Aubry
Aku bersyukur senyum seperti setia tersungging dibibir tipis Nikki, wajahnya tak lagi ditekuk seperti di swalayan tadi, malah tadi dia langsung menyambutku dengan sumringah didepan pintu, bahkan tak menunggu hingga jam 10 untuk segera berangkat.
"Kita kemana sih Nik?", tanyaku penasaran.
Yang ditanya cuma geleng-geleng sambil nyengir penuh rahasia, tangan kirinya mengelus-elus puncak kepalaku. Aku suka!
"Sebentar lagi juga nyampe bry", udah hampir dua jam kami didalam mobil Jeep Nikki tapi belum juga nyampe. Dari jalanan menanjak dan berkelok yang kami lalui sepertinya ini mengarah ke pegunungan. Jalan yang kami lalui kini mulai sepi, banyak pohon dikanan dan kiri jalan, laju mobil melambat dan Nikki memarkirkan mobilnya dibawah pohon pinus yang teduh.
"Udah nyampe, yuk turun", Nikki segera keluar dan aku mengikutinya.
"Ke hutan?', tanyaku tak percaya, bukannya aku tipe cewek manja yang nggak pernah main ke hutan, tapi sepatuku benar-benar tak cocok disini, yang ada kakiku perih karena lecet ditanah yang tidak datar ini.Entah kenapa hari ini aku memakai wedges.
"Udah ikut aja.. ", Nikki menggandeng tanganku dan menarikku melalui jalan setapak dihadapan kami. Ternyata makin kedalam pemandangannya semakin indah, aku menjadi semakin excited.
Langkahku terhenti ketika mataku menangkap hamparan pemandangan indah, ini adalah tebing yang dibawahnya adalah hamparan kebun teh, hijau dan sangat menyejukkan mata. Nikki ikut berhenti dan memperhatikan wajahku yang diterpa pancaran mentari yang menerobos dibalik daun-daun.
"Cantik!", suara rendah Nikki memecah keheningan tempat ini, tapi ketika aku menoleh ternyata dia sedang memandang lekat wajahku, membuatku salah tingkah kurasakan telinga hingga pipiku panas. Yang dimaksud Nikki cantik pemandangannya kan?
"Iya, cantik, sangat indah, makasih udah ngajak aku kemari", ucapku tulus, tak ingin berlarut-larut ge-er pada kata-kata ambigunya.
"Bukan disini tempatnya, kita jalan sepuluh menit lagi ke utara, disana lebih aman dan landai", Nikki kembali menggenggam tanganku dan kami kembali berjalan. Hatiku hangat dan bahagia.
Tempat yang dimaksud Nikki ini ditumbuhi rumput liar dan ilalang, tapi tak terlalu tinggi, tak jauh dari tebingnya ada sebuah pohon yang dibawahnya ada sebuah bangku panjang mengarah kehamparan pemandangan hijau yang sengaja dibuat oleh entah siapa. Kini nafasku tercekat, manangkap bayangan seorang gadis yang duduk sendirian dibawah pohon itu, hantu? tapi mana ada hantu siang bolong begini? Jemari Nikki yang menggenggamku erat kini dilepaskan tiba-tiba, hatiku nyeri diperlakukan seperti ini, ada apa? Nikki kini setengah berlari kearah pohon meninggalkanku, seketika jantungku terasa sakit seperti diremas.
"Karin", nama itu keluar dari mulut Nikki dengan lirih, dan aku seperti robot hanya mengikutinya, otak dan hatiku sangat tidak sinkron saat ini, aku tak boleh berprasangka!
"Nikko?", ketika berbalik,mata cewek itu kini membesar, teramat sangat kaget dan ada kerinduan yang dalam disana, segera dia bangkit setengah berlari menghampiri Nikki. Itu Nikki bukan Nikko seperti katanya tadi! aku mendengus kesal. Kakinya tersandung-sandung karena begitu bersemangat sekaligus putus asa ingin menggapai Nikki.
Hatiku kini seperti benar-benar ingin meledak, sakit dan panas menyiksa, lebih menyakitkan ketimbang melihat Nikki waktu grand final bersama cewek itu, karena kini didepan mataku Nikki menyambut Karin, memeluknya erat dan mengelus punggungnya berusaha menenangkannya? Ya, menenangkannya seperti si Karin ini begitu merindukannya setengah mati hingga bener-benar tak menyadari kebaradaanku yang tepat di depan matanya. On Tuhan, apakah mereka tidak menyadari betapa aku sangat sakit melihat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
White Melody
RomanceKisah cinta anak band yang berakhir duka.. Adakalanya sebuah lagu bisa mewakili perasaanmu dan kisah perjalanan cintamu...