Perkebunan itu cukup luas dan sejauh mata memandang, hanya ada warna hijau dan orange yang cantik. Jika dihitung baik-baik, ada lebih dari dua puluh pohon jeruk yang tumbuh di perkebunan itu. Dan semua pohon jeruk itu sedang dalam masa panen, sehingga buahnya yang besar dan berwarna orange terang itu banyak mendominasi.
Yunseong melirik Minhee yang begitu memasuki kawasan perkebunan itu terlihat menatap pohon-pohon jeruk itu dengan tatapan berbinarnya. Lelaki itu lalu mendengus dan kembali mengikuti langkah lelaki manis itu memasuki perkebunan lebih dalam lagi.
"Berhenti bertingkah seakan kau belum pernah datang ke sini," celetuk Yunseong saat mereka berhenti di depan sebuah pohon.
Minhee yang akan memetik salah satu buah jeruk, karena tadi sudah mendapat izin dari kepala desa, menoleh dan menatap Yunseong. "Aku memang belum pernah datang ke sini," jawab bocah itu acuh dan kembali menghadap pohon dan memetik sebuah jeruk.
"Heh, yang benar saja?" tanya Yunseong tak percaya. "Kudengar kau satu-satunya pemandu wisata yang memang tinggal di desa ini, lalu bagaimana bisa kau belum pernah datang ke sini."
Lelaki itu tak bergerak, hanya mengajukan pertanyaan sambil mengamati Minhee yang kini sedang mengupas buah jeruknya.
"Aku sibuk. Datang ke sini hanya akan membuang-buang waktu," jawab Minhee. Setelah itu, bocah itu mulai memakan buah jeruknya.
"Lalu kenapa kau datang ke sini hari ini?"
Minhee mengunyah jeruknya dengan cepat lalu menelannya sebelum menjawab pertanyaan Yunseong itu.
"Karena kesibukanku sekarang adalah membuang-buang waktu," jawabnya santai.
"Maksudmu?" dan Yunseong tak mengerti maksudnya.
"Kesibukanku saat ini adalah memandu seseorang ke berbagai tempat, yang jika kulakukan sendiri akan membuang waktu berhargaku."
"Ck, kau bicara apa, bocah? Aku tidak mengerti," balas Yunseong malas sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya.
"Tak perlu mengerti. Itu bukan urusanmu," Minhee kembali memakan buah jeruknya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Yunseong mengalihkan pembicaraan, sambil menunjuk buah jeruk yang ada di tangan Minhee.
"Tidak buruk," jawab si manis dan kembali makan.
"Mana? Biar kucoba," pinta Yunseong sambil memasukan kedua tangannya kembali ke dalam saku jaketnya.
"Coba saja."
"Suapi," Minhee menghentikan gerak tangannya yang akan memasukan buah jeruk lagi ke dalam mulutnya saat satu kata yang Yunseong ucapkan itu sampai ke telinganya. Lelaki manis itu lalu menoleh dan menatap Yunseong dengan tatapan tak percaya.
"Apa katamu?" tanya bocah itu kemudian.
"Suapi," jawab Yunseong santai.
Minhee mengatupkan mulutnya, menurunkan tangannya yang sedang memegang jeruk tadi dan berkacak pinggang dengan ekspresi kesalnya.
"Petik, kupas dan makan sendiri. Aku bukan pengasuhmu," ucapnya sengit lalu berbalik dan bersiap melangkah meninggalkan Yunseong.
"Akan kulapor pada kepala desa jika kau mencuri jeruknya," tapi belum juga ia melangkah menjauh, suara Yunseong membuatnya berhenti dan berbalik menatap tajam lelaki itu.
"Aku sudah meminta ijin," jawabnya cepat.
"Ijin itu kau dapat karena kau datang ke sini bersamaku. Ingat, kampusku membayar mahal untuk segala hal di desa ini," balas Yunseong yang sekali lagi membuat Minhee kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
s o g r a •• jujae ft. hwangmini
FanficLee Hyunjae tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Kang Minhee, anak yatim piatu...