Vote dulu sebelum baca ya orang baik. Spam komen juga dong! hehe
##
"Byuuuur ..."
Mereka menjatuhkan tubuh mereka masing masing ke kolam renang dengan gerakan loncat indah, kecuali aku tentu saja. Aku masih ingin meraba raba dulu apakah airnya dingin banget, karena ini udah malem juga. Tapi mereka adem ayem, langsung nyebur aja. Langsung bersenang senang bermain air. Bahkan mereka sempat heboh melakukan lomba renang.
Seolah mereka melupakan masalah apapun yang sedang membelenggu mereka kini. Atau mungkin Mas Tram juga sudah melupakan perdebatannya dengan Abbiyya yang terjadi sebelumnya karena memperebutkanku. Benarkah aku diperebutkan?
Dia sama sekali tak membahas masalah itu setelahnya. Karena sesampainya kami di hotel, kami langsung bergegas ke lantai tiga dimana kolam renang berada dan membuka baju. Hanya menyisakan celana kolor pendek saja.
Aku hanya menyaksikan mereka di pinggiran kolam renang. Sembari menendang nendangkan kakiku ke air. Aku sedang memikirkan kalimat kalimat yang dikatakan Abbiyya sebelumnya.
Iya, kuakui itu! Aku sangat mengakui kalau sejak awal, aku sudah bertekad untuk membunuh segala harapanku yang muncul atasnya. Aku bahkan sudah mengatakan dengan sangat jelas di depannya, perihal hubungan yang sedang berlangsung antara aku dengannya. Semuanya sudah jelas! Kita hanya memiliki hubungan sebatas pelanggan dan penjual saja. Setelah transaksi itu terjadi, maka hubungan itu sudah gak ada. Jika pun ada pembelian berulang, ya ... tinggal dilayani saja! Tanpa harus melibatkan perasaan sama sekali di dalamnya!
Tapi kenapa dia kembali menggoyahkan tekadku?
Apakah dia hanya pura pura mengatakan semuanya untuk memenangkan 'permainan'?
Agar dia bisa mengobrak abrik perasaanku?
Semesta ... tolong sadarkan aku tentang semua ini, please. Bangunkan aku dari semua perasaan palsu yang memabukkan ini!
"Hey, kamu kenapa? Ayo kita renang!"
Mas Tram mendekatiku. Dia meraih tanganku tetiba, menyadarkanku dari lamunan yang sedang membayang di otakku. Aku menatap kedua bola matanya.
"Eh gapapa Mas. Ternyata airnya dingin banget ya? Aku gak berani jadinya. Takut pilek. Hehehe."
"Kan ada Mas ... kamu jangan jauh jauh dari Mas aja. Biar Mas jaga suhu tubuh kamu tetap hangat di sini."
"Ah, jangan Mas. Merepotkan sekali! Mas kan di sini buat renang. Bukan buat melakukan hal lain seperti jagain aku. Mas bersenang senang aja sana sama Lendra! Aku bisa ngurus diri aku sendiri di sini. Pasti baik baik aja kok."
"Oh ... iya, oke oke kalau gitu."
Tak diduga Mas Tram hanya merespon seperti itu saja. Biasanya dia akan berdebat cukup panjang denganku sampai aku bisa mengabulkan permintaannya. Dia selalu merayuku dan senantiasa berusaha keras selama ini, saat membujukku untuk melakukan sesuatu. Tapi lihatlah kini! Dia hanya meloyor pergi, kembali berenang dan bersenang senang bersama Lendra.
Mungkinkah perasaannya atasku sudah hilang?
Lah, kenapa aku harus memikirkannya ya? Mungkin bagus juga kalau perasaannya bagiku hilang! Toh itu akan lebih memudahkan perjalananku dalam hidup nantinya. Aku bisa lebih tenang meniti karirku sendiri nanti tanpa harus memusingkan soalan perasaan. Ya, soalan perasaan memang membuai namun juga bisa menenggelamkan.
Aku bisa melihat dari jarak ini, mereka sedang membicarakan sesuatu sambil ketawa ketawa. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mereka nampak seperti bisik bisik dari kejauhan, tapi aku gak tahu dengan jelas apa yang sebenarnya mereka sedang lakukan. Perbincangan mereka terkesan private.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubuhku Hanyut dalam Rengkuhannya (BxB) (Badboy)
Teen FictionAku belajar ini semenjak umur belasan. Menjual tubuh kepada para lelaki yang menginginkan, ternyata lebih ada gunanya.