"Siapa yang datang?"
Pertanyaan itu terujar begitu saja dari bibir Hyunjae, disusul tatapan bertanya pada suaminya. "Katamu tidak ada yang tahu ini apartemenmu."
Juyeon mendengus, lalu melepas pelukannya dengan tidak rela. Sementara Hyunjae bergeser, menyambut Juyoung yang sudah ada di ruangan yang sama dengan mereka itu.
"Seungyoun hyung," jawab Juyeon malas. "Aku baru saja mengirimnya alamat apartemen ini. Ia baru pulang dari desa itu."
Hyunjae mengangguk sambil membawa Juyoung yang sudah ada dalam gendongannya ke arah meja makan karena bocah itu meminta minum.
"Baiklah."
Hyunjae sudah mulai sibuk dengan sang anak, membuat Juyeon kembali mendengus sebelum melangkah ke depan dan membukakan pintu untuk Seungyoun.
"Kau pintar memilih tempat tinggal, kawan. Aku kesulitan mencari tempat ini," Seungyoun langsung berucap sebal saat Juyeon membuka pintunya dan ia masuk ke dalam.
"Ini tempat persembunyianku, jadi harus seperti itu." balas Juyeon sambil mempersilahkan yang lebih tua untuk duduk.
"Ya, ya..." ucap Seungyoun malas. "Bisakah kau beri aku minum? Aku lelah karena perjalanan jauh dan harus berkeliling mencari apartemenmu ini."
Juyeon hanya mendelik sebelum ia berjalan ke dapur dan mengambil segelas air putih untuk Seungyoun.
"Hanya air putih, Ju?" tanya Seungyoun tak percaya. "Kau pelit sekali."
"Sudahlah, hyung." jawab Juyeon malas. "Jangan banyak protes. Cepat katakan hasilnya dan pergi dari sini. Kau mengganggu waktu santaiku dengan kesayanganku."
Ucapan Juyeon membuat Seungyoun meruntuk tidak jelas sebelum ia mengambil gelas berisi air putih tadi dan meminumnya dengan tenang.
"Jadi, bagaimana?" tanya pria Lee itu saat Seungyoun sudah selesai dengan airnya. "Apa yang dia katakan?"
"Dia mengerti jika kau datang menjemput Hyunjae dan pergi tanpa pamit."
"Lalu, apa yang dia minta?"
"Tidak ada."
"Apa?"
Seungyoun mengangguk saja. "Dia tidak minta apa-apa sekalipun aku mengatakan jika itu adalah ucapan terima kasihmu. Aku bahkan menawarkan biaya kuliah ke Seoul karena kudengar ia sudah kelas tiga. Tapi, dia tetap tidak mau."
"Kau serius dia tidak mau dengan tawaranmu itu? Bukankah dia hanya anak yatim piatu yang seharusnya mau jika ditawarkan hal semacam itu?"
Seungyoun mengangguk sekali lalu menggeleng sekali, membuat Juyeon tak mengerti apa yang ia maksudkan.
"Jawab yang benar, hyung! Kau membuatku bingung."
"Ya, dia memang anak yatim piatu yang tak punya apa-apa. Tapi, aku sama sekali tak mengerti dengannya. Entah ia terlalu baik hati atau ia terlalu sombong, aku sama sekali tak mengerti."
"Memangnya kenapa?"
"Dia tidak ingin berurusan dengan kita lagi. Katanya, 'pergi saja, aku tidak butuh apapun dari kalian, dan aku tidak ingin berurusan lagi dengan kalian.'"
Juyeon diam sebentar. Mencerna penjelasan Seungyoun selama beberapa saat sebelum ia mengangguk kecil.
"Baiklah, aku mengerti. Tidak peduli dia terlalu baik atau terlalu sombong, setidaknya sekarang kita tak harus memikirkan tentangnya lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
s o g r a •• jujae ft. hwangmini
FanficLee Hyunjae tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Kang Minhee, anak yatim piatu...