"Wah, daddy, kau selius kita akan ke pantai?"Juyoung berteriak heboh. Bocah itu bahkan menatap ayahnya dengan tatapan berbinar dari tempat ia duduk saat ini. Sementara ayahnya sendiri, hanya tersenyum dan mengangguk kecil sambil tetap fokus pada jalanan di depan sana.
"Aku senang, daddy. Paman Yun tidak pelnah mengajakku ke pantai," bocah itu mulai mengoceh lagi, menceritakan pamannya yang tak pernah mengajaknya jalan-jalan dan hanya bermain di rumah besar yang membosankan itu.
"Tentu saja paman Yun-mu itu tidak bisa mengajakmu ke pantai, Juyoung-ah. Dia sangat sibuk belajar."
"Benalkah?"
"Ya."
"Apa yang dia pelajali itu hal yang sulit, daddy?"
"Ya. Kau akan tahu bagaimana rasanya jika sudah besar nanti."
Juyoung membulatkan mulutnya, lalu mengangguk kecil dengan ekspresi menggemaskan. Beberapa detik kemudian, ia kembali menatap Juyeon dengan ekspresi yang sama.
"Daddy, memangnya sekalang paman Yun ke mana?" tanyanya kemudian.
"Perjalanan wisata," jawab Juyeon. "Daddy tidak tahu di mana pastinya. Yang jelas kita tidak bisa menghubunginya karena di sana tidak ada sinyal."
Juyoung merengut, lalu mencuatkan bibirnya dengan lucu. Bocah itu merasa kesal karena tidak bisa menghubungi pamannya yang bahkan belum pergi selama sehari itu.
"Sudahlah, jangan bersedih dan kesal. Pamanmu akan kembali minggu depan," ucap Juyeon menghibur putranya itu.
"Minggu depan itu lama, dad. Aku tidak tahu halus belmain dengan siapa jika paman tidak ada," rengek Juyoung.
"Hei, apa kau lupa? Ada daddymu."
"Bagaimana jika daddy pelgi kelja?"
"Tenang, daddy masih libur hingga pamanmu pulang."
"Benalkah?" Juyoung terlihat berbinar senang. "Apa itu altinya aku bisa ikut daddy selama seminggu ini?" dan Juyeon menjawab dengan anggukan pasti, membuat anaknya itu kembali bersorak senang.
Juyeon masih tersenyum sambil melirik putranya yang tengah sibuk bersorak senang. Pria itu tiba-tiba teringat lagi akan kesayangannya. Ekspresi ceria Juyoung itu membuatnya teringat akan pria manis itu. Huh, jika saja pria manis itu ada bersama mereka saat ini, Juyeon yakin jika semua akan terasa lebih bahagia.
"Kau mau kita ke mana dulu?"
Yunseong mengerjap sekali. Pandangannya masih terkunci pada lelaki manis bernama Kang Minhee yang terlihat tidak ikhlas saat mengajukan pertanyaan tadi. Tapi, pikirannya bukan tertuju pada ekspresi lelaki itu. Melainkan pada usia lelaki itu.
Ya. Yunseong pikir, bocah cerewet yang menabraknya tadi itu seusia dengannya. Tapi nyatanya, bocah itu adalah salah satu pemandu wisata yang Yunseong tahu semuanya adalah siswa sekolah menengah atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
s o g r a •• jujae ft. hwangmini
FanfictionLee Hyunjae tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Kang Minhee, anak yatim piatu...