"ASTAGA YUNSEONG! APA YANG KAU LAKUKAN?!"
Juyoung lebih dulu mengerjap saat suara itu terdengar. Bocah itu lalu mengalihkan tatapannya dari Yunseong yang masih memeluk Minhee, sementara pamannya itu tengah berusaha mati-matian menahan umpatan yang telah ada di ujung lidahnya. Minhee meruntuk dalam diam, tanpa sadar telah membenturkan kepalanya berkali-kali ke pundak Yunseong. Lelaki manis itu merasa malu harus ketahuan dipeluk lelaki itu begini. Apalagi dengan perasaannya yang tiba-tiba saja melambung karena perlakuan dan ucapan manis lelaki itu.
"DADDY!"
Juyoung telah tersenyum lebar. Dengan langkah ringan, bocah itu berlari kecil meninggalkan lokasi yang tak seharusnya ia hadiri, menghampiri Juyeon yang tadi meneriaki pamannya itu.
Sementara itu, Juyeon tersenyum, merentangkan tangannya dan menyambut sang putra yang langsung melompat masuk ke pelukannya.
"Apa yang terjadi?"
Sebuah suara kembali terdengar dari pintu utama rumah, membuat Minhee berusaha melepaskan pelukan Yunseong. Bisa habis ia jika lelaki Hwang itu tetap memaksa memeluknya.
"Lepaskan aku, sialan!" ucap Minhee cepat.
"Aish, kenapa mereka semua harus mengganggu sih?" lelaki itu sendiri mendumel kesal, lalu melepaskan Minhee yang segera berlindung di balik tubuhnya. Sungguh, Minhee masih malu.
Sementara itu, di pintu utama rumah, ada lima orang yang tengah menatap mereka. Juyoung dengan tatapan polosnya. Juyeon, Hyunjae dan Hwayoung dengan tatapan geli. Dan Soyoung dengan tatapan datarnya. Entah apa yang ada di otak wanita tua itu, yang jelas ia terlihat tidak terlalu suka dengan pemandangan yang baru saja disuguhkan anak angkatnya itu.
"Astaga, Hwang. Bisakah kau menahan dirimu? Kau masih sekolah," celetuk Hwayoung sambil terkekeh kecil. Wanita tua itu tadi bersama Hyunjae dan Soyoung keluar rumah saat mendengar teriakan Juyeon.
Celetukan itu membuat Yunseong meringis malu. Sementara Minhee di belakangnya kembali meruntuk dan membenturkan kepalanya pada pundak Yunseong dengan wajah merah padam.
"Apa yang kau lakukan?"
Kini suara datar Soyoung yang terdengar, membuat Yunseong menatap sang ibu was-was.
"Tidak ada, bu. Aku hanya... Aku hanya memeluk Minhee," jawab lelaki itu pelan.
Soyoung masih menatap Yunseong dengan tatapan datar. Sebenarnya ia juga ingin melihat Minhee, namun bocah itu sudah bersembunyi di balik tubuh anaknya dengan wajah yang disembunyikan di pundak Yunseong dan mencengkram kuat lengan anaknya itu. Itu membuatnya memikirkan sesuatu. Hingga ia membuka mulutnya lagi.
"Lain kali, kalau mau melakukan itu lihat keadaan dulu. Kau mengotori pikiran cucuku," ucap wanita itu.
Yunseong mengerjap lalu menoleh pada Juyeon yang hampir meledakan tawa. Di gendongan sang kakak ada Juyoung yang masih menatapnya polos. Dan di belakang kedua orang itu, ada Hyunjae yang menatapnya sambil menggeleng kecil.
"Maaf, bu. Aku lupa," jawabnya pelan.
Soyoung menghela nafas, lalu berbalik dan mengajak yang lainnya untuk masuk.
Setelah semua orang masuk kembali ke dalam rumah, Yunseong mengerjapkan matanya beberapa kali. Lelaki itu seperti hilang nyawa saat sang ibu sama sekali tak berkomentar berlebihan tentang aksi gilanya tadi. Padahal, jika kakaknya yang bermanja dengan sang kakak ipar, ibunya tak segan untuk melakukan apa saja agar kakaknya berhenti. Lalu, mengapa sekarang jadi seperti ini?
Mata lelaki itu tiba-tiba melebar, ia lalu menegak menyadari sesuatu yang berubah dari sikap ibunya.
Apakah, ibunya mulai menerima keadaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
s o g r a •• jujae ft. hwangmini
FanfictionLee Hyunjae tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Kang Minhee, anak yatim piatu...