Perasaan bahagia sepertinya betah bersemayam dihati Aubry, sejak tadi senyuman tak urung meninggalkan wajah cantiknya.
"Tidur kali by, grusak-grusuk gitu bikin pala gue pusing", Rana mengomeli Aubry yang sejak pulang tadi nggak ada tenangnya, sudah tengah malam dan mereka semua pasti lelah.
"Iya bawel! temen lagi seneng gini jangan diganggu ih", jawab Aubry sambil memukul pantat Rana dengan gulingnya, seketika Rana berbalik dengan sorot mata penasarannya.
"Jadi uda jadian kah?", to the point seperti biasa.
"Belom", jawabku malu-malu.
"Trus kapan?"
"Besok jam sepuluh mau diajak jalan-jalan sekalian kasi jawaban", Rana tersenyum lalu memelukku.
"Eccieeee, yang berbunga-bunga, gue tau by, status jomblo sejati lo bakalan berubah besok, gue hepi banget!", Rana pasti senang kalo sahabatnya ini senang.
"Tapi kalo dia bikin lo kayak dulu, yang tiba-tiba aneh dan pemurung, Tama dan lainnya bakal gue kasih tau, dan lo tau sendiri akibatnya gimana", Rana mengancam.
"Ih Rana apaan sih, ngga gitu juga kelleus, I can handle it all"
"Gue nggak mau tau", kata Rana kekeuh.
"Udah ah tidur, lo nggak mau besok kencan dengan mata panda kan?", sambung Rana.
"Iya sebentar lagi, lo duluan aja Ran", Aubry dan Rana kini memeluk guling masing-masing dan bersiap untuk tidur, tapi tiba-tiba Aubry teringat sesuatu dan menyambar Hapenya yang tercharger diatas nakas.
Di kliknya salah satu mesin pencarian di sana lalu mengetikkan sebuah kata yang tadi pagi sudah dihafalnya, Furosemide. Hanya beberapa detik loading dan semua pemaparan yang dibutuhkan langsung tertera disana, Aubry mengklik salah satunya dan membaca dengan teliti isi dari artikel tersebut. Ginjal, Sirosis, hipertensi, Jantung adalah kata-kata yang bisa dicernanya dari penjelasan panjang yang dibacanya itu, seketika tubuhnya gemetar dan fikiran buruk langsung menyergapnya, siapa yang sakit? Kenapa obat-obatan itu ada di lemari dapur Nikki, yang pasti bukan Nikki kan?
***
Aubry
Kuperhatikan lingkaran hitam yang dengan kurang-ajarnya menghiasi wajahku, pasti karena mataku baru bisa terpejam jam empat pagi dan terbangun jam 7.
"Dih,, mau kencan tapi matanya mata panda", Rana memperhatikan wajahku dicermin sambil geleng-geleng kepala.
"Nggak bisa tidur Ran", aku mengakuinya.
"Terlalu excited lo yaa..., tidur aja lagi kan jam sepuluh perginya? ntar satu jam lagi gue bangunin"
"Nggak juga, tapi ada sesuatu yang mengganggu fikiranku Ran, jadinya susah bobok", cengiranku membuat Rana menaikkan alisnya sebelah.
"Lo masi ragu-ragu mau jawab iya apa nggak gitu?", sekarang Rana duduk di tempat tidur belakangku.
"Ohh bukan itu, ada yang lain Ran, ntar kalo udah jelas aku pasti ceritain", aku bangkit dari kursi meja rias, menyambar handuk dan menuju kamar mandi.
"Ihh apaan sih by rahasia-rahasiaan sama gue", Rana berdecak sebal.
Setelah segar sehabis mandi aku menyantap sandwich isi nenas dan menyeruput susu coklat panas yang sudah dibuatkan Rana, cowok-cowok itu kini masih tertidur pulas di kamar depan, belum berniat sedikitpun untuk bangun pagi.
"Thanks ya Cintahhh", kataku pada Rana yang sedang menonton film kartun.
"hmmm", jawabnya tanpa menoleh.
"Kita punya timun nggak ya?", aku membuaka kulkas dan mengaduk-aduk isinya.
"Ya nggak ada lah, emang kita pernah belanja bahan makanan?", jawaban rana membuatku menepuk jidat.
"Hehehe lupa, kalo gitu aku ke swalayan dulu deh sekalian belanja", aku berlari kekamar untuk mengambil dompet dan memeriksa kondisiku, kaos pink pucat kebesaran dan celana pendek, tapi celananya nyaris nggak keliatan dibalik kaos kebesaranku, Nggak apa-apa kali ya kebawah kayak gini?, batinku.
"Aku belanja sebentar ya Ran, kalo Ibu telfon bilang aja aku lagi belanja, nanti di telon balik, Hpku lobet parah", Rana hanya mengangguk sambil cekikikan melihat adegan Tom and Jerry yang sedang kejar-kejaran, ni anak kalo lagi nonton lupa semuanya.
***
Semua bahan makanan yang seharusnya bisa kuolah dengan Rana kini sudah memenuhi keranjang belanjaku, Timun yang akan kugunakan untuk mengompres mata juga sudah teronggok manis disana. Masih jam setengah sembilan, tapi seharusnya aku sudah kembali keapartemen untuk bersiap-siap, karena masih pagi jadi tidak ada antrian dikasir.
"Aubry?", suara yang familiar itu sedang menyapaku, ketika aku membalikkan badan tampaklah Nikki yang sudah sangat rapi dan ganteng sedang melangkah kearahku. Matanya tampak tidak senang.
"Hei Nik, mau belanja?", tanyaku kikuk, kenapa mukanya ditekuk gitu.
"Cuma mau beli pulsa", katanya sambil berdiri disebelahku, menunggu kasir yang sedang menghitung belanjaanku, matanya menelusuri kakiku, membuatku malu setengah mati.
"Selesai belanja langsung balik ke apartemen dan pakai celana yang lebih panjang ya", dia berbisik lembut tapi begitu menusuk, membuatku menunduk malu.
"Iya", aku segera membayar dan langsung ngacir, merasakan tatapan matanya dipunggungku atau kakiku? aku tak tau yang pasti aku terburu-buru ingin sampai di apartemen, mana aku tau bakalan ketemu dia disana?
Brakk, aku membanting pintu dan berlari menuju kamar setelah meletakkan kantong belanjaan diatas meja makan. Kutelusuri pemandangan di cermin, memang celana pendek ini termasuk kependekan, tapi kan cecek-cewek disini udah biasa wara-wiri dengan penampilan yang lebih minim daripada ini, kenapa Nikki marah?
"Pelan-pelan bisa kali by", suara Rana terdengar dari luar.
"Kebelet Ran, ga tahan lagi" kilahku.
Segera kupakai celana Jeans yang baru kubeli kemarin dan memakai blouse rajutan warna kuning berleher V lengan panjang, aku terburu-buru karena melihat Nikki yang sepertinya sudah Ready to go. Masak dia duluan siap sih? Timun yang sudah kubelipun tak jadi kupakai.
"Ran, pakein concealer dong", kataku dari celah pintu, kulihat Rana segera bangkit menuju kamar, jari-jarinya yang telaten mengolesi krim concealer dan entah apa aku tak tau namanya dibawah mataku yang berwarna abu-abu. Dan hasilnya mata panda telah lenyap!. Rana memang jagonya make up, dan peralatan make-upnya terbilang lengkap, tidak seperti punyaku yang ala kadarnya.
"Nah, tinggal pake eyeliner dan lipstik udah cukup buat kulit bayi lo", Rana tersenyum memandangku lalu kembali ke depan TV.
Aku sudah siap, rambutku dikuncir ekor kuda dengan beberapa helaian rambut kubiarkan menjuntai bebas, Hari ini kencan pertamaku dan aku ingin tampil cantik, dan ini sepertinya sudah cukup lah ya? Jam tanganku menunjukkan masih setengah sepuluh, aku memutuskan untuk kebawah nyamperin Nikki. Semoga mukanya nggak ditekuk lagi kayak tadi waktu ngeliat aku pake hot pants.
Tadinya Chapter 16 dan 17 muncul terbalik, udah direvisi koq,
Happy Reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
White Melody
RomanceKisah cinta anak band yang berakhir duka.. Adakalanya sebuah lagu bisa mewakili perasaanmu dan kisah perjalanan cintamu...