21 - Jealousy

650 26 3
                                    

Nikki POV

'Nik dimana?'

'Tol Pasteur'

'Mau kemana?'

'Balik'

'Besok kita masih ada jadwal, lo apa-apaan?'

'pake additional aja bisa kan?, daripada penampilan Redhood kacau, sekacau gue'

'Lo ga boleh nyetir kalo lagi emosi gitu!, lo balik SEKARANG!!'

'Titip salam sama yang lain, sampein maaf gue', Iphoneku kini berada entah dimana dibagian belakang jok mobil, kuhempaskan sembarangan setelah berbicara dengan Jody.

***

Mata Aubry Nanar, ketukan dipintu depan rumahnya membuat dia was-was, ini masih jam 5 subuh, siapa yang bertamu di pagi buta ini? Dengan langkah tertatih dia membawa dirinya yang terkantuk menuju pintu depan, mengendap-endap sambil mengintip dibalik tirai, apakah ada maling? tapi mana ada maling yang lewat pintu depan, mengetok pintu pula.

Nikki???, Jantung Aubry berpacu karena bahagia tapi juga bingung melihat pujaan hatinya kini berada didepan pintu rumahnya.

"Nikki", Aubry langsung menghambur kepelukan Nikki, tapi segera melepaskan pelukannya ketika menyadari Nikki hanya diam mematung, tak membalas pelukan kekasihnya itu. Dengan perlahan Aubry menatap wajahnya, disana jelas tidak ada perasaan bahagia atau tatapan rindu, yang Aubry lihat hanyalah kantung mata yang menghitam, rahang yang mengeras dan tatapan penuh marah yang seakan menembus jantung Aubry. Dia terdiam menatap pacar yang biasanya hangat dan penuh kasih itu dengan kebingungan.

"Kenapa Nik?, masuk yuk diluar dingin", Nikki masih mematung bahkan tetap diam ketika Aubry menarik tangannya menuju kedalam. Walaupun dengan enggan akhirnya Nikki masuk dan memilih duduk sejauh mungkin dari Aubry.

Aubry jelas sakit diperlakukan dingin seperti ini, apa salahnya? kenapa kekasih yang di rindukannya berubah drastis seperti ini?

"Jadi selama aku pergi, kamu selingkuhin aku Bry? Aku cuma 3 hari", Suara Nikki bergetar, dia terlihat lelah dan kacau. Ucapan Nikki sukses membuatnya terperangah, dia sama sekali nggak mengerti dengan tuduhan yang dilontarkan kepadanya itu.

"Maksudnya apa?" Aubry berusaha tenang, mengendalikan emosinya yang mulai terusik. Keheningan pagi tak membuat keduanya nyaman, hanya menimbulkan aura dingin dan mencekam.

"Nggak usah sok nyangkal, seluruh Indonesia juga udah tau!", Suara Nikki mulai meninggi membuat Aubry terkesiap, kaget dan tak menyangka Nikki bisa sekasar ini.

"Aku nggak ngerti kamu ngomong apa", Aubry sakit mendengar tuduhan tak beralasan yang dituduhkan Nikki, dengan kebingungan dan rasa tertekan, perlahan saraf-saraf otaknya mengirimkan sinyal berupa denyutan-denyutan kecil dikepalanya.

"Kamu kan yang make dress bunga-bunga di mall kemarin siang, tertawa lepas dengan cowok lain, sikap yang bahkan jarang kamu tunjukin ke aku! masi mau nyangkal Bry?" Emosi Nikki mulai tinggi, tak lagi memikirkan Aubry yang terdiam terpaku, berusaha keras menelaan tuduhan itu.

"Memangnya aku salah apa sih Bry? Apa kurangnya aku sama kamu hah?", Suara Nikki melemah, Bahunya terkulai, terlihat sangat lelah, bergulat dengan prasangka dan amarahnya disepanjang perjalanan Bandung-Jakarta.

"Aku bisa jelasin Nik, Bayu itu bukan siapa-siapa..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Nikki bangkit dan menuju pintu, jelas terluka mendengar nama laki-laki yang tak dikenalnya itu disebut. Bagaimanapun Aubry menyangkal, Nikki tidak akan percaya, terlebih HP Aubry sengaja dimatikan seharian kemarin, semakin menguatkan kecurigaannya.

"Udah lah bry, terserah kamu aja maunya gimana, aku capek.."

"Ternyata cewek-cewek populer itu dimana-mana sama ya..." sambungnya.

"Brakkkk,," pintu depan rumah kontrakan Aubry terhempas oleh angin pagi, mengiringi langkah Nikki yang menjauh, meninggalkannya sendirian yang termangu dengan tubuh gemetaran dan kepala berdenyut, terlalu shock untuk berkata-kata.

***

Aubry POV

"Ya ampun Aubry!!! bangun bry", suara Rana terdengar samar-samar ditelingaku, seluruh tubuhku kaku dan dingin, terlebih denyutan dikepalaku semakin menjadi-jadi, tapi aku benar-benar tak berdaya bahkan tak memiliki tenaga untuk sekedar membuka mata.

"TAMAAAA, FAJARRRR TOLONGIN!!!!", Teriakan Rana membuat telingaku sakit, langkah berderap dilantai membuatku menerka-nerka siapa yang berlari tergesa-gesa ini, perlahan tubuhku meninggalkan lantai yang dingin, berganti lengan hangat yang nyaman. Lalu pusaran hitam itu kembali datang, berputar-putar dan perlahan menelan kesadaranku.

***

"Dia kenapa Ran", Tio menatap wajah pucat pasi Aubry yang tergolek lemah di ranjang Rumah sakit.

"Nggak tau, waktu datang tadi pintu rumahnya nggak terkunci dan dia udah terkapar pingsan di Ruang tamu", Tio baru saja datang mendengar kabar Aubry dari Rana, sebelumnya Rana, Fajar dan Tama sengaja menjemput Aubry, hari ini ada beberapa kontrak Iklan yang harus diurus.

"Ibunya udah dikabari?" sambung Tio.

"Udah, mungkin ntar sore udah nyampek"

"Nikki udah dikasi tau Ran?", tanya Tama datar.

"Udah gue bbmin sih tadi, tapi nggak di read, di telfon juga nggak aktif"

Pintu kamar terbuka, seorang dokter muda dan dua orang perawat masuk untuk memeriksa keadaan Aubry, sudah 4 jam sejak Aubry di pindahkan dari IGD.

"Apa keluhannya selama ini?" Dokter ganteng ini membuat Rana salah tingkah.

"Penyakitnya selama ini sih cuma pusing dok, dan kalo udah masuk angin atau stress biasanya dia nggak sanggup berdiri dan bisa sampai pingsan", penjelasan Rana membuat kening dokter ganteng itu terkerut.

"Sudah berapa lama?"

"Dari kecil mungkin dok, saya nggak tau persisnya"

"Sudah pernah di CT scan?"

"Nggak tau dok, emang perlu ya?"

"Sakit kepala seperti itu tergolong tidak wajar, seharusnya ditangani dengan lebih serius, gejala seperti itu menjurus pada tumor atau kanker", ucapan dokter yang blak-blakan ini sukses membuat Rana, Tama, Fajar dan Tio melotot.

"Tapi belum tentu, hanya perkiraan sementara, saya tidak bisa memutuskan tanpa melihat keadaan didalam kepalanya"

Setelah memeriksa dan memberi sedikit penjelasan, Dokter dan para suster tadi keluar, meninggalkan mereka yang termangu sambil menatap sedih kepada Aubry.

Heiihooo, maaf postingannya lama, laporan bulanan menghambat inspirasi cyiiinn..

Vote pleaseee...

White MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang