Part 15

415 73 32
                                    

Dua tiga makan ramen, pakyu men

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua tiga makan ramen, pakyu men.- Ganta.

~RECOGNIZED~

Gugusan rona kuning terlihat menghiasi awan. Sang mentari mulai menampakkan wujud dengan malu-malu. Zee turun dari motor Gasta, diiringi kedua kakinya yang menjejak di atas paving blok parkiran. Pagi ini cowok itu memang menjemputnya untuk mengajak ke sekolah bareng.

Ia membuka helm dari kepala gadisnya, lalu merapikan rambut Zee yang sedikit acak-acakan. "Belajar yang bener, ya. Kan mau jadi psikolog," ujar Gasta sambil mengusap lembut pipi Zee.

Cewek itu mengangkat tangannya yang kemudian menghimpit hidung Gasta menggunakan telunjuk dan jempol. "So sweet banget jodoh gue."

"Zee!" Ganta datang dengan sebuah gagang loli terselip di bibirnya, "kelas kuy." Tanpa izin cowok tersebut lantas menarik lengan sang gadis. Zee melambaikan tangan kepada Gasta. "Dadah cintaku!" teriaknya tanpa tau malu.

Spontan Ganta berdecak sambil berceletuk, "Najis, bacot lo bucin!" 

"Mencium bau-bau iri."

"Dua tiga makan ramen, pakyu men!"

Selepas itu, keduanya mendudukkan bokong diatas bangku, lalu sibuk dengan kegiatan masing-masing. Zee yang membaca Wattpad, dan Ganta yang tengah bergulat dengan pikirannya; memikirkan bagaimana membuka topik yang mungkin cukup sensitif untuk sahabat perempuannya itu.

Menyambar air mineral dari atas meja, Ganta langsung meneguknya hingga tersisa setengah botol. Ia berdeham. Seterusnya langsung bertanya to the point. "Zee, lo manusia bukan, sih?"

Menyimpan ponsel, gadis itu memusatkan perhatian kepada sahabatnya. "Gimana gimana?"

"Lo manusia apa bukan?" tanya Ganta mengulangi pertanyaan yang ia lontarkan beberapa detik lalu.

Sedetik, hanya sedetik Zee terdiam. Disusul suara gelak tawa yang menikam gendang telinga. "Ya manusia lah. Lo pikir gue apa?"

Ganta menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Ya siapa tau lo siluman babi." Beralibi, pemuda tersebut bergumam dalam hati, Zee bohong. Itu berarti dia emang bukan manusia.

Zee tertawa sumbang. "Kalo seandainya gue emang siluman babi, apa lo masih mau jadi sahabat gue?"

Ganta merangkul bahu gadis disampingnya. "Mau lo siluman bagong sekalipun, lo tetep sahabat gue." Ya memang, ia sudah nyaman dengan Zee. Dia tidak perduli gadis itu manusia apa bukan. Yang jelas Ganta tidak ingin kehilangan Zee, sampai kapanpun.

Sebuah senyuman terbit di bibir Zee. Perempuan itu menatap dalam kedua bola mata Ganta disusul dengan cibiran setelahnya. "Omongan lo sok iyey lah kampret."

Memutuskan kontak mata, ia lalu mengeluarkan buku dari kolong meja.  Gadis itu membuka halaman paling belakang dan mulai membuat coretan-coretan disana.

RECOGNIZED(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang