OBAT

895 118 41
                                    

Alvin terkejut bercampur heran setelah sampai di depan rumah Rose. Pintu rumah itu terbuka lebar sedangkan tak ada seorangpun di teras. Suasana rumah hening dari luar.

Alvin sudah bisa merasakan jika ada sesuatu yang tak beres terjadi di dalam rumah itu. Dengan sigap dan cepat Alvin menerobos masuk. Pikirannya langsung tertuju pada Rose pasti  sesuatu sedang terjadi padanya.

Sorot mata alvin menyapu setiap ruangan mencari penghuni rumah tersebut. Di ruang tamu tak ada siapapun. Lalu Alvin bergegas menuju ruang makan. Dari ruangan itu barulah terdengar samar-samar kegaduhan suara seseorang yang terus menerus memanggil nama Rose.Rasa khawatir sekaligus takut menyelubungi hati Alvin.  Dengan lincah dan sangat cepat Alvin spontan berlari ke arah suara tersebut berasal.

Langkah kakinya yang penuh kekhawatiran, sorot matanya yang menunjukkan kecemasan menembus ruang demi ruang untuk bisa sampai di tempat suara itu berasal.Alvin tak perduli apapun saar itu. Yang hanya ingin dia pastikan adalah bahwa keadaan Rose baik-baik saja.

"katakan Ayah, apa ayah tahu kalau Lucas akan mengirimkan gugatan cerai untukku?" tanya Rose dingin.

"apa yang kamu bicarakan Rose, Ayah tak mengerti." Sahut Pak agus mencoba mengelak.

Rose yang tak ingin banyak berbasa-basi waktu itu langsung menunjukkan surat yang di terimanya. "Apa benar ini semua Ayah?" tanya Rose kembali sambil menunjukkan surat yang sebenarnya dari E tersebut.

Sontak mata Pak agus membelalak tak percaya. Siapakah yang telah menulis surat hal seperti itu pada putrinya. Dan dari mana pula orang ini tahu tentang rahasia yang hanya dirinya dan Lucas yang tahu.

Pak Agus yang tak mengira Rose akan mengetahuinya dia hanya bisa diam seribu Bahasa. Pak Agus merasa terkejut sekaligus kebingungan harus menjawab apa. Pak agus tak bisa berkutik ataupun mengelak lagi sekarang. Yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah mau tak mau dia harus mengakuinya.

"Jangan hanya diam saja Ayah, jelaskan apa semua yang tertulis disini benar?!" tanya Rose dengan deru amarah yang meluap-luap.

" TOLONG JELASKAN SEMUANYA PADA ROSE AYAH!" pekik Rose dengan derai air mata yang tengah deras berjatuhan. Rose merasa di khianati oleh keluarganya sendiri. Oleh Ayah yang sangat ia sayangi dan sangat ia percayai itu.

Amarah kini telah menguasai Rose, Dia kembali kehilangan kendali. Dia benar-benar sudah bukan dirinya lagi. Rose kehilangan kesadarannya. Dia mengobrak abrik semua barang-barang di kamarnya. Melempar benda-benda yang ada dalam jangkauannya.

Bu agus hanya bisa menangis perih melihat keadaan putrinya saat ini.

"Rose, tenangkan dirimu sayang." Rintih pilu Bu Agus memekik namun tak terdengar oleh Rose. Rose seperti berada di dunia lain. Alam bawah sadarnya membawanya entah kemana. Rose menjadi sangat liar dan itu bisa dilihat jelas dari sorot tatapan matanya.

"Rose, hentikan!" Bentak Hendro garang.

"Hen, bawa ibumu keluar dari sini." Teriak pak Agus di tengah keributan yang tak terkendali saat ini.

"tapi Pa,," sela Hendro yang tidak tega meninggalkan ayahnya sendirian.

"cepat! Kalau tidak ibumu akan terluka. Ayah akan mengurus Rose." perintah Pak Agus sekali lagi lebih tegas dari sebelumnya.

"Iya Pa." Dengan berat hati Hendro pergi dari sana menuntun ibunya yang sudah lemas itu menuju ke kamarnya di tempat yang jauh lebih aman dari amukan putrinya itu.

Sedangkan Pak agus mempertaruhkan diri menangani Rose yang di luar kendali itu seorang diri.

"Rose dengarkan ayah dulu."

REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang