PART 8

1.1K 105 9
                                    

Follow akun ku dulu sebelum baca pren~

Happy Reading
•••

Brak!

“Subhanallah!”

Kayla yang tengah asik dengan buku novel ditangannya menatap sang pelaku dengan berdecak. “Kenapa sih Za? Asal lempar barang aja.”

“Woah! Sorry Kay. Lagi kurang kerjaan gue.” Moza cengengesan tidak bersalah dihadapan Kayla.

“Kegabutan yang hakiki.”

Moza menghela nafas kasar. Dia ikut duduk disamping Kayla lalu menelungkupkan kepalanya diatas meja. “Gue bosen Kay.”

Namun Kayla diam tidak membalas.

“Bolos aja yuk Kay.” lanjut nya mengajak.

“Heh! Gila kamu Za.”

“Gapapalah Kay. Sesekali.”

“Dih gak mau! Sesekali nanti malah keseringan.”

Moza berdecak. Tangannya sengaja mengguncang tubuh Kayla dari samping. “Kayla, ayo!” gadis itu merengek seperti anak kecil.

“Ke perpustakaan aja gimana?” mata Kayla mengedar disetiap sudut kelas yang kini terlihat ramai. “Mumpung lagi free. Guru juga gak masuk.”

“Perpustakaan mulu lo. Suka banget lo disana? Mending ke kantin.” gadis itu sedikit menjauh dari Kayla.

Kayla menggeleng pelan. “Gak ada tempat ternyaman selain perpustakaan bagi aku Za.”

Moza terkekeh. “Satu dua nih lo sama Kak Alan. Bertapa didalam perpustakaan.”

“Gak juga sih. Aku ke perpustakaan cuma buat baca baca novel aja yang disediakan disana. Kalau Kak Alan kan belajar.”

“Sama aja dodol.” Moza mencubit gemas pipi Kayla hingga gadis itu meringis kesakitan. “Btw, gue kemarin ke gramedia dan gak sengaja liat ada novel yang lagi best seller banget.”

Mata Kayla berbinar mendengarnya. “Serius?!”

“Iyalah. Ngapain juga gue bohong.” Moza menjeda. “Lo mau kesana Kay?”

Terdiam sesaat, Kayla lalu mengangguk semangat. “Boleh. Nanti pulang sekolah. Bareng kamu ya Za?”

“Dasar. Masalah novel lo langsung semangat.” Moza terkekeh geli melihat tingkah Kayla yang begitu menggemaskan. “Pulang sekolah ya? Hmm boleh juga, Mumpung orang tua gue lagi pergi.”

Kayla tersenyum lebar mendengarnya. Ah, dirinya jadi tidak sabar.

__________

Dari kejauhan Alan memandang datar dimana dirinya melihat pemandangan Kayla dan Farrel yang kini tengah bercengkrama santai dipinggir lapangan basket. Hatinya seketika memanas melihat kedekatan mereka.

“Pandangnya biasa aja dong Bang.” Alfan yang baru datang menepuk bahu kembarannya namun segera ditepis oleh sang empu. “Kenapa? Cemburu lo.”

Alan menoleh. “Gak ada.”

“Heleh! Kalau punya perasaan jangan dipendam Lan. Ungkapin dong.” timpal Rendra yang juga ada disana.

Alfan mangut-mangut. Cowok itu lalu merangkul pundak Rendra. “Menurut lo si Farrel suka sama Kayla, Ren?”

“Bisa jadi.” balasnya dengan mengelus dagunya. “Tapi gue yakin banget kalau emang si Farrel punya perasaan lebih. Bisa dilihat dari sifatnya yang anti cewek sekarang malah lengket banget sama Kayla.”

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang