ALAN [END]

PART 19

Selamat malam minggu mblo....

Lma nih gk up.. Semoga suka

****

Komen kalau bnyak typo ya..

Happy Reading
•••

Hari demi hari berganti. Beberapa hari ini, Kayla sudah kembali sekolah setelah dua hari gadis itu berada dirumah sakit.

Randu, Om nya itu sangat protektif. Padahal luka lebamnya itu tidak terlalu parah namun pria itu mengancamnya.

Dan disinilah dia sekarang. Didekat lapangan basket yang terlihat ramai. Tentu bersama dengan Moza. Sabahat yang slalu ada buat Kayla apapun keadaannya.

“Hari ini sekolah kita tanding Basket, ya?” tanyanya lugu kepada Moza.

“Oh, jelas dong. Sekolah kita lawan SMA Bakti. Gue yakin sih sekolah kita menang lagi kayak tahun kemarin.”

“Kamu kayaknya semangat banget!” Kayla terkekeh pelan. “Mau semangatin Kak Rendra ya?”

Bola mata Moza melotot horor. “KAYLA KENAPA NGOMONG GITU? ENGG—Hmmmp.”

“Ssstt! gak usah teriak bisa? Maulu tau diliatin banyak orang.”

Moza melepaskan tangan Kayla yang berada dimulutnya. Gadis tomboi itu berkacak pinggang. “Lo mau buat gue mati, huh?!”

“Enggak ya! Nanti kalau kamu mati aku temanan sama siapa?”

“Setan!” balas Moza asal. Dia terlanjur kesal dengan Kayla. Haissh! Tapi sekesal-kesalnya, dia tidak bisa marah terlalu lama.

Kayla itu terlalu menggemaskan.

Suara riuh membuat atensi keduanya menoleh. Ditengah lapangan sudah ada tim Alfan dan juga tim sekolah SMA Bakti. Alfan bersitatatap pada kapten lawan.

Iya, pertandingan antar sekolah ini diadakan disekolah mereka. SMA Galaksi.

“Kali ini lo bakal kalah, Alfan.” ucapnya membuat Alfan terkekeh sinis.

Apa katanya? Kalah? Oh, itu jelas tidak mungkin. Tidak ada yang bisa menandingin seorang Alfan.

Camkan itu. Tidak ada!

“Gak usah belagu. Kita liat siapa yang menang. Lo. Atau gue.” tekannya lalu membuat formasi dengan teman setim.

“Harus menang lagi ya kita kali ini!” uhar Rendra pada Alfan dan Farrel dibalas anggukan mereka. Alan? Cowok itu tidak ikut pertandingan dikarenakan harus fokus pada olimpiade yang akan beberapa hari lagi dilaksanakan.

“Yooo! So pasti!” serunya semangat.

Suara pluit terdengar mengawali permainan mereka. Para murid berteriak histeris menyemangati para penggemar mereka tidak sekalipun dengan Moza yang tidak mau tertinggal.

“Aaaaaa! Kak Rendra semangat!”

“Kay, lo kasih semangat juga dong buat Kak Farrel!” lanjutnya lagi.