Part 43

47 10 0
                                    

Kini kehidupan Zee sudah kembali membaik. Vira dan Priyanka sudah ditangani oleh pak kepala sekolah. Keduanya telah di DO dari SMA Kanigara. Tadinya Zee ingin melaporkan mereka berdua ke pihak berwajib. Hanya saja mau gimanapun juga mereka berdua tetap temannya.

Gadis itu duduk bersandar di bahu Gasta. Pemandangan hamparan rumput dan kolam ikan, begitu indah membelai mata. Saat ini mereka berdua tengah berada di taman sekolah.

"Pusing." Zee mengeluh.

"Pusing kenapa, sayang?" tanya Gasta sukses membuat pipi Zee bersemu merah.

"Tumben manggil sayang?" Zee mendongak untuk menatap sang kekasih.

"Emang gak boleh?" Gasta balik menatap Zee.

"Boleh sih. Sebenarnya gue pusing mikirin karya gue yang dikit lagi menuju end. Bingung mau bikin happy end atau sad end."

Telapak tangan Gasta terangkat, kemudian mendarat di kepala Zee, mengelusnya dengan lembut. Zee sontak memejamkan mata, menikmati.

"Jangan terlalu dipikirin. Nikmati aja alurnya."

Zee memeluk erat pinggang Gasta, seakan tidak mau kehilangan lelaki tersebut. "Sayang Alphabet."

"Sayang Zee juga," balas Gasta.

Kelopak bunga mawar tiba-tiba saja berjatuhan. Keduanya mendongak, mendapati Ganta dalang dibalik ulah tersebut.

"Mau juga dong dipeluk-peluk," celetuk cowo itu. Ikut duduk di samping Zee.

"Gak!" Gasta menatap tajam.

"Gue ga ngomong sama lo!" balas Ganta, jutek.

"Udah deh jangan mulai. Gak bisa apa kita hidup sejahtera." Cewek itu mengangkat kedua jari kelingkingnya. "Kita gak boleh pisah, ya. Jangan ada yang ninggalin gue."

Gasta dan Ganta mengangguk kompak, segera menautkan kelingking masing-masing ke jari Zee.

"Aku gak akan pernah ninggalin kamu. Itu janji aku sama princess Zee," balas Gasta tersenyum lebar.

"Lo jametnya gue, mana mungkin gue ninggalin lo," timpal Ganta.

***
Pagi ini Zee terlihat sibuk memasukkan barang-barang kedalam tas. Karena kemarin sewaktu pulang sekolah, pak Bambang bilang hari ini akan dilaksanakan study tour.

"Zee, cepetan dong. Lama banget!" Jiwa sudah mengomel sedari lima menit yang lalu.

"Iya bang sabar atuh." Si gadis langsung berlari menuju pintu dengan tas yang sudah melekat di punggung. Sebelah tangannya menenteng keresek putih yang berisi camilan.

Mengendarai kuda besi dengan kecepatan tinggi, sepuluh menit kemudian motor Jiwa telah sampai di parkiran sekolah. Disana juga bus pariwisata sudah berjejer rapi.

"Ayo semuanya masuk bis!" Instruksi pak Susilo.

Satu per satu murid-murid telah masuk ke dalam bis. Ganta duduk bersama Havika, Zee dengan Gasta dan Irysa dengan Jiwa.

Sudah sekitar satu jam lebih bus melaju dengan kecepatan sedang. Semua siswa-siswi terlihat sangat bahagia. Mereka bernyanyi bersama. Dan si biang onar Ganta tak henti-hentinya membuat Zee naik pitam. Cowo itu terus saja meminta camilan milik Zee.

"Jamet, lo udah abis 5 bungkus. Masih aja minta-minta!" Zee menyembunyikan keresek jajanannya dibalik punggung.

"Perhitungan banget lo sama temen," balas Ganta seolah tersakiti.

RECOGNIZED(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang