23 - Explanation

638 27 0
                                    

Disinilah Rana sekarang, di apartemen milik Nikki yang sudah tiga hari belakangan di tempati Jody sendirian. Dari cerita Jody, sejak kejadian malam senin kemarin di Bandung, Nikki memilih tinggal di rumah orang tuanya, menjauhkan diri dari teman-temannya dan kemungkinan kedatangan Aubry. Sepertinya Nikki benar-benar terluka oleh berita simpang siur yang di publikasikan infotainment itu.

"Kalo gue nggak bisa ketemu Nikki, gue nitip ini aja ya Jod", Rana melungsurkan sebuah paper bag yang berisi kado dari Aubry.

"Kado ulang tahun dari Oby buat pacarnya yang nggak punya hati", Jodi menaikkan sebelah alisnya menatap Rana yang terlihat ketus.

"Jaga mulut lo ya, temen lo tuh yang nggak punya perasaan, beraninya main belakang", Jody membalas ucapan Rana sama ketusnya, tak terima sohibnya dikatai nggak punya hati seperti itu.

"Apa lo bilang?" Emosi Rana mulai naik, cewek imut ini memang sangat gampang naik pitam.

"Emang bener kan? di siarin di infotainment pula, seluruh indonesia juga tau kelakuan Aubry"

"EHHH!!cGue jelasin ke elo ya, Oby cuma ketemu teman SMA nya di Butik itu, dan satu hal lagi, cowok itu udah married, jadi dia nggak mungkin flirting ke Oby, dan kalopun cowok itu flirting, gue yakin Oby bisa jaga diri dan hubungannya, Oby waktu itu cuma mau beli dress buat ngerayain ultah Nikki sekaligus mengambil kado tempahannya di mall itu" Nafas Rana memburu, seiring emosinya yang meluap-luap.

"Puas lo??? dan temen lo ngebuat sohib gue terkapar pingsan sampe masuk rumah sakit!!!!! Lo semua Brengsek!!!", Rana segera bangkit dan bergegas keluar, airmata yang ditahan-tahannya kini mengalir pelan di pipiny, menarik handle pintu lalu membantingnya keras di hadapan Jody yang diam mematung.

***

"Nik dimana?"

"..."

"Gue kesana ya, nggak lama koq, gue cuma mau ngasi sesuatu"

"..."

"Oke, 15 menit lagi gue nyampek"

Setelah mematikan sambungan telfon, Jody bergegas pergi menuju rumah orang tua Nikki, tak lupa membawa kado titipan Rana tadi.

Nikki terlihat kacau dengan kantung mata yang menghitam dan rambut berantakan, sepertinya lama tak mandi dan jelas kurang tidur.

"Kacau banget bro,," Jody menghempaskan badannya di ranjang kingsize Nikki, matanya tiba-tiba tertarik pada macbook yang sedang menyala terbuka, menampilkan slideshow foto-foto cantik Aubry. Menyadari arah pandangan Jody, Nikki langsung menutup macbooknya dengan keras.

"Santaiii Nik, gue nggak liat apa-apa koq", Jody nyengir bego, pura-pura nggak liat.

"Ngapain lo kesini?" Nada suara Nikki dingin, tampak tidak nyaman dengan kehadiran Jody.

"Oh iya, ini ada titipan", Jody meletakkan paperbag kado dari Aubry di atas amplifier Marshal milik Nikki yang teronggok disudut kamar.

"Hmm", Nikki menjawab dengan gumaman sambil menulis-nulis sesuatu di kertas, tampak tidak acuh dengan kado itu.

"Itu dari Aubry", seketika Nikki menoleh dan memandang Jody dengan tatapan tak terbaca. Ada luka tak kentara dimatanya.

"Gue mau ngomong sesuatu, gue harap lo ngedengerin sampai selesai dan jangan nyela, abis itu gue bakalan keluar dari sini", Nikki mengangguk kaku sambil melanjutkan tulisannya.

"Tadi Rana ke apartemen lo, nganterin kado  dari Aubry, dan dia sempat ngejelasin kejadian yang kita lihat di acara gosip tempo hari", Nikki terlihat menggenggam penanya lebih erat dan rahangnya seketika mengeras.

White MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang