Yunseong berdecak kesal saat Kim Chaewom tertawa keras sambil menatapnya dengan ekspresi menjengkelkannya. Gadis dengan poni yang jatuh berjuntai di keningnya itu terus menunjuk Yunseong dengan jarinya membuat lelaki Hwang itu gatal ingin mematahkan tangannya. Sementara itu, Sunwoo dan Woobin hanya terkekeh sambil menggelengkan kepala dengan ekspresi geli yang semakin membuat Yunseong kesal. Hanya Eric yang terlihat tenang, tak terlalu peduli dengan apa yang mereka obrolkan.
"Hentikan tawamu, kau terlihat menjijikan." Yunseong sudah tak tahan untuk mengumpat pada Chaewon.
Sedangkan Chaewon masih santai dengan tawanya. Sebagai satu-satunya gadis dalam perkumpulan itu, Chaewon sudah biasa dengan mulut kurang ajar Yunseong dan ketiga temannya yang lain. Jadi, apapun yang Yunseong katakan, ia tak akan peduli.
"Jadi, kenapa hanya kau yang ke padang bunga matahari?" setelah menghentikan tawanya, Chaewon mengajukan pertanyaan itu pada Yunseong dengan ekspresi geli yang masih sama, membuat si Hwang mencibir tak jelas. "Kau bahkan tidak mengabadikan satu pun kenangan selama kau di sana."
"Untuk apa diabadikan kalau hanya aku yang akan mengenangnya?" tanya Yunseong dengan nada tak peduli. Tapi keempat temannya itu tak bodoh untuk sekedar mengerti ungkapan tersiratnya. Bahkan Chaewon yang sejak tadi tertawa kini langsung menampakan wajah sendunya.
"Apa itu sebuah curhatan?" celetuk Eric saat semua temannya yang lain hanya diam.
"Ck, diamlah!" balas Yunseong kesal. "Lagi pula kenapa dibahas lagi? Liburan itu sudah sebulan yang lalu dan tak ada alasan untuk dibahas lagi."
Belum sempat ke empat temannya yang lain berucap untuk menanggapi ucapan Yunseong, seorang gadis yang diketahui sekelas dengan Yunseong dan Sunwoo tiba-tiba muncul dan langsung mengatakan jika mereka ada kelas tambahan saat itu juga, pasalnya dosen mata kuliah tersebut tak dapat masuk minggu depan karena ada urusan. Dan untuk menebusnya, dosen itu ingin masuk saat itu juga, berhubung para mahasiswa kelas itu tak ada kelas pada jam itu dan semuanya belum pulang karena baru selesai dari kelas sebelumnya sekitar sepuluh menit yang lalu.
Yunseong dan Sunwoo pun segera berpamitan pada teman-teman mereka dan segera berlalu dari situ sebelum mendapat tinta merah pada absen mereka.
"Jadi, kau tak ingin membahas liburan itu lagi?" Sunwoo membuka suaranya saat mereka masih dalam perjalanan ke ruang kuliah. "Benar-benar tidak ingin?"
"Kenapa kau harus tahu?" tanya balik Yunseong yang masih sedikit kesal sejak tadi.
Sunwoo mengendik acuh, lalu memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya.
"Well, kupikir aku sahabatmu!?" dan jawaban itu sukses membuat Yunseong mengumpat.
Tak ada alasan. Sahabat memang selalu ingin tahu apa yang terjadi pada sahabatnya. Mereka tidak hanya ingin menjadi tempat di mana kau akan pergi jika kau senang. Tapi mereka juga ingin menjadi tempat di mana kau akan pergi jika kau susah dan sedih ataupun punya masalah. Mereka ingin menjadi tempat di mana kau akan pergi apapun yang kau alami, sama seperti kau yang menjadi tujuan mereka setiap saatnya. Tidak peduli jika kalian tak akan bisa menyelesaikan masalah yang sedang salah satu hadapi, tapi yang terpenting adalah kalian akan selalu ada bagi satu sama lain.
Hanya itu. Dan Yunseong seharusnya paham jika Sunwoo ingin itu. Mereka bersahabat sejak kecil, bahkan sebelum Yunseong diangkat oleh keluarga Lee yang kaya raya itu.
"Jadi, apa yang mau kau tahu?" tanya lelaki Hwang itu malas.
Sunwoo terkekeh saat tahu jika sahabatnya itu sudah kalah darinya. "Semuanya, mungkin?"
"Ck, kau merepotkan."
"Baiklah. Bagaimana kalau kita mulai dari... Kenapa kau pulang lebih awal waktu itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
s o g r a •• jujae ft. hwangmini
FanficLee Hyunjae tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Kang Minhee, anak yatim piatu...