Pelik

1.4K 140 10
                                    

Segalanya terlambat saat Izak dan Alvin mengejar Rose. Dia kini sudah berhadapan dengan kakak Alvin itu yakni Ridwan Prawira. Sosok yang masih di ingat Rose. Dan begitu juga dengan Ridwan. Rose adalah wanita yang pertama kali dan juga satu-satunya yang pernah dikenalkan Alvin padanya. Dan juga begitu banyak cerita dari Adiknya itu tentang Rose masa dulu. Dia adalah belahan jiwa adiknya, Alvin.

Rose yang sudah terduduk berhadapan dengan Ridwan tanpa berkedip siap mendengarkan setiap penjelasan yang terlontar dari kakak sahabatnya  itu.

"Jadi kamu Istri dari Lucas?" Tanya Sersan Ridwan hampir tak percaya . Rose hanya diam tak mau menjawab. Dia tersenyum getir penuh benci menanggapi pertanyaan yang dilontarkan kepadanya itu.

" Senang bertemu denganmu lagi Rose." Sapa Sersan Ridwan yang masih mengenali Wajah Rose.
"Sudah lama sekali tak melihatmu. Terakhir kita bertemu dulu di arena futsal kamu bersama dengan Alvin bertengkar karena masalah tempat duduk yang_". Belum sempat Sersan Ridwan melanjutkan ucapannya Rose memotong dengan nada dinginnya.

"Maaf,saya kesini tidak untuk mendengar itu." Balas Rose dingin memotong pembicaraan  sersan Ridwan.

Mendengar ucapan Rose membuat sersan Ridwan tersadar. Memang bukan waktu yang tepat untuk membahas masa lalu yang tentunya sempat membuat Dunia Rose bahagia kala itu. Karena yang di rasakan Rose saat ini sangat bertolak belakang dengan kehidupannya yang dulu pernah ia jalani dengan Alvin.

Rose dia sudah lupa cara untuk bahagia. Dia sudah tak peka dengan kehangatan cinta disekelilingnya. Dunianya kini berubah. Dan dia sudah tak perduli dengan yang lainnya. Entah itu masa lalunya yang Ceria dan bahagia bersama Alvin. Ataupun kenangan indah yang dilaluinya selama menikah dengan menjadi istri Lucas.

"Maafkan saya." Ucap sersan Ridwan menyadari kesalahannya.

"Jadi  apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Rose tanpa basa basi.

"cukup rumit ". Jawab sersan Ridwan singkat namun terlihat jelas penuh dengan kegundahan. Terlihat jelas dia cukup tertekan dengan kasus yang di tanganinya kali ini.

"Jelaskan saja kepada saya menurut pandangan anda bagaimana kasus ini"

"Saya akan mengurutkan sesuai kejadian yang berlangsung serta menjelaskan temuan kami dan juga kejanggalan di dalamnya."

"Silahkan."

"Saudara Lucas di temukan di Tkp pertama dengan Saudari Hera yang di duga punya hubungan gelap dengannya."

Rose mengepalkan tangannya. Izak yang sudah berada di belakangnya kini menyentuh pundak Rose agar tetap tenang. Meski tentu Izak juga merasa kebencian yang masih dia rasakan sampai saat ini.

Sersan Ridwan melanjutkan penjelasannya." Terjadi percekcokan antara anda selaku Istri dengan suami anda Lucas."

"Dia menendang saya sehingga menyebabkan saya KEGUGURAN!!" Erang Rose tiba-tiba yang tersulut emosi karena rasa sakitnya yang diingatnya dengan sangat jelas.

Alvin yang tak jauh dari tempat duduk mereka berdiskusi mendengarnya dengan terkejut.
Matanya terbelalak tercengang.
Bola matanya membulat besar. Tangannya mengepal gemetar menahan amarahnya.
Dia seakan tak percaya tentang hal yang baru di sampaikan Rose. Karena dia belum sampai tau kasus ini lebih jauh. Wanita pertama yang di cintainya. Yang dia sendiri takut untuk melukainya.
Dia menyerahkannya pada lelaki yang di anggapnya tepat.
Namun ternyata lelaki itulah yang malah menyakiti Rose dengan sangat tak beradab. Rasa bersalah kini menghinggapi Alvin. Kenapa dia bersikap pengecut dulu dengan menyerahkan Rose pada Lucas. Hingga membuat hidup Rose hancur seperti sekarang. Andai dia mampu melawan rasa takutnya. Mungkin sekarang mereka sudah bahagia. Tak seperti sekarang.

