Hari telah berganti. Satu minggu telah berlalu. Dan semuanya berjalan baik-baik saja.
Soyoung dengan segala sikap baiknya. Juyoung yang mulai akrab dengan sang nenek. Yunseong dengan kuliahnya. Minhee dan sekolahnya. Hyunjae dengan segala urusan sebagai yang bersanding dengan Lee Juyeon. Dan Juyeon dengan segala kesibukannya.
Siang itu, Hyunjae sedang bersama Soyoung di ruang keluarga dengan Juyoung yang bermain di sekitar mereka. Bocah tampan itu terlihat menikmati waktunya bersama sang mommy dan nenek yang tengah akrab-akrabnya. Tak jarang juga ia bertingkah menggemaskan hingga dua orang beda generasi itu tertawa kecil karena tingkahnya.
"Juyoung-ah, bagiamana dengan apelmu?" suara Hyunjae terdengar. Pria manis itu sedang mengupas apel dan baru saja memotongnya menjadi lebih kecil untuk diberikan pada anaknya. Sementara bocah itu sendiri baru saja berlari ke depan, entah apa yang akan ia lakukan di ruang tamu atau di depan rumah.
"Tunggu sebental, mom," Juyoung menyahut dengan santai, namun tak menoleh sedikitpun pada sang mommy membuat neneknya terkekeh lagi karena tingkahnya yang semakin lama semakin menggemaskan.
"Hei, astaga! Kau jangan berlari! Awas jatuh, sayang," Hyunjae kembali membuka suaranya. Berucap setengah teriak karena kecepatan lari sang anak yang semakin cepat.
Soyoung kembali terkekeh, kini melempar tatapannya pada sang menantu dengan sebuah senyum lembut. "Dia semakin menggemaskan, Je," ucap wanita tua itu, membuat sang menantu mengalihkan tatapan padanya.
"Tapi, aku takut, bu. Dia membuat jantungku bekerja keras setiap melihatnya aktif seperti itu. Aku senang dia aktif, tapi di sisi lain, aku takut terjadi sesuatu padanya," sahut Hyunjae dengan nada sedikit frustasi.
"Tidak apa-apa," ucap Soyoung tenang, bermaksud menenangkan sang menantu. "Ibu juga seperti waktu merawat Juyeon dulu. Dia sama aktifnya dengan Juyoung. Dan itu membuat ibu bernostalgia tentang masa dulu," Soyoung kini sudah memandang ke depan dengan tatapan menerawang. Sepertinya ia tengah mengingat kenangan dulu saat anaknya masih seperti Juyoung, masih berbahagia dengan apa adanya, masih tertawa tanpa beban, dan belum mengenal apa itu masalah serta juah dari masa di mana semuanya terasa begitu sulit.
Melihat sang ibu mertua larut dalam pemikirannya sendiri membuat Hyunjae tersenyum lembut. Ia juga seperti dapat merasakan apa yang sang mertua rasakan.
Keduanya lalu diam sesaat. Larut dalam segala pemikiran yang indah-indah tanpa beban. Hingga suara Juyoung membuat keduanya kompak saling menatap dan melempar tatapan bertanya.
"Di mana Kim Sihyeon?"
Seungyoun yang menjadi tujuan dari pertanyaan itu mengertukan kening. Pria itu lantas mendongak, melempar tatapan bertanyanya pada Juyeon yang kini tengah duduk tenang di kursi kebesarannya sambil sibuk membaca berkas-berkas yang baru saja diantarnya. Ada sedikit rasa heran. Mengapa pria di depannya itu mempertanyakan keberadaan sekretarisnya? Biasanya, pria itu cuek saja dan tidak akan peduli apa sekretarisnya ada atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
s o g r a •• jujae ft. hwangmini
FanficLee Hyunjae tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Kang Minhee, anak yatim piatu...