Suasana di ruang makan pagi ini terasa cukup aneh bagi Yunseong. Lelaki yang tetap memakai marga orang tua kandungnya walau telah diangkat oleh keluarga Lee itu terlihat tidak nyaman dengan posisinya saat ini. Ia duduk di hadapan sang kakak, sementara kakaknya itu terlihat acuh dan sibuk bermain dengan bocah tampan, Lee Juyoung. Di lain sisi, Soyoung terlihat menatap anak kandungnya itu dengan tatapan terbaca sehingga Yunseong merasa tak nyaman."Kapan kau sampai?" pertanyaan yang Soyoung ajukan yang jelas untuk anak lelakinya itu diabaikan. Bahkan Juyeon terlihat terkekeh tanpa beban ketika Juyoung memakan buburnya dengan belepotan.
"Oh astaga, anak daddy makan dengan payah," celetuk Juyeon sambil mengambil tisu dan mulai membersihkan mulut Juyoung dan mengabaikan pertanyaan serta tatapan tajam ibunya. "Aku masih belajal, daddy. Halusnya kau ingat itu," dan begitulah jawaban kekesalan Juyoung yang tak terima dengan celetukan asal ayahnya.
Juyeon kembali terkekeh dan itu membuat Yunseong ikut terkekeh, hal yang tak dilakukan Soyoung karena wanita itu terlihat kesal karena diabaikan.
Yunseong tiba-tiba bergerak dan meraih gelas susunya. Mahasiswa semester tiga itu lalu meminum minuman itu sebelum menggeser kursinya hingga membuat Juyeon dan Juyoung menatapnya heran. Hal itu juga terjadi pada Soyoung.
"Ibu, aku pamit. Jadwal keberangkatanku sebentar lagi," pamit lelaki itu pada Soyoung sebelum menatap Juyeon dan melakukan hal yang sama.
Soyoung mengangguk sekilas dan Juyeon memberikan beberapa nasihat untuk adiknya itu sebelum adiknya itu beranjak dari ruangan itu.
"Tidak ingin menjawab pertanyaan, ibu?" Soyoung membuka suaranya saat Yunseong sudah menghilang dari pandangan mereka.
Juyeon terlihat menarik ujung bibirnya lalu menatap sang ibu dengan senyum lebar yang benar-benar menipu bagi ibunya itu.
"Tadi pagi," jawabanya ringan. "Dan kusarankan agar ibu tak perlu repot bertanya kapan aku pergi lagi karena aku tak akan pergi lagi."
Raut wajah Soyoung berubah. Wanita dengan rambut yang mulai memutih itu terlihat tidak senang dengan lanjutan kalimat yang putranya itu ucapkan. Tapi, ia berusaha agar semua terlihat baik-baik saja. Ia berusaha agar ia terlihat tenang tanpa perasaan kesal yang tiba-tiba menyusup masuk ke dalam hatinya itu.
"Kenapa kau tak menanyakan pada ibu mengenai pemindahan perusahaan dan lainnya?" Soyoung mengajukan pertanyaan itu, membuat Juyeon mengubah tatapan dan senyum ramahnya menjadi tatapan serius yang mengintimidasi.
"Kau seharusnya ingat jika aku sudah dewasa, bu. Aku bukan lagi bocah sekolah dasar yang apapun keputusannya harus diambil dengan saran darimu. Aku adalah pria beristri dan seorang ayah. Kurasa itu lebih dari cukup untuk mengatakan jika aku sudah dewasa dan berhak mengambil keputusanku sendiri. Jadi, berhentilah mengatur apa yang harus kulakukan!"
Soyoung ingin menanggapi apa yang putranya itu katakan. Tapi, rengekan Juyoung membuat wanita urung. Sementara Juyeon tentu saja sudah kembali sibuk dengan jagoan kecilnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
s o g r a •• jujae ft. hwangmini
FanficLee Hyunjae tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Kang Minhee, anak yatim piatu...