🌹 sogra 34

712 119 0
                                    

Suasana ruangan itu sedikit canggung dan aneh. Tiga orang berbeda usia ada di sana.

Hyunjae, pria manis itu nampak rapi dan manis, duduk di sofa panjang dalam diam. Mata indahnya pun tak bergerak banyak. Di depannya, ibu mertuanya duduk dengan wajah paling datar sepanjang masa. Dan di sofa single yang ada di sisi kirinya, ada wanita tua lainnya. Wanita itu berusia beberapa tahun lebih tua dari Soyoung. Penampilannya rapi dan mewah dalam satu waktu, menunjukan jika ia adalah wanita kelas atas. Tatanan rambutnya bagus. Dan sejak tadi, ia hanya diam, menatap dua orang yang duduk di depannya dalam diam.

Wanita itu tersenyum, membuat Hyunjae yang melihatnya dapat merasakan suasana yang mencair. Dan ketika tatapan mata mereka bertemu, Hyunjae pun tak dapat menahan dirinya untuk tersenyum.

"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Lee Hyunjae," ucap wanita itu membuka suara, membuat Soyoung melirik malas padanya.

Hyunjae mengerjap sekali, menatap Kim Hwayoung, panggilannya Hwayoung namun dikenalkan Soyoung sebagai nyonya Kim. Ekspresi Hyunjae heran membuat Hwayoung melebarkan senyumnya.

"Ada yang ingin kau tanyakan, Hyunjae?" tanya Hwayoung yang dapat menangkap isi kepala Hyunjae.

Si manis Lee itu mengangguk ragu, lalu melirik pada Soyoung yang tetap memasang wajah datarnya. "Nyonya mengatakan jika nyonya senang bertemu denganku. Lagi. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya kemudian.

"Kenapa kau harus memanggilku nyonya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Hyunjae, Hwayoung malah menanyakan hal lain yang membuat Hyunjae bingung dan melirik ibu mertuanya tak paham.

"Panggil aku bibi saja, Je. Pasanganmu juga memanggilku bibi. Dan sudah seharusnya kau memanggilku bibi," ucap wanita itu.

Hwayoung kembali tersenyum, dapat menangkap raut bingung di wajah Hyunjae. Di saat yang sama, ia juga dapat merasakan aura ketidaksukaan yang datang dari sisi Soyoung. Namun seakan tidak peduli, ia tetap fokus pada Hyunjae.

"Kurasa kau memang sudah lupa. Terakhir kita bertemu saat kau masih berusia tiga tahun, saat ayahmu masih hidup. Aku Kim Hwayoung, sahabat ayahmu dan ayah Juyeon."

Penjelasan pertama dari Hwayoung membuat Hyunjae mengerjap kaget. Seperti ada sekumpulan memori yang tiba-tiba muncul dan bermain-main di kepalanya. Teringat kembali kisah lama yang sering ayah mertuanya kisahkan saat ia dan Juyeon masih di masa sekolah dulu. Tentang persahabatan yang tak pernah lekang antara mereka, ayahnya, ayah Juyeon yang adalah ayah mertuanya dan wanita manis bernama Kim Hwayoung.

"Kita memang tidak pernah bertemu lagi sejak saat itu, karena aku ikut suamiku ke Belanda. Tapi aku selalu mendengar cerita tentangmu. Kau bahkan tetap hidup bersama Juyeon saat kedua orang tuamu meninggal dan kalian akhirnya menikah."

Hyunjae terdiam, masih menatap Hwayoung tanpa tahu apa yang harus ia katakan.

Hwayoung sendiri tetap tersenyum, kini semakin lembut. Namun Hyunjae dapat merasakan ada arti lain dari senyuman itu. Apalagi saat wanita tua itu melirik pada ibu mertuanya yang sama sekali tidak menatap pada wanita itu.

"Aku senang saat kau yang menikah dengan Juyeon," ucap wanita itu lagi. "Semua orang senang. Hanya orang-orang egois dan tidak mengerti apa itu cinta yang merasa sebaliknya."

Soyoung mengeraskan rahangnya saat Hwayoung selesai dengan ucapannya. Wanita itu tahu jika wanita yang adalah sahabat suaminya, wanita yang sudah dianggap sebagai kakak perempuan oleh suaminya itu tengah menyindirnya. Dan itu membuatnya tidak suka.

"Soyoung-ah," secara tiba-tiba, Hwayoung memanggil Soyoung, membuat wanita itu menatapnya dengan ekspresi tak suka. "Jika aku jadi kau, aku akan sangat berbahagia dan bersyukur karena mempunyai menantu seperti Hyunjae."

s o g r a •• jujae ft. hwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang