PART 37

505 37 7
                                    

Malam guys

Malam ini aku up lagi:)

Semoga masih pada nunggu cerita ini ya...

Happy Reading all😉

***

Jika seorang cowok sudah merasakan yang namanya cinta, tentu dia akan menjaga dan melindungi seseorang yang dia sayang.

Selain sang Mamih ternyata Alan juga menyayangi Kayla. Atau mungkin mencintainya juga?

Entah sejak kapan rasa itu datang. Dan semenjak itu Alan bertekad akan menjadi perisai Kayla. Melindungi segenap jiwa raganya yang akan dia keluarkan.

Pengawal dan seorang putri.

Seperti itulah gambaran mereka yang orang-orang lihat sejak mereka masih dini.

Dan sekarang Alan sedang menatap sendu wajah pucat Kayla yang terlihat damai tidurnya. Mendengar gadis itu yang sedang sakit membuatnya bertekad untuk mengunjunginya setelah pulang sekolah.

Tangan kekarnya mengelus lembut pipi tembam gadis itu. “Cepat sembuh, cantik.”

“Gue sakit lihat lo kayak gini, Ay.”

Alan terkekeh hambar. “Lemah banget gue.” katanya pada diri sendiri.

Detik berikutnya cowok itu lebih memilih untuk mengelilingi kamar Kayla. Kamar yang di dominasi oleh warna hijau juga ada gambar keroppi disetiap sudutnya.

Benar-benar secinta itu dia kepada keroppi.

Ah, perlu diingat jika didalam hanya ada mereka berdua. Alan dan Kayla. Tapi tenang, pintu kamar tidak ditutup agar berjaga-jaga bila sesuatu terjadi.

Tidak sengaja mata Alan menangkap sebuah buku di meja belajar. Buku dengan cover warna berwana hijau. Cowok itu tersenyum geli kala mengingatnya saat dirinya menemui buku ini disekolah.

“Rae.” pergerakan Alan yang akan membuka setiap lembarannya terhenti kala mendengar suara lemah itu.

Tanpa berlama dia langsung berbalik dan menatap Kayla yang sudah terbangun. Cowok itu langaung menampilkan senyum lembutnya.

“Kenapa hmm?”

“Minum.”

Walau suaranya yang terdengar pelan namun Alan tetap memahami nya. Segera dia dengan telaten membantu Kayla duduk dan memberikannya minum.

“Udah?”

“Makasih.”

“Its okey.”

Keheningan menyelimutinya mereka berdua. Alan yang sibuk memandangi wajah Kayla dan Kayla yang sibuk dengan pikirannya.

“Hey, jangan melamun.” tegur Alan melihat Kayla yang terus berdiam. “Kenapa? Mau cerita?”

Kayla menggeleng kecil seraya tersenyum. “Rae?”

“Iya, kenapa? Mau minta apa?”

“Kenapa bisa ada disini?”

“Gue?” katanya menunjuk dirinya. “Ya jenguk lo lah. Apalagi?” lanjutnya dengan cepat.

“Tahu darimana aku sakit?”

“Moza.”

“Mulut ember, dasar!” gerutu Kayla kesal. Mulut temannya itu memang tidak bisa diajak berkompromi sekali.

“Gapapa. Lagian kalau dia gak ngasih tahu gue juga gak bakal tahu kan?” Alan mengusap peluh keringat yang membasahi dahi gadis itu.

Kayla diam tidak menjawab. Pikirannya tiba-tiba saja berpusat pada sang senior yang kini sudah menjadi pacarnya hampir sebulan ini. Farrel. Iya, nama itu yang terlintas.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang