Sunshine - Additional chapter

1.4K 32 4
                                    

      Flashback sehari sebelum jadwal latihan.

        Masih jam 07.00 wib, Aubry keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk biru langit melilit tubuhnya, sambil menatap stereofoam warna hitam di balik diding kamar mandi yang terpempel jadwal latihan atau manggung, Aubry memutuskan bahwa tidak ada janji atau kegiatan menyangkut bandnya hari selasa ini, cuma hari Rabu dan Jum'at biasanya jadwal latihan band dan Sabtu atau minggu jadwal manggung Sunshine. Kecuali ada seorang reporter majalah lokal yang akan mampir ke rumahnya jam 4 sore nanti. Jadi kegiatan hari ini cuma mengerjakan skripsinya yang sudah seminggu lebih tidak tersentuh dan menunggu sang reporter dan anggota band lainnya datang sore nanti.

        Kaos putih dan celana katun pendek jadi pilihan Aubry hari ini, setelah membereskan kamar dan memakai bedak bayi Aubry mengetik pesan singkat pada Rana, "Jam Berapa datengnya Ran? jangan kesorean ya, temenin aku beli makanan buat anak-anak dan mbak Dian dulu".

Drrrrt drrrt Cling clung, "Beres neng Oby, jam tiga Aku uda nyampe di pintu kamar kamu" , Aubry hanya tersenyum membaca balasan dari Rana.

        "Huffffftttt....", Aubry menghembuskan nafas sambil meletakkan laptop dan buku-buku referensi beserta beberapa skripsi yang dipinjamnya dari para seniornya yang baik hati, setelah semua peralatan tempur berserakan di atas meja bulat Oshin barulah Aubry mulai mengerjakan skripsinya mengenai Aplikasi Rekayasa Konstruksi. Aubry sebenarnya bercita-cita menjadi 'Pemusik' atau sejujurnya menjadi seorang penyanyi, tapi berdasarkan tingkat intelektual yang dimilikinya Ayah tidak pernah membiarkan Aubry meninggalkan bangku kuliah dan mengejar impiannya. Boleh-boleh saja bermusik sebagai hobi atau hiburan tapi bukan menjadi tujuan hidup alias cita-cita.

"Sarapan dulu nak", suara ibu dari dapur memecah konsentrasi Aubry pada ketikannya.

"Bentar lagi bu belum laper"

"Nanti kepala kamu pusing lo kalo masuk angin", kata ibu mengingatkan.

"lima menit bu", Aubry mengiyakan saran ibu.

Aubry meninggalkan laptopnya setelah menekan ctrl+s dan menuju dapur , "Perut Aubry masi tahan bu".

"Uda jam setengah sepuluh kamu belum juga sarapan, perut kamu tahan sih tapi ibu perhatikan kalo masuk angin kamu suka mengeluh sakit kepala kan..."

Aubry cuma diam sejenak lalu meneguk susu cokelatnya sampai habis, "Iya sih,, kan kalo masuk angin bu,, tapi hari ini rasanya aman-aman aja koq", kilah Aubry sambil mengunyah Sandwich isi strawberry jamnya.

"Ih anak ibu kalo dibilangin ngeles mulu nih", "Kalo uda selesai disambung lagi noh kerjaannya" sambung ibu.

        Setelah sarapan Aubry kembali menekuni skripsinya yang sudah pada tahap Pembahasan, dua bab lagi skripsinya selesai. Sebenarnya wajar aja kalo kuliah di fakultas Teknik dan tamat setelah belajar 5 tahun, tau sendiri kuliah disana lumayan sulit, apalagi dosen-dosennya pada killer dan ga segan kasih nilai F alias minus. Hii sereem, Aubry membayangkan Pak Syamsul dosen mata kuliah Teknologi Beton yang pernah memberi nilai F pada Willy di semester 4. Tapi kuliah disana terasa cukup mudah bagi Aubry, dosen-dosen yang notabene mendapat label tengkorak oleh para mahasiswa malah bersikap sangat baik pada Aubry, bisa jadi karena di fakultas Teknik sipil ini mahasiswinya sedikit, bisa jadi juga karena Aubry telalu cantik dan mulus untuk berada di sarang penyamun, tapi yang pasti kuliah disana mudah bagi Aubry karena dia pintar. Dan karena kemampuannya ini sebelum Ayah meninggal beliau pernah meminta Aubry berjanji agar lulus tepat waktu. Sebenarnya ada dua janji, tapi mungkin janji yang kedua adalah yang tersulit bagi Aubry untuk menepatinya.

***

        Jam 4 sore semua Anggota kecuali Tio udah ngumpul di ruang tamu rumah Aubry, Tio katanya ada kerjaan di bengkel motornya dan baru rampung nanti malam. Rana yang udah nongol dari jam 3 sekarang sedang cekikikan bersama yang lain karena membahas seorang cewek yang mencoba menjadi misterius dengan terus menerus mengirimi Tama surat cinta tanpa nama pengirim. Parahnya lagi nih cewek selalu ketauan setiap mencoba menyelipkan surat cintanya di handle sarung gitar Tama. Secret Admirer gagal kalo kata Fajar. Sementara aku sedang menyiapkan kue-kue  dan minuman dingin bersoda yang tadi telah aku dan Rana beli.

White MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang