Ternyata Dia...

10.8K 472 14
                                    

Sebetulnya saat kali pertama aku melihatnya di kereta, aku sudah agak terpesona dengan perawakannya. Bagaimana tidak, jika dia masuk dalam kriteria cowok-cowok yang kuinginkan saat surfing social media.

Hey, dalam hidup kamu, kamu pasti sering scrolling media sosial kamu, dan kamu melihat cowok-cowok ganteng berseliweran di sana. Memamerkan berbagai pose bahkan pose shirtless menjadi populer demi meraih banyak like, comment and follower.

Laki-laki kini berbondong-bondong untuk berolahraga dan membentuk tubuh mereka. Lantas memamerkan otot yang mereka pahat di laman media sosial mereka.

Aku adalah salah satu penikmat seperti kalian. Menikmati banyak tubuh seksi dan wajah tampan yang dipamerkan laki-laki yang haus akan perhatian dan pujian.

Kukira hanya sebatas itu. Sebab dalam pekerjaan yang aku jalani sekarang, kebanyakan aku tak pernah bisa memilih tipe lelaki yang aku inginkan.

Aku hanya menerima penyewa apapun yang datang atau menghubungiku tiba-tiba. Kadang aku mendapatkan cowok yang lumayan, seperti cowok yang kemarin singgah di lubangku sebelum akhirnya aku berangkat pergi liburan seperti saat ini. Atau... cowok yang kutemui tepat jam dua belas siang di RedDorz. Keduanya cukup memenuhi seleraku. Sisanya, hanyalah cowok-cowok yang sebatas lewat saja untuk memberikanku uang. Bukan hasrat seksual seutuhnya.

Meski dalam perjalanannya, aku menyaring berdasar usia, itu yang utama. Aku tidak terlalu berani untuk bermain dengan cowok yang usianya jauh di atasku. Mas Tram termasuk kategori pas. Karena meski usianya lumayan jauh, tapi dia memelihara tubuhnya dengan baik. Belum lagi karakternya yang menyenangkan. Dan jangan lupakan kesetiannya. Jadi, kalau ada orang seperti Mas Tram, aku masih tidak masalah.

Namun seringnya aku mendapat konsumen di rentang usia yang memang aku patok. Namun dari segi wajah dan tubuh yang biasa aja. Aku tak kan begitu mempermasalahkan hal itu karena semuanya memang demi uang. Demi pemasukkan yang harus kuterima tuk mewujudukan rencanaku kelak.

Dan kali ini, di perjalanan liburanku, aku mengubah pikiranku tiba-tiba setelah menemukan cowok ini di kereta. Aku benar-benar menginginkan cowok seperti ini. Ganteng, biseksual, gagah, dan suaranya... ah, bahkan bisikannya di telingaku membuat hasratku menggebu-gebu ingin merengkuhnya ke dalam pelukan.

Aku ingin dia mencumbuku, menyentuh dan mengecup setiap jengkal dari tubuhku, menelusurinya hingga tuntas tak bersisa. Aku ingin mereguk segenap kepuasan yang bisa kuraih darinya. Aku ingin kali ini...

"Kamu mau nginep dimana dulu nih? Ke tempatku dulu aja, mau?" tawarnya yang tentu saja langsung kujawab dengan anggukan. Kita janji akan menghabiskan waktu bersama sesampainya di tempat. Menjelang magrib, kita berdua baru saja sampai di Jogja. Matahari sudah terbenam, dan langit berwarna indigo.

"Bentar, aku pesenin gocar dulu ya."

Aku sekali lagi mengangguk.

Karena stasiun merupakan tempat favorit kendaraan online buat jemput atau antar penumpang, otomatis pemesanan gocar pun cukup cepat. Karena selang lima menit kemudian, mobil pesanan kami sampai. Aku mengikuti di belakangnya dan dia mengajakku untuk menyimpan tas kami di bagasi saja. Aku menurut. Dia membantuku melepaskan tas dari punggungku dan merapikannya ke bagasi.

Eh, tidak muat. Jadi diputuskan saja untuk menyimpan punyaku di kursi penumpang belakang. Duduk bersamaku. Dia duduk di depan sembari menunjukkan arah kepada sang supir.

Sekitar dua puluh menit berlalu karena jalanan Jogja kalau malam mulai ramai tampaknya, kami tiba di --ah, entah apa aku menyebutnya, apartemen, kosan?-- dan aku memasuki ruangan minimalis bernuansa krem yang menenangkan. Beberapa tumbuhan di dalam pot atau dalam botol yang menggantung, turut menghiasi beberapa sudut. Benda-benda diletakkan sangat rapi pada tempatnya seolah ada yang merawatnya meski dia tinggalkan.

Tubuhku Hanyut dalam Rengkuhannya (BxB) (Badboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang