END

110 17 11
                                    

Beberapa tahun kemudian.

Kemarin adalah hari kelulusan Zee dan Ganta—lulus dari kuliah S3. Masa belajar mereka telah usai. Dan untuk kedepannya mereka akan merancang masa depan.

Ganta bersandar di mulut pintu. Pemuda itu menatap Zee yang tengah menyisir rambut didepan cermin. Si gadis terlihat sangat anggun dengan balutan gaun hitam tanpa lengan sebatas lutut.

Sedangkan pemuda itu memakai setelan kemeja putih dan jas hitam. Mereka hendak menghadiri acara tunangan teman sekampusnya.

Cowo tersebut berjalan menghampiri Zeenata dengan santai. "Ya Allah, gak kuat pengin halalin," celetuknya lalu mencuri ciuman di pipi kiri sang gadis.

Sang empu melipat tangan didepan dada sambil tersenyum sinis. "Udah gue bilang, gue gak mau dihalalin sama lo. Gue takut burung lo bisulan," balasnya dengan sarkas serta merta tampang yang arogan.

Ganta menyentil dahi Zee. Sepasang cincin tersemat dijari masing-masing pemuda-pemudi itu. "Untung calon bini."

"Gue calon ahli kubur."

"Ngeselin banget. Di jadiin babu enak kayaknya."

"Tuh, kan. Gue gak mau nikah sama lo. Nanti kalo udah nikah di jadiin babu terus di suruh ngurus si anjing bulldog yang galaknya naudzubillah."

"Gak papa. Anggap aja anak sendiri."

"Anjing!" seru Zee refleks.

"Cie, udah gak sabar, ya. Child dog sini. Guk guk, yuhuuu!" Ganta berteriak memanggil Child dog. Tak lama seekor anjing berperawakan giant melompat dari halaman rumah kemudian memasuki kediamannya dan langsung menghampiri sang majikan.

"Child dog mulai sekarang jangan galak-galak, ya. Dia calon mamamu jadi harus sopan."

Anjing tersebut menggonggong galak sembari menatap nyalang ke arah Zee, begitupun sebaliknya.

"Apa, hah, apa? Mau gue pukul?!" tantang cewe itu. Dia dan Childog memang tidak pernah akur dari zaman SMA.

Si Anjing kembali menggonggong lalu mengambil tas selempang milik Zee dan membawanya berlari keluar rumah.

"Anjing balikin woi anjing! Lo kayak anjing! Balikin anjing!" Cewe itu berteriak heboh.

"Zee, dia kan emang anjing," potong Ganta.

"Diem lo, anjing!"

"Gue Ganta, bukan anjing."

***

Malam Minggu, malam yang begitu cerah di taburi bintang. Hari ini adalah hari dimana pernikahan Zee dan Ganta berlangsung. Pemuda itu tidak berbohong. Ucapannya yang mengatakan bahwa setelah lulus wisuda ia akan langsung menikahi Zee, ternyata itu benar adanya.

Mereka melaksanakan pernikahan tersebut diluar ruangan. Beberapa poster NCT terpajang di setiap sudut ruangan. Maklum, Zee dan Ganta kan merupakan NctZen.

Suara sorakan dan tepukan tangan memenuhi ruangan ketika Ganta selesai mengucapkan ijab qobul.

Jiwa menghampiri adik perempuannya lalu menangkup pipi gadis itu. Ia mencium kening Zee sesaat sebelum akhirnya bersuara, "gak nyangka banget adik gue yang dulu sering nangis kejer gara-gara baca cerita, udah nikah aja. Sekarang lo gak akan penasaran lagi rasanya ciuman itu gimana, kan? Gak akan nyuruh gue buat cium bibir lo lagi, kan? Sekarang Ganta yang akan ngelakuinnya."

Zee mencubit lengan Jiwa. Pipinya sedikit memerah. "Diem lo, kampret!"

Gasta menatap Zee dengan seukir senyuman. Gadis itu terlihat sangat bahagia tanpanya. Meskipun Zee memutuskan untuk menjauhi Gasta, bukan berarti ia tidak akan mengundang cowo itu ke acara pernikahannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RECOGNIZED(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang