🌹 sogra 3

1.4K 199 10
                                    

Setelah keadaan Hyunjae lebih baik dan dokter Kim mengijinkannya untuk keluar dari klinik, pria manis itu tidak tahu ke mana ia harus pergi. Ia tidak tahu di mana ia berada saat ini. Dan Minhee, lelaki itu sedang tidak ke klinik karena masih jam sekolah. Dokter Kim memang menahannya hingga Minhee datang, tapi pria itu sudah bosan dengan keadaan klinik. Ia ingin sedikit menghirup udara bebas di sekitar klinik. Jadinya, ia berjalan-jalan di situ.

Hyunjae tersentak saat seorang pria berpakaian hitam tiba-tiba muncul di hadapannya. Di belakang pria itu, seorang wanita paruh bayah dengan tubuh pendek dan sedikit gemuk mengekorinya.

"Ada apa?"

Hyunjae bertanya sedikit takut saat ia menangkap tatapan tajam dari mata kelam pria tak dikenal itu. Tiga detik kemudian, pria itu menyuruh wanita yang mengekorinya itu maju. Dan Hyunjae semakin terbelalak begitu melihat siapa wanita itu sebenarnya.

"Bibi Jang?"

Bibi Jang, wanita gemuk itu langsung menarik Hyunjae begitu saja. Ia berjalan ke dalam klinik dan menatap sekeliling untuk memastikan tidak ada yang melihatnya berbuat kasar pada Hyunjae. Sementara itu, pria berpakaian hitam tadi tak mengikuti mereka dan tetap menunggu di luar.

Bibi Jang terus menarik Hyunjae hingga mereka berhenti di samping ruang penyimpanan alat kebersihan yang mana tidak ada orang di situ.

Hyunjae langsung menarik tangannya dengan ekspresi takut begitu wanita paruh bayah dengan beberapa rambut uban dikepalanya itu menatap ke arahnya.

"Tuan Hyunjae?" bibi Jang membuka suaranya, memanggil Hyunjae dengan sebutan itu sambil maju selangkah hendak mendekati pemilik marga Lee itu.

Saat bibi Jang maju selangkah, Hyunjae akan mundur selangkah. Wanita paruh bayah itu dapat melihat jika pria yang ia panggil dengan sebutan 'tuan' itu terlihat ketakutan pada posisinya saat ini.

Hyunjae tersentak kecil dan kembali mundur selangkah saat bibi Jang tiba-tiba menjatuhkan dirinya dan berlutut di bawah kakinya. Wajahnya masih menunjukan ekspresi ketakutan walau ia juga terlihat kaget dengan apa yang bibi Jang lakukan.

"Maafkan aku, tuan," wanita paruh bayah itu membuka suaranya lagi dan kini dengan air mata yang membajiri wajahnya. Entah sejak kapan ia mulai menangis. "Selama ini aku selalu berbuat jahat dan selalu mengikuti perintah nyonya besar untuk menyiksa anda, sementara pada saat yang sama tuan yang sudah kuanggap seperti anakku sendiri selalu memintaku untuk menjagamu selama ia tak ada. Maafkan aku, tuan."

Hyunjae semakin kaget. Tapi, rasa takutnya pada kepala pelayan di rumah suaminya yang juga menjadi tangan kanan sang ibu mertua untuk menindasnya itu, masih ada. Hyunjae ingat, setiap kali suaminya mulai sibuk bepergian keluar kota bahkan keluar negri untuk urusan bisnis, wanita paruh bayah itu selalu menyiksanya dengan berbagai pekerjaan di depan sang ibu mertua. Walau terkadang, ia dapat melihat tatapan bersalah dan iba dari si kepala pelayan, dan ia juga sering dibantu wanita itu juga jika sang mertua tak ada di rumah.

Tapi, ia juga ingat. Beberapa hari yang lalu, sesaat setelah ia melahirkan, wanita paruh bayah itu dengan kasarnya mendorongnya turun dari kasur, tanpa melihat dan peduli dengan darah yang membahasi tubuh bagian bawahnya. Wanita itu lalu menyeretnya begitu saja, seakan tak punya hati, untuk keluar dari rumah sakit itu. Dan itu membuat Hyunjae merasa jika wanita itu memang sama saja dengan mertuanya. Dan rasa itu membuatnya membangun benteng agar tak percaya pada wanita itu begitu saja.

"Kau mau apa dariku?" tanya Hyunjae dingin dan tak ada gerakan sedikitpun dari dirinya.

Bibi Jang mendongak, menatap Hyunjae yang kini juga menatapnya dengan mata melebar waspada. Wanita paruh bayah itu lalu meneguk ludahnya untuk meyakinkan dirinya agar bisa mengatakan tujuannya dengan cepat.

s o g r a •• jujae ft. hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang