggamaan ini selesai seiring muntahan pejuhnya di dadaku. Ada rasa hangat yang ditimbulkan saat cairan itu mengenai tubuhku. Dia mengeluarkan cairan itu di luar, sesuai permintaanku.

Dia langsung izin ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya lebih dulu. Aku merasa keberatan sebenernya, tapi kuurungkan protesku demi sebuah niatan untuk memperlakukan tamuku dengan baik.

Aku mengelap secara mandiri cairan itu dengan tisu, agar tidak meluber kemana-mana atau mengering begitu saja.

Namun setelah persenggamaan itu selesai, akal sehat biasanya kembali mengambil alih. Ia kembali peka dengan kondisi di sekitarnya. Aku tiba-tiba agak ketakutan kalau dia nanti akan kabur dan membawa barangku saat aku mandi. Jadi aku segera mengambil kunci kamarku dan menyembunyikannya di tempat yang mudah kujangkau. Tak lupa mengamankan smartphone dan beberapa jenis barang yang menurutku berharga. Setelah selesai, aku menunggu di atas kasur dengan handuk setengah pinggang.

Pintu kamar mandi terbuka dan kulihat dia  masih dalam keadaan telanjang, kali ini dengan pencahayaan ruangan yang terang benderang karena lampu sudah kunyalakan. Tubuhnya yang kekar membuat pipiku panas. Dia tersenyum.

"Giliranmu... eh, ngomong-ngomong, kamu ada handuk lagi?"

"Ngga ada, biasanya pada bawa sendiri."

"Oh iya, aku lupa bawa. Ini ngeringinnya pake apa dong?"

"Itu ada tisu. Sementara pake itu aja ya, tong sampahnya sebelah sana."

Aku menunjukkan benda-benda yang kumaksud, lalu melanjutkan, "aku mandi dulu ya.."

"Mmm..." dia mengangguk dan aku berusaha meredam kekhawatiranku sambil memutuskan melangkah ke kamar mandi.

Aku menyalakan shower dan mulai membasahi seluruh tubuhku dengan air. Mengusapkan sabun cair, menggosok-gosoknya dan menyikat gigi. Tak lupa kuberikan shampo juga di rambutku untuk menyempurnakan prosesi mandi kali ini.

Jangan lupakan bagian aku menyemprot lubang anusku dengan shower dan membersihkannya dengan sabun. Karena itu bagian yang sangat harus kujaga dari seluruh bagian tubuhku yang lain.

Tetiba kepikiran, gpp ga ya tadi ga pake kondom?

Aku memikirkan banyak hal dari pertanyaan itu. Semoga tidak, semoga tidak. Tolak pikiranku sendiri yang semakin melantur kemana-mana. Aku memutuskan segera menyudahi mandiku dan saat kukeluar dengan badan yang hanya masih tertutupi handuk sepinggang, dia ternyata masih telanjang dengan penisnya yang mengacung tegak. Keras.

Astaga...

"Ronde dua, ya?"

"Eh? Jangan. Kan udah mandi."

"Ga sampe dimasukkin lagi kok. Cuma... boleh aku menciumi bibirmu dan hisap putingmu lagi? Aku sepertinya ketagihan..."

Aku berusaha menyembunyikan semburat merah di pipiku dengan memalingkan mukaku sejenak.

"Sebentar, aku minum dulu."

Aku melangkah ke arah nakas, mengambil gelas tertutup yang terisi setengah air, dan mengisi ulang dengan air di dispenser.

Aku menghabiskan dua gelas sekaligus demi mengisi ulang air susu di tubuhku yang mungkin sudah akan habis. Saat aku hendak menawarkan minum, dia ternyata sudah berada di belakangku.

Dia memeluk tubuhku dari belakang sambil mengendusi leherku, sementara tanganku masih memegang gelas.

"Eh sebentar, kamu mau minum dulu? Biar kuambilkan gelas yang lain."

"Ga usah, aku minum langsung dari sumbernya aja. Dari sini."

Dia langsung memainkan putingku dengan ujung jempol dan telunjuknya. Aku yang merasa geli, minta izin sebentar untuk menaruh gelasku.

Tubuhku Hanyut dalam Rengkuhannya (BxB) (Badboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang