PART 35

552 52 27
                                    

Halooo semuaaa... Aku balik lagiii..

Gimana? Masih ada stay? Atau udh bosen?

Kalian mudik kemna nihhh bestiee? Kalo aku mah dirumah aja Hahaha

Happy Reading kawan
<>

Pandangan Yudi datar. Kedua tangannya terkepal dengan nafas memburu menahan amarah.

Pria itu menemukan sepotong kertas dengan tulisan bertinta merah. Tentu saja hal itu membuatnya geram.

‘MATI! ANAK KAMU AKAN MATI! PERSIAPKAN DIRIMU SEBELUM SAYA BERTINDAK!’

Bruk!

“ARRRGH, SIALAN!”

“Sebelum itu terjadi saya yang akan membuat mu mati terlebih dahulu!” ujarnya menekan setiap kata.

Ruangan kerja yang tadinya terlihat rapih kini berantakan hanya dalam waktu sekejap. Yudi tanpa menghiraukan apapun melempar seluruh barang yang ada didalam sana hingga menimbulkan kebisingan diluar.

Brak!

“KAKAK!!”

Randu tiba-tiba saja datang mendobrak keras pintu dan betapa terkejutnya pria itu melihat pemandangan didepannya.

“Gila.” gumamnya menggeleng tidak habis fikir.

Langkah Randu mulai mendekati sang Kakak yaitu Yudi yang masih berusaha menahan amarah. “Apa-apaan sih kak?! Ngapain pakai acara rusakin barang kayak gini?! GAK GUNA!” ujarnya emosi.

“BACA!” tanpa menjawab ucapan Randu, Yudi segera menyodorkan kertas yang sebelumnya sudah dia remas hingga kusut. “BACA RANDU!!”

Randu menurut. Matanya dengan teliti membaca setiap rangkaian kata yang ada. Seketika pria itu ikut emosi persis seperti Yudi sekarang.

“Maksudnya ini apa Kak?!”

“Wibawa.” Yudi menatap kearah lain dengan tatapan tajam. “Pria itu benar-benar nekat sekarang. Dia sudah mulai bergerak bersama para bawahannya.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan? Apa harus kembali menyembunyikan Kayla lagi?”

Kepala menggeleng tidak setuju. “Percuma. Kekuasaan dia lebih besar dari pada kita. Lagian Kayla akan kembali tertekan jika kita kembali menyembunyikan nya seperti dulu.”

Benar. Beberapa tahun yang lalu Kayla hampir depresi karena terlalu lama dikurung oleh keluarganya yang overprotektiv didalam rumah. Namun akhirnya secara perlahan Yudi mulai menyadari dan memilih untuk berpikir ulang.

“Jadi sekarang kita harus apa kak?”

“Biarkan saja.”

“WHAT?!” Randu membelabak tidak percaya.

“Maksud kakak biarkan saja pria itu memulai permainan nya. Kita pantau. Dan jika keadaan tidak memungkinkan segera lakukan penyerangan.”

Lagi. Randu mengangguk mengerti. Pria itu mengikuti apa saja yang diperintahkan kakaknya.

“Soal pemeriksaan tadi, gimana keadaan Kayla?” tanya Yudi mengalihkan arah pembicaraan mereka.

Randu menghela nafas lalu menggeleng. “Kak, penyakit Kayla semakin parah.”

“Lalu bagaimana agar anak kakak kembali dengan keadaan sempurna seperti dulu Randu?”

“Cuma satu. Cuci darah. Tapi Kakak tahu bukan Kayla seperti apa? Cuci darah pun dia tidak rutin.” jelasnya kepada Yudi.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang