6 - Best of The Best

870 26 4
                                    

        Setelah sebulan berlatih, disinilah kami berdesak-desakan di sebuah balai pertemuan umum yang terbilang sangat terawat dikotaku, antrean masih panjang dan kami semua masih tetap semangat walau berdiri dibawah terik matahari, perjuangan mau jadi artis berat juga ya,, batinku sambil terkikik pelan, ide menjadi artis sangat terasa aneh dikepalaku, aku hanya bermusik demi kepuasan pribadi sampai Rana menemukan bakatku dan menjadikan kami Sunshine. Sementara kami terus-menerus dihujani berbagai macam tatapan dari orang-orang disekeliling yang menurutku marasa tersaingi dan tidak suka kami mengikuti festival ini. Setelah lama mengantri akhirnya tiba giliran kami di meja registrasi, Rana mengisi formulir pendaftaran sementara kami berenam disuruh berfoto disebuah booth didekat aula utama. Kami dijadwalkan mengikuti babak penyisihan dihari kedua jam 9 pagi dengan pilihan lagu bebas.

***

       " Sudah siap?", seorang crew menanyai kami yang sedang memasang alat-alat band pribadi kecuali Tio, ngga mungkin juga dia bawa-bawa drum.

"Dua menit mbak", jawab Tama yang sedang menyetel gitar kesayangannya, sebuah gitar berliris hitam putih, Schecter Synister Gates, yang nama serinya diambil dari lead Guitaris Avenged Sevenfold, dia disponsori oleh Schecter Guitar Research sejak tahun 2004.

       Setelah semua siap, kami memberikan aba-aba, para juri lokal mempersilahkan kami dengan waktu maksimal 6 menit. Pilihan kami hari ini adalah lagu Fix You milik Coldplay yang telah di aransmen ulang sedemikian rupa, jadi lebih rumit tapi tetep kece untuk menonjolkan keterampilan kami masing masing namun tetap tidak menghilangkan taste nya yang asli. Sambil bermain aku memperhatikan para juri yang memasang wajah datar itu satu persatu, mereka sering menjadi juri pada festival-festival di kota ini. Sambil memeperhatikan kami dengan seksama mereka mulai menulis-nulis sesuatu di selembar kertas yang mereka pegang, menulis nilai pastinya. Akhirnya kami selesai dengan mulus, kebiasaan manggung membuat kami tidak grogi dan all out, band-band lain yang ikut menonton terdengar bertepuk tangan dan bersorak untuk kami, Tama tersenyum dan mengucapkan Terimakasih lalu kami turun dari panggung setinggi 20cm itu. Karena ini masih jam 10.30 dan hasilnya baru diumumkan jam empat sore nanti, kami  akhirnya memilih nonton dulu biar ngga bosan.

"Tunggu sebentar," seorang lelaki brewokan berumur sekitar 35 tahunan memanggil dan mendekati kami.

"Saya Dimas, tadi saya melihat kalian audisi, menarik! sudah biasa ngeband ya?" dari pertanyaannya sudah pasti dia bukan orang sini.

"Tama, iya kita uda biasa manggung mas", jawab Tama sambil menyalaminya memperkenalkan diri.

"Mau ngobrol diluar?", tawar mas Dimas kepada kami, dengan ragu-ragu akhirnya kami mengiyakan, di depan Balai pertemuan ini ada cafe yang cukup cozy buat ngobrol, jadi kami tinggal nyebrang aja.

"Kenalin mas, ini Tio Drummer, Angga Bassist, Aubry Guitarist, Fajar Keyboardist dan Rana manager kami yang paling imut", kami yang diperkenalkan nyengir bergantian.

"Ayo silahkan pesan, saya yang traktir," tawar mas Dimas ramah.

"Jadi saya ini bisa dibilang pencari bakat, saya suka datang ke audisi-audisi semacam ini untuk menemukan bintang-bintang baru",, jeda sebentar, mas Dimas memandang wajah kami satu persatu, tapi agak lama ketika melihatku. "Dan melihat kalian tadi, saya jadi tertarik mengorbitkan kalian", sambungnya. Mendengar penjelasannya Rana menahan nafas dan mulai ancang-ancang.

"Yang bener mas, bisa dong Sunshine jadi ngetop dan masuk TV?" tanya Rana tak tau malu.

"Ya bisa lah,, tapi kalian harus bisa meyakinkan produser di Jakarta dan punya lagu-lagu ciptaan sendiri yang cukup komersil, banyak band-band bagus di Ibukota, tapi mereka sekedar bagus membawakan lagu-lagu orang lain, lagu mereka sendiri ngga komersil dan ngga bisa menjadi hits, sehingga perlahan-lahan mereka meredup dan menghilang", jelas mas Dimas yang membuat kami semua menyadari kerasnya perjuangan menjadi Band yang di pandang di Ibukota, aku jadi teringat Ayah, benar semua yang dibilang Ayah.

White MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang