PART 20

961 77 26
                                    

Malam minggu lagi mblo!

Vote dan komennya ya plisss... Bnyak yg voment aku lanjut

Kalau sepi? Ya bakal lama...

***

Dua remaja kini tengah duduk santai dibelakang halaman rumah dengan ditemani sinar bulan. Angin menghembus membuat salah satu dari mereka memejamkan matanya.

“KOK PADA DIAM SIH?! NGOBROL DONG NGOBROL!!”

Suara teriakan dari Alfan membuat keduanya menoleh. Cowok itu kini tengah duduk diatas ayunan dengan memainkan gitar.

“Berisik!” balas Alan ketus. Cowok itu lalu menatap Kayla yang sepertinya nampak canggung sama seperti dirinya. Bedanya dia masih bisa menutupinya dengan wajah datar andalannya.

“Ah elah, gak seru lo berdua! Dulu kecilnya aja dekat, sekarang malah canggung gini.” Alfan kembali berujar. “Lo juga Bang, katanya kangen sama Aya.”

Iya, Aya yang dimaksud Alfan adalah Kayla. Adik kelasnya yang beberapa bulan ini menjadi murid di SMA Galaksi. Kedua cowok kembar itu awalnya cukup kaget, sebelum akhirnya dijelaskan oleh Yuda, selaku Ayah dari Kayla.

Alfan yang dasarnya mudah bergaul, tidak canggung sama sekali dengan Kayla. Berbeda dengan Alan yang memang sedari tadi diam.

“Ck, tau ah. Mending gue pergi aja biar kalian ngobrolnya leluasa.” lebih baik seperti ini. Lagipula perutnya kini sudah mulai berbunyi karena menahan lapar. Segera Alfan masuk kembali kedalam rumah meninggalkan Keduanya.

Suasana kembali hening. Mereka berdua saling diam hingga tidak lama Alan berdeham pelan.

“Kenapa gue baru sadar?”

“Hm?” Kayla menoleh tidak mengerti.

“Kalau lo itu Aya.” lanjutnya yang kini menatap dalam manik cerah Kayla.

“A—aku.” gadis itu tidak sanggup berkata. Dia bingung ingin menjawab bagaimana.

“Lo masih inget gue kan?”

“Masih Kak.”

“No, Kak!” bantah Alan tidak suka. “Panggil gue seperti lo panggil gue dulu.”

“R—rae?”

Perlahan bibir itu membentuk senyuman kecil. Dia suka panggilan itu. Panggilan khusus untuk Aya—nya. Sudah lama Alan tidak mendengar panggilan itu.

“Gue suka. Coba ulangi.”

“Rae?”

Tanpa aba-aba dan tanpa diminta, Alan langsung memeluk erat tubuh mungil Kayla. Melepaskan rasa rindunya yang selama ini dia pendam.

“Gue kangen. Janji sama gue buat gak pergi lagi Princess—nya Rae? Oke?”

Kayla tersenyum. Dia juga ikut membalas pelukan itu. Menumpukan dagunya di punggung Alan. “Aya janji.”

___________

“Mih, Alan pamit.”

“ALAN SARAPAN DULU!!”

Alan hendak keluar rumah menoleh mendapati Mamihnya yang kini tengah berkacak pinggang. “Alan udah telat Mih.”

“Enggak. Kamu tetap harus sarapan dulu!”

“Disekolah ya Mih?” Alan memelas dengan kaku. Sesekali melirik jam ditangannya.

“No! Lagian kamu kenapa sih buru-buru? Ini masih jam 6.20 loh.”

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang