29 - Epilog1 (White Melody)

850 20 7
                                    

Setelah 6 bulan..

Rana mengunjungi sebuah toko kaset di Mall tempat Sunshine mengisi acara hari ini, berniat membeli Album terbaru Redhood yang baru release minggu lalu. Hanya sendiri, meskipun gitaris baru pengganti Aubry adalah seorang cewek juga, tapi Rana belum mampu menerima teman perempuan siapapun untuk mengganti Aubrynya. Namanya Gwen, dan Rana menemukannya di sebuah festival band dua bulan yang lalu, walaupun skill bermain gitarnya masih jauh dibawah Aubry tapi gadis muda dan imut seperti Gwen diharapkan bisa mengisi kekosongan itu untuk sementara, ya.. Rana dan anggota band yang lainnya masih menempatkan Gwen sebagai Additional player.

Di toko kaset yang dituju, tidak sulit bagi Rana untuk menemukan CD terbaru Redhood, karena terletak paling depan disebuah showcase yang menampilkan CD keluaran terbaru dan terlaris.

"Aubry.." Rana bergumam lirih, melihat covernya saja dia tau Album ini dipersembahkan bagi sahabatnya yang telah berpulang itu, airmata perlahan menggenang dipelupuk mata dan mengaburkan pandangannya. Cover itu berwana biru tua, dengan siluet seorang gadis berambut panjang tergerai ditiup angin dengan memangku gitar. Tak terbendung lagi, cairan hangat itu menetes tepat ketika Rana membalik CD dan mengenai sebuah judul di nomor 4 pada list lagunya. Rana menghapus cepat airmatanya dan mengelap tetesan pada judul "White Melody".

Tanpa menunggu lama, Rana membawa 2 CD dan membayarnya dikasir. Ingin segera tiba di mobil dan mendengarkan semua lagu, terutama lagu nomor 4, Dan menyerahkan satu CD lagi pada Tama agar bisa didengarkan oleh teman-temannya yang lain.

***

Seputih salju..

Sehalus sutera..

Kamu yang cantik, yang anggun, yang baik..

Karya indah yang maha Tinggi,

Kau hadir dalam mimpi-mimpi, membawa surga bawah sadarku..

kau datang dalam hari-hari, membawa cinta dalam nyataku..

**Melody..

Apa kau hadiah bagiku? Bingkisan bagi jiwa kerdil ini?

AKu memintamu pada Dia..

Tapi langkahku tak mau melaju, merasa jauh untuk menjangkaumu..

Melody..

Mengapa kau datang membawa janji..

Janji yang takkan pernah bisa kau tepati, untuk membuatku utuh lagi..

Tapi kini kau pergi.. kau benar-benar pergi..

Mengapa..

Melody??

Lagu keempat ini membuat Rana menepikan mobilnya ketepi jalan, meskipun sejak lagu pertama diputar telah membuat dadanya serasa ingin meledak karena rindu dan rasa pedih, tapi dia masih bisa menahannya karena irama full band dan suara vokalis redhood mampu membuatnya mengalihkan perhatian dari lirik-lirik menyayat hati yang sejak awal adalah ciptaan Nikki. Tapi lagu keempat ini membuatnya benar-benar tak tahan, bukan hanya karena penyanyinya adalah Nikki sendiri, yang menyanyikan lirik ini dengan penuh perasaan dan penghayatan, tapi juga karena pengiringnya adalah gitar tunggal yang dimainkan Nikki sendirian, semacam lagu rindu dan persembahan terakhir yang sangat spesial dari Nikki.

Sambil sesenggukan dan menyandarkan keningnya di stir mobil, Rana teringat hampir empat bulan yang lalu ketika mereka terakhir bertemu. Nikki kurus dengan kantong mata yang menghitam, pandangannya kosong dan terlihat benar-benar kacau, dua bulan kepergian Aubry tentu masih terasa berat baginya, Rana pun tak mengharapkan Nikki bisa move on secepat itu walaupun dia juga tak senang melihat keadaan Nikki. Rana datang ke rumah orang tua Nikki diantar oleh Jody, mengantarkan kotak yang menurut Ibu berisi memori tentang Aubry. Ibu memang membagi-bagikan benda di kamar Aubry kepada teman-teman dekatnya. Semua kebagian tak terkecuali Nikki, malah ibu memilih sendiri barang-barang spesial untuk Nikki dan mengirim paketnya ke Rana untuk disampaikan pada Nikki. Karena Ibu langsung pindah ke Semarang segera setelah masa berkabungnya berlalu.

White MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang