100 vote dan 10 komentar, aku lanjut hari Minggu depan, sepakat?
***
Hanya dalam waktu tiga jam, kejadian itu sudah viral dimana mana. Bukan aku so' ngartis atau gimana, tapi ... ada yang sempat merekam layar di saat aku dan Lendra sedang live IG, sehingga cuplikan video tersebut dengan hastag #ReviewSusuDinan sudah tersebar dimana mana, terutama di twitter. Dan hastag #ReviewSusuDinan sudah menjadi trending topic. Menampilkan wajahku yang cengo, mematung dan tampak terlihat goblok. Aku makin menyesali diriku di situ. Tetiba tenar dan jadi pembicaraan publik, mungkin karena ada kaitannya aku kenal dengan Lendra. Salah satu selebgram yang emang lagi banyak banget diomongin orang.
"Lihat deh, Len! Banyak yang DM gua, tapi gua gak berani bacanya!"
Aku menyodorkan HP-ku ke Lendra, yang sejak Live IG berakhir, dia terus-terusan berusaha menenangkan diriku. Tak pernah beranjak kemanapun dan memelukku atau mengelus kepalaku. Berkali-kali dia minta maaf, merasa bahwa semua ini adalah kesalahannya. Kegoblokannya. Live IG bersamanya, katanya, malah membuatku masuk ke dalam masalah yang tak terelakkan.
Ya, mungkin dia lupa sebuah fakta kalau sebelum beralih ke dunia gemerlap ini, aku hanyalah seorang penjaja 'susu murni' untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupku.
Tak lebih, tak kurang.
Aku juga bodoh sih. Seharusnya jika memang aku sudah mengenal diriku sendiri sebagai seorang lacur yang menjajakan susuku kemana-mana selama ini, maka aku tidak boleh terkenal. Aku harus tetap bersembunyi dan tak pernah mengungkap identitasku ke siapapun. Tetiba aku malah memutuskan jalan bersama Lendra untuk terkenal, membuatku justru terjebak dalam kesalahan fatal yang cukup rumit. Kini, aku seperti berada di tepi jurang dan salah selangkah lagi, yang tersisa dariku hanyalah kehancuran. Dalam fase ini, aku menggoblok-gobloki diriku sendiri. Merasa kacau dan hancur betul. Tak tahu harus bagaimana.
"Udah gak usah dibuka. Gak usah dibaca. Nanti kalau kamu sudah kuat, yang harus kita lakuin cuman klarifikasi. Kita harus buktiin bahwa mereka salah."
"Mereka salah gimana, Dra? Jelas-jelas putingku memang bisa mengeluarkan air susu. Gimana cara aku menyangkalnya Len?"
Lendra tampak diam, mungkin berpikir.
"Aku harus mencet-mencet dadaku di depan kamera? Bikin kausku kebasahan karena aku emang bisa mengeluarkan air susu dari dadaku?"
Aku tersulut emosi. Lebih tepatnya frustasi. Berada di situasi seperti ini, terasa memalukan. Aku merasa, seluruh beban kehidupan telah menempa mentalku dengan sangat baik. Membuatku jauh lebih kuat untuk menghadapi rintangan atau masalah sepelik apapun. Namun nyatanya tetap saja. Saat aku berada di situasi seperti ini, rasanya aku ingin menghilang saja dari bumi. Aku tak ingin lagi ada di dunia ini dan melihat diriku diomongin ribuan bahkan mungkin sekarang jumlahnya sudah puluhan ribu. Puluhan ribu pasang mata itu, sudah menyaksikan diriku yang terlihat tak melawan, pasrah, cengo dan tampak bodoh mengakui kalau putingku bisa mengeluarkan air susu.
Tok.. tok.. tok...
Tiba-tiba pintu rumahku diketuk. Aku terkejut. Sepertinya Lendra juga. Kita tengah melamun (atau mungkin tenggelam dalam pikiran masing-masing), ketika suara ketukan pintu yang cukup keras itu mengagetkanku.
"Biar gua aja yang buka, Nan."
"Siapa dia?"
"Biar gua pastiin dulu. Lu duduk aja, tenang. Kalau orang jahat, gua siap hadapi duluan."
"Oke, Len. Tiati."
Lendra melangkah, hendak membukakan pintu. Kudengar dia bertanya sebelum membuka, "siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubuhku Hanyut dalam Rengkuhannya (BxB) (Badboy)
Teen FictionAku belajar ini semenjak umur belasan. Menjual tubuh kepada para lelaki yang menginginkan, ternyata lebih ada gunanya.