Rose kini telah kembali menjadi Rose yang dulu. Sejak peristiwa mencekam saat itu dia di bawa ke rumah sakit untuk ditangani ahli medis. Rose di haruskan menjalani serangkaian perawatan dan juga pemulihan dari obat-obatan yang di telah berikan E kepadanya.
Setelah semua tahapan itu kini Rose bisa lepas dari obat yyang selama berbulan-bulan meracuni pikirannya itu. Obat yang telah merubah seegala perangai dan kepribadian Rose. Dan setelah lepas dari pengaruh buruk obat-obatan itu kini kondisi Rose sudah mulai stabil. Tak ada lagi Rose yang pemarah dan bertempramen tinggi. Kini Rose menjadi orang yang lebih tenang dari sebelumya.
Dia menyadari jika selama ini dia sudah seperti seorang boneka hidup. Dicontrol oleh sejumlah butiran obat-obat laknat yang membuat dia menjadi kacau dan tak bisa menendalikan perasaan dan amarahnya. Jika di ingatnya lagi betapa keterlaluannya setiap kata yang keluar dari mulutnya dulu tentang Lucas. Dan betapa tak pedulinya dia dengan keadaan semua orang yang sebenarnya hanya khawatir dengan keadaannya. Berbagai kata kata kasar yang terlontar. Setiap sikap dinginnya kepada orang lain yang bahkan tak mempunyai salah padanya. Hingga di titik terbesar dia hampir melukai ayahnya sendiri.
Beruntung semuanya telah berakhir. Dan semua kini menjadi sebuah cerita yang lalu. Meskipun Tak ada yang tahu pasti apa saja gejolak hati Rose yang sebenarnya. Apa yang di rasakan oleh Rose saat ini. Namun Setidaknya dia telah kembali menjadi dirinya sendiri dan terbebas dari rantai amarah yang seakan membelenggunya selama ini.
Pada akhirnya semua mimpi buruk dalam keluarga pak Agus telah berakhir. Kini keadaan keluarganya sudah kembali normal dengan membaiknya kondisi putri mereka. Tak ada lagi percekcokan, dan tak ada lagi perselisihan yang mewarnai rumah tersebut. Semuanya terasa damai kembali seperti semula.
Meskipun tetap meninggalkan bekas luka di antara mereka. Hubungan antara Lucas dan Rose memang sudah tak bisa lagi untuk di persatukan. Keadaan Lucas yang tak memungkinkan untuk bisa menjalani bahtera rumah tangga seperti dulu lagi, di karenakan hidupnya yang di kuasai oleh E. Di tambah lagi dengan pengakuan Rose pada ayahnya hari ini. Tentang dia yang sudah merelakan semuanya dan memilih untuk berpisah secara baik-baik dengan Lucas.
''Aku sudah tak ada kuasa lagi untuk mendendam padanya Ayah. biarlah semua berakhir dengan apa adanya. Aku sudah mengikhlaskan semuanya.'' ungkap Rose lirih pada ayahnya.
Mendengar pengakuan putrinya itu membuat Pak agus memberanikan diri memberi tahu Rose yang sesungguhnya tentang keadaan Lucas. Mungkin saat ini Rose sudah mampu menerima semuanya. Dan rasa dendam serta benci pada Suaminya itu akan benar-benar hilang sama sekali.
''Sebenarnya ada yang ingin ayah katakan padamu Rose.''
''tentang apa Ayah.'' Tanya Rose sekenanya.
''ini tentang Lucas.'' Pak Agus berucap ragu.
''Maaf ayah. Rose sudah tidak ingin membicarakan tentangnnya.'' Balas Rose Acuh.
''Tidak Rose, kamu harus mengetahuinya. Ayah sudah tidak bisa lagi menyembunyikan semua kebenaran ini dari mu.'' elak pak Agus bersikukuh menyakinkan putrinya itu.
Rose menatap ayahnya heran.
'' kebenaran tentang apa Ayah?''Meski merasa berat hati namun akhirnya Rose mendengarkan pengakuan ayahnya tentang hal yang berkaitan tentang Lucas saat itu.
Pada akhirnya Pak Agus menceritakan semuanya pada Rose. Semua yang di ketahuinya dari Lucas. Tentang E, orang misterius yang menganggu hidupnya dan menghancurkan bahtera rumah tangga mereka. Itu semua di karenakan ulah orang tersebut juga. Meskipun Lucas sudah melarangnya untuk menceritakannya pada siapapun apalagi pada Rose.
Namun, hati kecilnya selalu terusik tatkala menatap mata Rose yang masih menyimpan rasa benci pada Lucas. Pak Agus tidaak bisa membiarkan putrinya terus menerus membenci Lucas yang sebenarnya sama sekali tak bersalah. Lucas hanyalah korban. Kesadaran itu membuat pak Agus tak kuasa menanggung perasaan ini. jika dia membiarkannya dalam diam dan seolah tak mengetahui apa-apa.
Tak akan ada yang baik jika kita menyimpan sebuah rahasia. Apalagi jika rahasia itu menyangkut kehidupan dua insan manusia yang sengaja di pisaahkan oleh sebuah keadaan yang yang tak adil ini. Maka aakan selamanya Rose menyangka jika memang selama ini lucas lah yang jahat kepadanya. Pak Agus merasa jika dia memang harus meluruskan ini semua. Pak Agus tak bisaa membiarkan kesalah pahaman ini berlanjut dan membiarkan kebencian melekat di hati Rose.
Setiap kalimat yang keluar dari bibir ayahnya bagaikan tumpukan bacaan naskah yang Panjang bagi Rose. Setiap kata Terasa berat untuk di terima.
Dan Rose hanya terpaku dalam diam mendengar setiap penjelassan dari pak Agus.Tak tahu harus menjawab apa dan apakah dia hharus mempercaayainya begitu saja. Namun keadaan itu lantas tak membuat Rose berontak ataau mencoba menyangkal ucapan sang Ayah. Perasaannya sudah Lelah dengan semua yang telah terjadi padanya selama ini. Rasa putus asa dalam hidupnya kini menyelimuti hidupnya. Hati Rose serasa sudah tak ada daya dan ttenaga lagi untuk melawannya.
Rasa lelah akan semuanya membuat Rose tak banyak berkata.
Lelah akan hidup yang telah mempermainkannya. Tak ada guna amarahnya selama ini. Kini Rose telah merasaa kalah. Keputus asaan yang membuat hidupnya terasa begitu hampa. Dan dalam diam dia merasa bosan untuk terus menghirup segarnya udara. Rose tak ingin peduli lagi dengan dunia yang mengitarinya. Segala permasalahan hidupnya.Dengan raut wajah murung Rose memalingkan wajahnya.'' Aku tidak tahu apakah bisa menerima semua penjelasan ini ayah. bagiku seekarang tidak ada bedanya.''
''Tidak masalah nak. Ayah hanya tidak ingin menyimpan rahasia ini selamanya. dan membiarkanmu takk tau tentang kebenarannya.'' sahut pak agus meyakinkan Rose.
Rose tak menjawab ayahnya. pikirannya saat ini kosong. Semua ini terasa sulit di terima oleh nalarnya. Dan tentu saja pak agus mengetahui tentang apa yang di pikirkan rosee saat ini. Tentang semua kemelut di hatinya yang berrkecambuk dan salling bertolak. antara harus menerrima kebenaran atau mengelaknya.
''Rose masih tidak tahu harus mengatakan apa ayah.'' jawab Rose malas tak bersemangat.
''Ayah tahu kamu sedang bingung Rose, Namun temanmu Alvin lebih mengetahuinya dari pada ayah kamu bisa bertanya padanya.''
''Alvinn?''
''iya temanmu itu, sejak di rumah saakit hingga sekarang dia banyakk membantu keluraga kita dan tentunya membantumu. Dia adalah pemuda yang baik.'' sanjung Pak Agus yang trrlihat menyukai Alvin.
Rose memerhatikan sejenak Ayahnya dan terlihat berpikir keras akan sesuatu tentang Alvin yang terlibat dalaam permasalahannya.
"baik ayah.''''ya sudaah ayah tinggal dulu. lebih baik kamu istirahat.'' pak Agus mencium kening putrinya dan berlalu pergi dari kamar Rose.
Mendengar semua perkataan Ayahnya tadi membuat Rose di landa kebimbangan. Dan di tambah lagi dengan Alvin . Bagaimana dia masuk dalam permasalaahannya. Dan kenapa harus dia yang ikut campur dalam urusan rumah tangganya.
Sedangkan di sisi lain Rose sudah merasa muak. Muak untuk terus hidup. Keputus asaan yang seakan tak ada harapan membuat Rose mengenggam sebilah pisau yang di sembunyikannya di laci meja riasnya.
Hampa. Hanya itu yang di rasakan oleh Rose. Perasaan itu yang kini memenuhi hatinya. Rasa penuh sesak.
Rasa sakit yang terus di tahannya. Amarah yang sudah tak ada artinya. Bagi Rose sudah tak ada jalaan lagi untuknya. Dan sampailah Dia pada suati titik jenuh. Rise dia tak ingin meneruskan hidupnya lagi.Rose apakah harus menyerah secepat ini?
Sedangkan di tempat lain Alvin masih berusaha mencari identitas dari E.
Lucas yang dalam penantian.
Rose yang dalam keputus asaan.
Serta Alvin yang sedang berjuang.E dia tetap mengawasi sambil merancang permaianan lainnya lagi.
Karena E takk pernah berhenti dan takk akan pernah merasa puas.
Permaianannya masih terus berlanjut.👁👁
![](https://img.wattpad.com/cover/161069868-288-k215979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)
General FictionRumah tangga Rose dan Lucas di hancurkan oleh seseorang yang tak dikenalnya. Semua ini sudah di rencanakan oleh seseorang yang memang sengaja ingin merusak biduk rumah tangga mereka. Bahkan mungkin setiap sendi kehidupan mereka berdua. Berawal dari...