"Tenang Rose." Bujuk Izak menahan tubuh Rose .

"Siapa anda?" Tanya Sersan Ridwan kepada Izak.

"Saya Kakaknya dan kebetulan saat peristiwa itu saya juga ada di sana Pak." Jawab Izak lugas.

"Kebetulan. Saya membutuhkan kesaksian anda juga,Silahkan duduk."

Izak kini duduk disamping Rose. Tangannya kuat mengenggam tangan adiknya itu takut jika Rose kehilangan kendali lagi.

"Jadi apa yang anda lihat dari saudara Lucas saat itu. Apakah ada perlawanan saat kalian berdua datang ." Tanya sersan Ridwan langsung ke pokok permasalahannya.

"Tidak pak dia hanya terlihat terkejut dan juga bingung melihat kehadiran kami."

"Tentu saja dia tidak percaya akan tertangkap basah melakukan perbuatan rendahan seperti itu." Sela Rose sinis penuh kebencian.

"Lalu?"

" Rose tersulut amarah dan menampar Lucas. Lalu dengan tidak di sangka dia balik menendang Rose hingga pingsan. Saya naik pitam dan menghajarnya kala itu."

"Adakah perlawanan dari saudara Lukas seperti mengelak dan membela diri atau membalas pukulan anda?"

"Tidak pak,Dia hanya diam dan tak membalas pukulan saya."

"Apakah saat itu dia lebih banyak diam dan seperti orang bingung?"

"Iya pak,dia hanya diam tak membela diri ataupun menyangkal dan juga tidak membalas pukulan saya."

"Sudah pasti itu karena dia malu semua terlihat jelas dia tidak bisa mengelak lagi." Rose menyudutkan Lucas.

"Itu karena pengaruh obat-obatan."

"Apa maksudnya?" Tanya Izak penasaran.

"Dia diam tak melawan bukan karena malu ataupun merasa sudah tersudut karena telah tertangkap basah. Bahkan dia bisa saja tidak sadar tentang keadaanya sendiri saat itu"

"Jadi?"

"Bisa jadi Itu karena efek dari obat yang di konsumsinya. Bingung,linglung,dan juga setengah sadar. Dia tak sepenuhnya tau tentang kejadian yang sedang berlangsung."

"Obat?" Ulang Rose tak percaya.

" Iya,senyawa narkotika namun jenisnya masih belum bisa dipastikan."

"Tapi dia bukan tipe orang yang mengkonsumsi hal hal yang seperti itu pak,Rokok saja tak pernah di sentuhnya apalagi narkoba". Bantah Izak tak percaya.

" Di tambah lagi dengan hilangnya teman perempuan saudara Lucas membuat kami cukup kesulitan. Karena dialah kunci utama dari kasus ini. Kami akan terus melakukan penyelidikan dan kasus ini masih akan terus kami kembangkan.Dengan bantuan beberapa saksi diharapkan akan cepat menemukan titik cerahnya" Jelas Sersan Ridwan panjang lebar.

"Ini semua menjadi semakin tidak masuk akal." Gerutu Rose kesal

"SEBENARNYA APA YANG TERJADI?! DIMANA SETAN PEREMPUAN ITU!!" geram Rose tak sabar hingga menggebrak meja kerja Sersan Ridwan.

"Mohon tenangkan diri Anda. Baiklah kalau begitu untuk sementara cukup untuk informasinya hari ini dan terimakasih atas kerjasamanya." Ucap sersan Ridwan mencoba mengusir Rose secara halus. Dia tidak ingin membuat Rose semakin terpancing amarah di kantornya.

Karena Sersan Ridwan punya Insting yang kuat. Dan salah satu Instingnya kali ini adalah jika ada mata-mata yang mengawasi setiap pergerakan dan perkembangan kasus ini. Ada salah satu anggota polisi di sini yang juga antek dari si Empunya kasus ini.

Dia takut jika Rose terlalu mencolok dengan menggembor-gemborkan emosinya itu akan membuat dia jadi sasaran selanjutnya. Dan tentunya itu bisa membuat dia dalam bahaya pula.

Alvin masih berdiri mematung di tempatnya. Sebenarnya dia juga ingin membantu Rose dengan hanya sekedar ikut pula menenangkannya. Namun, apalah daya Alvin tak kuasa. Dia tak punya hak apapun di sini. Bahkan predikatnya sebagai teman dekat Rose pun kini telah hilang.

REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang