Keadaan terasa berbeda saat Rose Izak serta Alvin memasuki ruangan Lucas. Kedua orang tua Rose ternyata juga sudah sampai di rumah sakit.
Nampak kedua orang tua Lucas tersenyum haru .Rose sempat bingung tentang apa yang terjadi. Bukankah Lucas hendak dibunuh? Para polisipun sedang bekerja keras menangkap penjahat yang diduga hendak membunuhnya. Lalu kenapa mereka terlihat malah penuh suka cita?Rose yang sudah tak sabar akan rasa penasarannya secara spontan bertanya" Ada apa ini?"
"Oh Rose kamu sudah datang,syukurlah" Sambut Bu Iwan tersenyum bahagia.
"Lucas sudah siuman Rose" imbuh Ibu Rose menjelaskan.
"Apa?" bisik suara Rose tak percaya. Dibarengi dengan Izak serta Alvin yang saling memandang yang masing-masing menyimpan rasa penuh dengan tanda tanya.
"Ayo Rose kemarilah." Ajak pak Agus lembut.
Rose merasa aneh akan hal ini. Sebenarnya dia tidak tahu harus melangkah maju atau tetap diam ditempatnya. Namun disisi lain dia juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan di sisi lain juga dia tidak pernah ingin berada di dekat Lucas lagi meskipun hanya sejengkal jaraknya.
Tapi perasaan aneh mengendalikan Rose. Seoalah itu Insting atau Refleks diri. Rose melangkah maju perlahan ke arah Lucas yang masih terbaring ditempatnya. Tubuhnya dikuasai perasaan yang tak menentu. Seakan dia ingin mundur berhenti namun langkah kakinya tetap ingin berjalan maju.
Perlahan namun pasti Rose melihat sosok Lucas kembali. Sosok yang beberapa saat lalu terbaring koma seakan tanpa nyawa. Kini sosok itu matanya telah terbuka. Lucas telah sadar. Meski tak banyak pemulihannya namun ini sudah menjadi sebuah keajaiban yang tak terduga. Dia hampir saja mati terbunuh namun kini malah dia kembali hidup dari mati yang hampir datang kepadanya karena koma.
Rose tersentak. Tubuhnya hampir rubuh seakan mendapat tekanan yang luar biasa. Dia benar-benar di buat tak percaya. Entah dia harus senang untuk saat ini atau dia harus membenci hal yang sudah terjadi sekarang.
"Tidak mungkin" Bisik Rose menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Matanya yang terbelalak lebar mengisyaratkan keterkejutannya.
"Kalian bilang dia hendak dibunuh lalu kenapa dia malah tersadar dari komanya?"
"Ini sebuah keajaiban Rose." Senyum Pak iwan menatap teduh ke arah Rose.
"Keajaiban harusnya tidak selalu datang kepada orang yang salah." sahut Rose berpaling dari tatapan Ayah mertuanya.
"Dokter punya penjelasannya sendiri Rose,tenangkan dirimu Lucas baru sadar jangan membuat keributan yang menganggunya." Desak Pak Agus yang mengetahu jika Anaknya kini akan mulai berulah lagi.
"Apakah semua ini hanya permainan?" Protes Rose tak terima
"Apa maksudmu?"
"Kalian tidak tahu polisi berada diluar sana mencoba menangkap penjahat yang akan membunuhnya? Namun kenyataannya dia disini sudah sangat baik-baik saja."Ungkit Rose sambil tangannya menunjuk kearah keluar jendela Rumah Sakit.
"Rose ada apa dengan dirimu sebenarnya. Tidak senangkah kamu melihat keadaan Lucas sekarang ?" Ayah Rose mengernyitkan dahinya. Sedang kedua orang tua Lucas memandang Rose dengan tatapan sayu.
"Kalian jangan pernah lupa dengan apa yang sudah dia lakukan! Dan untuk hal apa aku harus senang karena dia! Untuk bisa membunuh anakku lagi lain kali?" Hardik Rose denga suara lantangnya.
PLAK!!!!
Tamparan keras mendarat di pipi Rose.
"Apa yang sudah Ayah lakukan?" Lerai Izak menahan tubuh ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)
Narrativa generaleRumah tangga Rose dan Lucas di hancurkan oleh seseorang yang tak dikenalnya. Semua ini sudah di rencanakan oleh seseorang yang memang sengaja ingin merusak biduk rumah tangga mereka. Bahkan mungkin setiap sendi kehidupan mereka berdua. Berawal dari...