🌹 sogra 39

725 115 2
                                    

Juyeon berdiri di samping Hyunjae yang duduk di sebuah kursi di dekat ranjang rumah sakit ibunya. Hari telah berganti. Dan pagi-pagi sekali, ia langsung membawa pasangannya itu ke rumah sakit, karena si manis itu sudah tak tenang sejak semalam, sejak Yunseong menelpon dan mengatakan jika ibunya mencari pasangannya itu.

Mata pria itu lalu bergerak, menatap ibunya yang berbaring di kasur sambil menatapnya datar. Pria itu lantas mengerjap beberapa kali, lalu mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. Entah mengapa, ia merasa seperti bocah tujuh tahun yang kedapatan mencuri oleh ibunya.

Lelah mengalihkan tatapannya, pria itu lantas mendengus sebelum menatap ibunya lagi.

"Apa, bu?" tanyanya mengungkapkan ketidaknyamannya. "Kenapa ibu terus menatapku seperti itu?"

"Kenapa kau masih di sini?" tanya balik Soyoung dengan nada datar namun sarat intimidasi. Hyunjae saja bisa merasakannya.

"Apa?"

"Ini hampir jam masuk kantor. Pergi dan tunjukan teladan yang baik untuk pegawaimu, Lee Juyeon!"

Juyeon tidak tahu sejak kapan ucapan ibunya membuatnya ciut lagi seperti saat ini. Seingatnya, ia sudah lama tak seperti ini. Kalau ia tak salah, terakhir ia menciut saat mendengar ucapan yang mengarah perintah dari Soyoung adalah saat ia masih duduk di sekolah menengah pertama. Oh, itu sudah lama sekali.

"Aku ingin melihat keadaanmu, bu," jawab Juyeon berusaha tenang.

"Sekarang sudah 'kan?" tanya wanita tua itu lagi. "Jadi, pergilah!"

"Tapi, aku masih mau di sini, bu."

"Tapi ibu tidak mau kau di sini!"

Juyeon tiba-tiba merasa was-was. Apa yang baru saja ibunya katakan secara tidak langsung telah mengatakan jika wanita itu ingin ditinggal berdua dengan Hyunjae. Itu membuatnya khawatir pada kesayangannya. Walau ia sendiri yang mengatakan pada Hyunjae jika ia dapat melihat ada yang berbeda dari Soyoung, seperti wanita tua itu sudah mulai menerima pasangannya, tetap saja ia merasa waspada. Sebelum Soyoung mengatakan jika ia memang telah menerima Hyunjae, Juyeon layak waspada 'kan?

"Aku mau bersama menantuku, Juyeon."

"Menantu?"

"Apa? Hyunjae memang menantuku."

Juyeon dan Hyunjae kompak mengerjap kaget. Keduanya lalu saling melirik sebelum menatap Soyoung lagi.

Tunggu sebentar! Ada yang ingin mereka tanyakan.

Mereka tidak salah dengar 'kan?

Soyoung menyebut Hyunjae sebagai menantunya?

Hei, ini luar biasa, kawan! Selama ini Soyoung tak pernah menyebut Hyunjae seperti itu di depan Hyunjae sendiri. Bahkan nama pria manis itu pun enggan Soyoung sebut. Ia selalu menyebut Hyunjae sebagai orang sialan.

Dan kini, ia menyebut Hyunjae sebagai menantunya di depan mereka?

Bukankah itu berarti ia sudah mengakui jika pria manis itu memang menantunya? Ia telah menerima Lee Jaehyun sebagai menantunya.

"Kenapa kau diam di situ? Pergi sana!" usir Soyoung saat Juyeon tak juga beranjak dari posisinya.

"Ju," Hyunjae yang sejak tadi diam akhirnya turut membuka suara. Pria manis itu lalu melempar tatapannya pada Juyeon, mengisyaratkan supaya pria itu pergi, ia akan baik-baik saja.

"Baiklah!"



"Baiklah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
s o g r a •• jujae ft. hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang