Perburuan Dimulai

138 11 1
                                    

"Bagaimana apakah berhasil." Tanya Lucas mulai cemas.

"Tenang saja semua berjalan lancar. Rose sudah meninggalkan kota ini dini hari tadi."

"Syukurlah." Lucas menghela nafas lega.

"Dia memberikanku sesuatu sebelum pergi." Cetus Alvin melanjutkan pembicaraan.

"Apa itu?" Tanya Lucas sedikit cemburu

"Sebuah Pulpen yang cukup mahal.Tapi tenang saja dia memberikan ini bukan sebagai hadiah. Rose mendapatkannya saat di rumah sakit." Sanggah Alvin dengan cepat karena tidak ingin membuat Lucas salah paham.

"Begitukah?" Sahut Lucas malu-malu lalu mengalihkan pembicaraan agar tidak merasa canggung." Pulpen jenis apa itu lalu lantas milik siapa.?"

"Pulpen S.T Dupont." Jelas Alvin Singkat.

"Bukankah itu pulpen bermerek yang mempunyai harga cukup malah."

"Benar. Pulpen S.T Dupont. Barang langka yang harganya juga tidak murah. Mungkin sekarang bisa mencapai 10 jutaan. Jika hanya untuk menuliskan resep untuk pasiennya apakah mungkin dia memakai benda semahal itu?" Cetus Alvin yang merasa akan hal yang ganjil pada temuan Rose.

"Aku rasa tidak." Balas Lucas dari balik telepon.

Sudah hampir satu jam lebih mereka berkomunikasi via telephone. Beradu argumen membahas tentang pulpen mahal itu.

"Berarti dia bukan orang biasa." Ucap Alvin menyimpulkan.

"Maksudmu?" Tanya Lucas dengan nada bingung.

"Paling tidak dia adalah orang yang beruang. Dan yang pasti dia juga orang yang profesional."Timpal Alvin balik dengan nada suaranya yang sudah seperti detektif handal.
"Pulpen melambangkan kepribadian orang yang memilikinya."imbuh Alvin.

"Kau benar. " timbal Lucas membenarkan.

" Pulpen juga bisa menjadi item untuk menunjukkan status seseorang. Apalagi ini bisa di bilang barang mewah. Jadi yang kita hadapi kali ini bukanlah orang biasa Lucas. E pastilah dari kalangan orang kaya. Pantas saja dia bisa dengan mudah memanipulasi keadaan. Tentu saja dia punya banyak cacing peliharaan."

"Maksudmu cacing peliharaan." Tanya Lucas tanda tak mengerti.

"Ayolah tentu kau sudah mengerti Lucas. Mereka anak buah E kaki tangan E pastilah banyak. Aku sangat yakin dia tidak mungkin sendirian dalam melakukan setiap aksinya. Jadi aku lebih suka menyebut mereka cacing peliharaan daripada manusia. Karena manusia yang menyakiti manusia lainnya tidak pantas di sebut sebagai manusia." Sahut Alvin geram.

"Lantas mengapa kau tak menyebut mereka Anjing peliharaan. Cacing peliharaan terdengar sedikit aneh."

"Anjing peliharaan mereka buas dan melakukan pekerjaannya secara terang-terangan. Sedangkan cacing peliharaan mereka berada di dalam tanah. Karena tubuh mereka yang licin jadi tindalannya tak di ketahui karena Tempatnya yang tersembunyi. Sama seperti yang dilakukan E dan para anteknya" Jelas Alvin panjang lebar yang membuat Lucas terdiam mendengarnya.

"Sebenarnya aku rasa kau lebih cocok jadi detektif daripada pengusaha Alvin." Ejek Lucas yang membuat mereka tertawa bersama.

Alvin sedikit lega. Baru hari ini dia mendengar Lucas tertawa meskipun hanya sebentar. Pasti Lucas sedikit merasa bebannya berkurang. Dengan adanya Alvin yang membantunya. Dan juga karena Rose sudah di asingkan jauh darinya ke tempat yang lebih aman. Maka beban itu mulai sedikit berkurang.

"Baiklah aku akan hubungi nanti jika ada temuan baru." Alvin tersenyum dan menutup telephonenya.

Jika benar E dari kalangan orang kaya maka butuh banyak uang dan tenaga untuk dapat menangkapnya. Dan pantas saja dia dengan sangat mudah melancarkan setiap aksinya.
Membuat mental Lucas terganggu.
Menyewa perempuan untuk menghancurkan rumah tangga Rose. Menyewa orang bayaran untuk menganggu Lucas.
Menyelundup ke rumah sakit dengan mudah.
Membungkam polisi untuk bekerja sama dengannya.
Itu semua tak mungkin bisa dilakukan oleh orang biasa.

Namun Alvin sudah bertekad siapapun orangnya. Sekaya apapun dia. Dan sehebat apapun akal dan tingkah liciknya. Dia akan menangkapnya. Dia akan melakukannya untuk Rose. Apapun untuk meringankan luka wanita yang di cintainya itu. Semua sudah di putuskan oleh Alvin saat itu juga.

"E aku pasti akan membunuhmu." Tulis Alvin pada secarik kertas yang di tempelnya di dinding bersama dengan surat ancaman E yang di dapatnya dari Lucas.

Perburuan di mulai!

Terimakasih banget untuk para pembaca setia semuanya. Terimakasih untuk waktu dan antusiasnya dalam mengikuti terus cerita aku.
Akhirnya kita udah sampai di akhir cerita REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM di bab "Teror".

Dan kita akan ketemu lagi di season kedua dari cerita ini yang mana di bab selanjutnya akan mulai menguak satu persatu bukti kejahatan "E" dan juga terdapat banyak petunjuk yang mengarahkan kita kepada siapa sosok "E" sebenarnya.
Ok guys,,,see u soon di season 2 thankyouuu semua!!!!

REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang