Part 18

217 61 2
                                    

Perawan atau tidak, jika hatinya baik insyaallah akan dipertemukan dengan lelaki yang baik pula; menerima kamu apa adanya.

~RECOGNIZED~

"Gak capek apa ganteng terus?" tanya Zee. Gadis itu tengah berbaring di rumput taman beralaskan paha Gasta sebagai bantal.

Mengelus rambut sang gadis, cowok itu bertanya kemudian. "Nggak ... Zee, nanti malem aku mau ajak kamu ke pesta ulangtahun temen. Mau, ya?" Binar harapan terpancar di kedua bola matanya.

Zee mendadak membisu. Tatapannya berubah kosong seiring dengan lengkungan bibirnya yang menipis menjadi simbol garis lurus.

"Zee?"

"Hah? Eh ...? Kayaknya gak bisa."

"Kenapa?"

"Udah gue bilang gue mau pindah."

"Kemana? Kamu mau pindah ke Korea? Yang bener aja."

"Entahlah. Yang jelas gue gak akan ada di kota ini lagi. Makannya hari ini gue mau ngabisin waktu bareng lo." Zee kembali melahap roti yang disuapkan oleh Gasta.

"Zee, aku gak akan biarin kamu pergi setelah usaha aku selama ini."

Kening cewek itu mengerut. "Usaha? Usaha apa?"

Ada hening sejenak sebelum kemudian Gasta menjawabnya. "Usaha aku buat mencintai kamu." Senyum Gasta mengembang. Selepasnya menyuapkan sejumput roti kedalam mulutnya.

"Gue harus pergi. Tapi cinta gue gak akan pernah pergi. Gue sayang sama lo, Alphabet."

***

"Kita gak jadi pindah." Kalimat tersebut langsung menyambut kedatangan Zee dan Jiwa.

Zee menatap kebingungan, namun hatinya terasa sangat senang. Perhatian gadis itu tertarik kepada objek yang tengah di tatap oleh Mamanya.

Disana terdapat seorang presenter yang mengatakan bahwa ada seorang saksi mata yang bilang bahwa makhluk berleher panjang—Buigzaam pergi ke arah Utara.

"Ya, saya melihatnya. Malam itu sekitar pukul dua pagi saya melihat makhluk itu duduk di stasiun kereta api yang menuju kota Seberang." Begitu penuturan sang saksi mata.

Zee menatap tak percaya. Bagaimana tidak, orang yang berada di dalam televisi dan tengah di interogasi itu adalah ...

Ganta.

Huh, pantas saja tadi pagi waktu Zee bilang akan pergi, pemuda itu mengatakan ia tidak perduli. Tetapi ...?

Kenapa Ganta ngelakuin ini? Apa dia udah tau kalo gue ini bukan manusia? Dan dia nyoba nyelamatin gue dengan ngasih saksi palsu?, Zee bertanya-tanya dalam hati.

"Entah siapa anak muda itu. Tapi Mama mengucapkan terimakasih banyak kepada dia. Karenanya, para polisi menghentikan aksinya untuk melacak keberadaan kita," ujar Xeanzi.

Zee memasuki kamarnya dengan pikiran yang melanglang buana. Gadis itu lalu mengambil ponsel dan membuka aplikasi berwarna hijau.

Ayanggas; bismillah halal
(Online)

Zee:
|Alphabet, gue gak jadi pindah. Gue mau ikut ke pesta.|

Tak butuh waktu lama, gadis itu langsung mendapat balasan.

Gasta:
|Serius? Oke nanti malam aku jemput. Dandan yang cantik ya.|

Zee:
|Siap Ayang.|

RECOGNIZED(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang