Part 6

384 81 0
                                    

Ketika drama mulai beraksi, disitulah iblis telah menguasai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika drama mulai beraksi, disitulah iblis telah menguasai.- Zee.

~RECOGNIZED~

‍‍Pulang sekolah, ganti baju, makan, rebahan, baca Wattpad. Itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari seorang Saqueena Zeenata. Namun, berbeda dengan hari ini. Di saat murid-murid lain berhamburan untuk segera pulang ke naungannya masing-masing, Zee malah membawa kakinya mondar-mandir di koridor;  mencari seseorang.

"Dimana, sih? Perasaan tadi gue liat di sini deh!" Monolog gadis itu. Kaki yang terbungkus sepatu sneaker tersebut menendang kecil pilar penyangga gedung sekolah.

Lelaki dengan tas ransel hitam berlogo skateboard tersampir disebelah bahunya, berjalan dalam kerumunan insani. Bola mata Zee berbinar. Dengan segera ia mengayunkan kaki untuk menghampiri pemuda tersebut yang hendak keluar gerbang.

"Woi, tungguin gue!" teriak Zee, "itu, yang pake tas item, berhenti dong!" Ada banyak murid yang memakai tas warna hitam. Dengan spontan mereka menghentikan langkahnya karena merasa terpanggil. Termasuk Azil—lelaki dengan tas hitam berlogo skateboard.

"Lo tuh ya! Dibilangin berhenti kenapa malah jalan terus!" omel Zee. Netra hitamnya menyorot tajam lelaki berambut cepak di depan aksa. Setelahnya, gadis itu menatap sekeliling, lalu kembali bersuara, "Gue gak nyuruh kalian berhenti." Ucapan Zee sontak membuat langkah mereka kembali melaju.

Kening Azil mengerut. "Lo siapa?" tanyanya.

"Gue Zee. Kita sekelas. Pikun lo, ya?" jawab Zee sedikit ngegas. Azil adalah cowok yang tadi mengatakan bahwa Ganta sedang sakit.

Pemuda itu mengangguk singkat. "Jadi, lo mau apa manggil gue?"

"Lo kenal sama Ganta?" tanya Zee to the poin.

"Ya. Dia tetangga gue." Jawaban Azil berhasil membuat kedua sudut bibir Zee terdorong ke atas—menampilkan senyuman yang begitu lebar.

"Ya udah, ayo! Anterin gue ke rumahnya!" Zee terlihat begitu antusias.

Mata Azil menyipit curiga. "Emang lo siapanya Ganta? Gue gak bisa bawa orang asing ke rumahnya!"

"Apaan lo ngatain orang asing? Gue sahabatnya, lho!"

"Sahabat? Perasaan Ganta nggak pernah punya sahabat cewek," tutur Azil, "apalagi bar-bar kayak gini," tambahnya.

"Apa?! Udah ih, lo jangan banyak cingcong. Ayo anterin gue sekarang." Zee mendorong tubuh Azil untuk keluar dari gerbang. Setelahnya, ia menarik lelaki itu berbelok ke arah kanan.

"Eh, berhenti!" interupsi Azil.

"Apalagi?" tanya Zee dengan nada kesal.

"Salah jalan." Sekarang giliran Azil yang menarik lengan Zee—membawanya memutar ke arah kiri.

RECOGNIZED(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang