Haisshh! Makin kesini makin dikit aja yg vote nyaa...
Vote dong prennn sekalian komen buat ramein....
GRATIS KOK!! Gak dipungut biaya
Jadii plisss yaaa, bantu aku ramaikan cerita iniii sampai tamatt :((
Btw, ini part aku publish ditengah-tengah aku pts... Semangatinnn dongggg wkwkwk
<>
“Hilih! Cemen banget lo. Gitu aja tumbang.”
“Tadinya gue kira lo sekarat Fan sampai harus dibawa ke sini.”
Bugh!
“Sialan lo ya! Teman gak ada akhlak!” seru Alfan kesal. Melempar apel yang hendak dimakannya kearah Rendra yang duduk disofa tidak jauh dari brankar.
Untung saja buah apel itu ditangkap baik oleh Rendra yang langsung dimakan dengan santai. Namun matanya menatap remeh Alfan.
Sungguh menyenangkan melihat temannya itu begitu kesal.
“Pulang lo!” usirnya melotot tajam. “Liat muka lo bikin gue muak tau gak!”
“Nyenyenye. Orang sakit tapi banyak omong. Sakit bohongan itu kali?! Gak percaya gue.”
“Bodo amat. Terserah lo mau ngomong apa aja. Gak peduli gue.”
Alan dan Farrel yang melihat itu mendengus, memandang datar keduanya. Iya, diruangan ini hanya ada mereka berempat sedangkan Kayla dan Moza tengah berada dikantin membeli makanan.
Awal kedatangan mereka, Alan sebenarnya kaget saat Kayla kesini bersama Farrel karena memang mereka dahulu yang sampai duluan. Sedangkan Rendra dan Moza ada dibelakang.
“Kenapa bisa di kroyok gitu?” tanya Farrel yang mulai penasaran. Alfan tidak menjelaskan kronologinya secara detail. Rendra juga ikut menatap cowok itu sedangkan Alan, dia memilih untuk bermain ponsel.
Alfan mendapat pertanyaan seperti itu terdiam lalu berdeham sebelum menjawab. “Gue—”
“Gue apaan bodoh! Ngomong yang benar.” potong Rendra.
Farrel menoyor kepala Rendra kesal. Temannya itu seenak jidat memotong pembicaraan orang lain.
“Diam!” kata Farrel dengan nada dinginnya. Untuk sekarang sepertinya laki-laki itu tidak lagi dalam mode bercanda.
Rendra menciut. Apalagi melihat tatapan Farrel yang seperti nya ingin menerkam dirinya.
Terdengar suara decakan dari mulut Alfan. “Gini nih! Yang buat gue malas jelasin.”
“Elah! Gak usah baperan apa! Cepat jelasin!”
“Males!”
“Karena lo dia jadi baperan!” Farrel malah ikut menyalahkan Rendra yang membuat laki-laki itu semakin terpojokan.
“Dih! Salahin gue aja semua.” Rendra ngambek. Untuk melampiaskan rasa kesalnya dia menggigit kembali apel yang ada ditangannya.
“Berisik!” karena terganggu, Alan mulai bersuara. “Intinya dia di kroyok sama segerombolan preman.” jelasnya singkat.
“Maksud gue apa sebabnya?” ujar Farrel lagi.
Bukannya menjawab, Alan menggidikan bahunya acuh. Ah, lebih tepatnya tidak tahu. Karena Alfan tidak menceritakannya secara lengkap.
“Dih! Kakak adik sama-sama ngeselin banget.” cetus Rendra membuat atensi si kembar menatap kearahnya.
“Ngomong apa lo?!” kata Alfan nyolot. Kembali dia bersiap melayangkan sesuatu yang ada didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN [END]
Teen Fiction[Follow akun ku dulu sebelum baca] Don't not plagiat ❌ ________ Namanya Alan Raefal Prasatya. Ketua Osis SMA Galaksi yang slalu menjadi sorotan kaum perempuan. Menjadi incaran guru agar slalu mengikuti olimpiade yang sering diselenggarakan. Satu ra...